09. gerimis dan petir bisa bersama

93 16 6
                                    

Cuaca lebih terik hari ini, mungkin matahari tahu kalau akan ada segerombolan orang hendak berlibur di akhir musim panas. Ternyata sudah hampir selesai saja musim yang menurut Kyuhyun spesial karena ada 4 matahari. Akomodasi untuk perjalanan kali ini disponsori oleh Heechul yang memang terlahir kaya sejak zigot, dan harus menjadi sponsor terpaksa atau liburan kali ini gagal. Toh, Heechul hanya membiayai akomodasi perjalanan saja. Sisanya, Ja Sung sudah persiapkan.

Yang akhirnya berangkat menuju villa keluarga Go adalah Kyuhyun dan Mi Do (tentu saja), Heechul yang merasa sudah dianggap keluarga oleh Ja Sung (karena dia memegang kartu As pria itu), dan terakhir Juhyun bersama Jingook. Pria itu tidak akan membiarkan putrinya bersama banyak pria tanpa di bawah pengawasannya.

Kyuhyun melirik Juhyun hari ini, sebuah long dress hijau sage bermotif keseluruhan adalah bunga, dengan sandal cokelat bohemian yang menjadi membuat penampilannya cantik. Hanya butuh satu kata untuk menyimpulkannya : cantik.

Heechul mengklakson. "Silakan! Tuan Han, Anda di depan dengan saya saja. Di belakang nanti tergencet."

Juhyun mengangguk pada Ayah dan membukakan pintu untuk Ayahnya duduk. Usai menaruh barang di bagasi, posisi duduknya menjadi aneh di mata Mi Do. Dia di tengah antara Kyuhyun dan Juhyun, padahal bukan ini yang dia mau.

"Kakak, aku sempit."

"Ya terus?" Kyuhyun menjawab datar.

Mi Do melirik Juhyun yang tidak sedikit pun bersuara dengan Kakaknya sejak tadi, hanya menatap jendela mobil saja. Dia menghela sabar, liburan ini akan panjang.

Heechul berdiskusi soal musik dengan Tuan Han di sepanjang jalan masuk ke tol, mereka memilih jalan tol supaya tidak terlalu macet nanti siang. Sebuah diskusi alot yang terdengar menyenangkan untuk pendengar di belakang. Mi Do tetap berusaha menggeser posisi Kyuhyun yang tinggi besar.

"Harusnya aku ikut dengan Ja Sung," guman Mi Do.

Kyuhyun mendelik. Bombastic side eyes. "Apa kau bilang? Enak saja kau pergi berduaan dengan dia."

"Kakak itu terlalu mengekang. Kakak kenal Ja Sung sudah lama."

"Walau begitu, aku ini laki-laki, aku tahu isi otaknya!"

Mi Do masih bergumam sebal. "Tidak semua pria menyebalkan seperti Kakak."

"Apa?!"

Juhyun diam-diam tertawa. Bukan soal karena pertengkaran ini terdengar menyenangkan, melainkan karena ucapan Mi Do sangat sesuai isi hatinya.

Mi Do masih tetap mendumal. "Kakak itu datar seperti jalan tol."

"Hati-hati kalau bicara, Adik. Kita sedang di tol." Heechul dengar semua pertengkaran di kursi belakang. "Kalau sampai kecelakaan-"

Belum sempat ludah tertelan, mobil Heechul harus membanting stirnya ke arah kiri dan menginjak rem sekuat tenaga. Tubuh mereka terpental ke depan, Mi Do hampir saja menyundul ke depan kursi kalau bukan lengan Kyuhyun yang menghalanginya.

Seisi mobil terdiam, menetralkan jantung.

"Kau baik-baik saja?" tanya Kyuhyun panik menoleh pada Mi Do sekarang.

Heechul membalikan badan melihat kondisi semua penumpang. "Tuan Han? Oke? Kalian di belakang oke?"

Jingook menoleh untuk melihat putrinya. "Juhyun kau baik-baik saja?"

Juhyun mengangguk meyakinkan.

Kyuhyun mencoba memegang lengan Mi Do. "Kau mau muntah? Katakan, kepalamu sakit? Apa matamu buram?"

"Ah, Kakak! Aku baik-baik saja."

Kyuhyun bernapas lega. Di depan sana, Heechul keluar dari mobil untuk memarahi mobil yang mendadak berhenti di tengah jalan membuatnya harus membanting stir karena posisi mereka membahayakan. Tidak hanya dirinya, ada beberapa mobil di belakang turut keluar untuk memastikan kondisi.

Amin Paling Serius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang