Gadis berparas cantik itu menyingkap gorden jendela kamar tuan muda Felix yang masih tertidur di atas tempat tidurnya dengan di balut selimut.
Cahaya matahari menembus masuk dan mengusik Felix dalam lelapnya. Berdecak kesal karena kantuk masih menguasainya saat ini. "Sialan. Bisa kau tutup saja! Aku masih kantuk" ketusnya dengan mata terpejam dan lekas menarik selimut menutupi wajahnya.
"Maaf tuan, cahaya mentari pagi bagus untuk kesehatan anda, akan lebih baik jika anda bangun dan terkena sinar matahari langsung" sahut Charlotta sopan.
"Berani menasehati ku?!" Bentak Felix menyibakkan selimutnya dan menatap tajam pada Charlotta.
"Bukan begitu tuan. Saya hanya ingin melakukan hal yang terbaik untuk anda, semalam saya sedikit mempelajari untuk merawat anda dalam keadaan saat ini. Saya tidak bermaksud lain" ucapnya terlampau sopan sembari menunduk.
Lama-lama Charlotta sudah terbiasa dengan perdebatan yang di ciptakan oleh tuannya, Charlotta sedikit-sedikit mulai menerima akan ucapan kasar Felix.
Felix kembali berdecak kesal dan berniat untuk bersandar dan lekas Charlotta menghampiri lalu membantu Felix untuk bersandar pada dinding headboard ranjang.
"Saya akan menyiapkan air hangat untuk anda tuan" ucap Charlotta dan tak mendapatkan respon apapun dari tuannya, lekas Charlotta masuk ke kamar mandi.
Selesai membersihkan diri tuannya, Charlotta sibuk menyuapi Felix dengan posisi duduk di kursi rodanya di rooftoop kamar menghadap matahari.
Sebelumnya Felix sempat menolak untuk berada di sana, namun Charlotta terus menerus memberanikan diri dengan alasan untuk kesehatan tuannya.
Mau tak mau Felix terpaksa menurut dan malas untuk memperpanjang perdebatan mereka karena Charlotta terus menjelaskan apa yang ia ketahui dari buku yang ia baca dari perpustakaan paviliun.
Sibuk menyuapi Felix, sedangkan sang empu terbagi fokus untuk membaca buku dan mengunyah sarapan bubur.
Tinggal menyisakan beberapa suap saja, kini Felix menolak untuk melanjutkan suapan berikutnya di karenakan ia tak terlalu suka bubur.
"Tinggal sedikit lagi tuan" seru Charlotta sembari menyodorkan sendok ke mulut Felix, namun ia mulai kesal kembali karena Charlotta terus saja berusaha menuruti perintahnya.
"Kau pikir aku bayi!?" Kesal Felix yang tertahankan sejak tadi. "Jangan memaksaku sebelum aku benar-benar marah" ancamnya.
"Baiklah tuan, maafkan atas kelancangan saya" ucap Charlotta sopan lalu meraih lap untuk mengelap mulut Felix.
Siang ini, Felix meminta Charlotta membawanya ke paviliun. Ia duduk dengan santai di sofa yang tersedia di sana sembari memegang buku yang ia baca.
Cemilan ringan dan secangkir teh menemaninya di kala fokus dengan kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELIX ZEKALION✓
Fanfiction𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓 Setelah Felix mendapat musibah yang membuatnya lumpuh sementara, dan harus melakukan apapun dengan mendapatkan bantuan dari seseorang ketika melakukan hal apapun. Charlotta gadis lugu yg harus bekerja karena ayahnya yang memaksanya, mau t...