07. seoul park music festival (2)

75 15 6
                                    

"Choi Seokhoon!"

Pria berkemeja rapi itu menolehkan kepalanya ke belakang mendengar seseorang memanggilnya. Juhyun setengah mengejar. Kini, mereka berhadapan.

Seokhoon tersenyum manis. "Kau berangkat cepat, tidak terlambat lagi."

Juhyun terkekeh canggung. "Begini, aku mau bicara serius."

Seokhoon mengernyitkan dahi. "Tentang apa?"

"Festival musik. Aku minta maaf, aku tidak bisa datang bersamamu."

Si pria tertegun di tempat.

Juhyun menyatukan tangannya memohon maaf di dada. "Aku serius menyesal dan minta maaf. Aku diajak temanku untuk membantunya membuka stand di festival itu, aku tetap datang tapi aku tidak bisa menemanimu untuk menikmati konsernya. Maaf."

Seokhoon mengulum bibirnya kecil. Matanya menyipit manis. "Tidak apa-apa. Kau akan bukan stand makanan? Kedengaran menyenangkan, apa menunya?"

"King Mango Thai," Juhyun menjelaskan dengan semangat.

"Oh minuman luar negeri. Terdengar segar. Aku jadi tidak sabar melihatmu berdagang."

"Hei kau ini." Juhyun menepuk lengan Seokhoon jahil. "Kau tidak marah kan? Aku sungguh menyesal aku tidak bisa menolak permintaan temanku itu, Hoon. Sungguh aku minta maaf."

"Iya, iya. Berhenti meminta maaf. Aku akan ajak yang lain, aku rasa Senior Chou tidak sibuk untuk menemaniku datang menonton konser."

"Kau belum membeli tiketnya bukan?"

Seokhoon menggeleng.

Juhyun bernapas lega. "Syukurlah. Terima kasih, Hoon. Oh ya jangan lupa kunjungi standku nanti ya. Aku duluan."

Seokhoon melipat wajahnya setelah itu. Dia sudah memesan tiket untuk dua orang.

Tetapi Juhyun serius akan membantu Kyuhyun dalam memasarkan minuman khas negara asing tersebut ditambah sosis bakar yang dijamin sesuai untuk minuman segarnya. Terlebih dia belum pernah membuka stand makanan, setiap tahun dia hanya datang dan menikmati konser saja. Tahun ini akan berbeda sekali. Juhyun tidak sabar.

Di lain sisi, Kyuhyun sudah mempersiapkan banyak mangga untuk acara stand yang akan dibuka sejak sore hingga malam hari. Memang puncaknya malam, tapi Kyuhyun rasa dia tidak akan buka sampai semalam itu. Dia punya Adik yang tidak boleh begadang. Walau usia Mi Do sudah 22 tahun, tapi Kyuhyun masih menganggapnya anak di bawah umur. Harus tidur tepat waktu.

Dua pria dewasa itu tengah sibuk membersihkan gelas juga blender yang akan digunakan untuk hari esok. Heechul memperhatikan Kyuhyun diam-diam, sebuah tindakan yang mencurigakan.

"Apa? Kalau mau bicara bilang."

Heechul malah tertawa. Kyuhyun acuh tak acuh.

"Tetangga sebelah."

Kyuhyun mengernyitkan dahinya, berusaha memahami ke arah mana obrolan ini akan dibawa. Heechul masih mengusap-usap gelasnya.

"Tetangga sebelah benar orang yang kau temui 6 tahun lalu?"

"Iya."

"Kakek tua itu-dulunya sutradara?"

Kyuhyun berdeham sekali lagi.

Heechul takjub seketika. "Wah, aku tidak sangka akan bertetangga dengan artis."

"Bukan artis."

"Tapi, Kyuhyun, Kakek tua itu dulunya yang menciptakan banyak judul film terkenal tahun 80-an. Kau ingat film yang kita tonton zaman SMP, judulnya Wanted?"

Amin Paling Serius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang