19. gemuruh badai itu adalah aku

60 14 1
                                    

Tidak semua orang beruntung.

Memiliki segalanya di hidup mereka, tempat tinggal yang nyaman, keutuhan, rasa tentram, dan terpenting jauh dari segala macam keruwetan. Kyuhyun tidak bisa merasakannya. Dia sejak lahir ke bumi, harus menerima nasib bahwa dia harus hidup sangat keras. Di kehidupan yang penuh kemunafikan, Kyuhyun berjuang di antara dua tangan kecilnya.

Mereka tinggal di rumah yang gelap gulita, rumah bawah tanah. Kyuhyun kecil hanya ingat sebagian memori di rumah itu. Masa kecilnya dilalui dalam gelap dan hanya ditemani nyanyian Ibunya. Kyuhyun selalu senang kalau Ibunya mengajak dia ke taman kota, sekadar menarik napas dari pengapnya ruangan bawah tanah dan menemui matahari yang bersinar nyata.

Cahaya yang tidak akan pernah masuk ke rumah mereka. Kyuhyun kecil punya sifat penakut. Kyuhyun takut serangga. Kyuhyun takut jatuh. Kyuhyun takut temannya yang berbadan besar. Kyuhyun takut suara keras. Meski berada di ruangan terbuka, Kyuhyun hanya mau Ibunya. Hanya memegang tangan Ibunya selagi dia mengamati. Ruang terbuka ini penuh warna-warni.

Mirae mendorongnya agar berani. Agar dia mau menjauhi Ibunya sedikit saja, dahulu Kyuhyun pikir Mirae ingin dia tidak lagi menjadi bocah penakut yang suka menangis. Tapi semakin besar Kyuhyun tahu, Ibunya butuh ruang untuk menjauh.

Semakin sering ke tempat ini Kyuhyun semakin mudah bergaul. Perlahan Kyuhyun mulai menaiki undakan tangga, turun dengan perosotannya, tertawa tanpa suara keras, sembari melambaikan tangan pada Mirae yang duduk jauh di sana. Mengatakan bahwa dia suka di tempat ini.

Kyuhyun hanya punya waktu sebentar untuk bermain dan merasakan cahaya itu ada sebelum kembali ke rumahnya yang gelap. Di sana, berbekal nyanyian Mirae, Kyuhyun bisa tidur lelap tanpa banyak mimpi buruk.

Hanya satu mimpi buruk Kyuhyun. Ayahnya.

Cho Taekhyun adalah seorang mandor pekerja bangunan. Jarang pulang kalau sedang banyak proyek lapangan, hanya sesekali menelepon Mirae melalui si pemilik ruangan ini, berkata uang akan dikirim.

Taekhyun bukan ayah yang baik. Setidaknya di dalam sisa memori yang Kyuhyun ingat, Taekhyun tidak pernah terekam berusaha menjadi ayah yang hangat dan selalu memeluknya. Taekhyun hanya ayah yang datang untuk mencumbu Mirae dan pergi begitu subuh datang. Kyuhyun hanya ingat sedikit soal Taekhyun yang mengusap kepalanya, sebentar lalu berkata panjang pada Mirae bahwa dia tidak akan pulang lagi.

Walau begitu, Kyuhyun merasa dia tidak hidup selayaknya. Kyuhyun tidak hidup di bawah atap yang nyaman, dapat pelukan yang hangat dan utuh, tidak makan dengan semestinya. Pekerjaan Taekhyun yang membawa keretakan di dalam rumah ini nyatanya tidak memberikan efek apa pun. Mereka tetap miskin. Meski begitu, Taekhyun tetap pergi merantau. Entah ke mana.

Terus. Berulang kali. Kyuhyun ingat kalau kejadian itu agaknya bertahan hingga dia 8 tahun dan Kyuhyun mendapatkan seorang adik. Mi Do yang cantik lahir ke dunia. Wajahnya rupawan, pipinya kemerahan, Ibu bilang bahwa Mirae adalah anugerah yang diberikan Tuhan pada mereka.

Kyuhyun ingat Ibunya menangis saat melahirkan Mi Do di rumah bawah tanah itu. Entah tangisan bermakna apa. Yang Kyuhyun ingat kalau Mi Do memang secantik itu sejak kecil.

Kenyataanya hidup tidak banyak mengalami perubahan. Hidup mereka masih miskin seperti sebelumnya. Bahkan saat Mi Do lahir, Ibunya harus berutang di sana sini demi membayar susu Mi Do yang harganya cukup mahal. Kyuhyun masih sekolah, tapi setiap pulang dia akan diajak Mirae untuk membantunya mencuci piring di belakang restoran ayam dekat rumah. Mirae menggendong Mi Do di belakang punggung dan Kyuhyun akan membantu Mirae mencuci, setidaknya sampai dia lelah.

Kyuhyun akan tidur siang menumpang di restoran selagi Ibunya bekerja terus menerus. Sekali lagi, di dalam memori Kyuhyun, Taekhyun tidak pernah muncul dan memberikan efek apa pun. Tidak pula membuat keadaan menjadi lebih baik.

Amin Paling Serius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang