Chapter 9

6.6K 211 2
                                    


⚠️ WARNING ⚠️
  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mengobati Tata, mereka memesan mie ayam diwarung bang Andi. Kali ini Tata dapat makan dengan tenang, Ero pun anteng - anteng saja dari tadi.

Meja digebrak Vano yang baru datang menghampiri mereka. "Makin lengket aja!" sentaknya dengan nada jahil. Diikuti dengan Aji dibelakangnya yang hanya diam, lebih tepatnya melirik Ero takut.

Ero menatap tajam Vano yang duduk disebrangnya, "Lo mau gue geprek kayak Aji, hm?" sahutnya tenang.

Sedangkan Tata mengernyitkan dahinya. "Mata Aji kenapa Er? Kok lebam?" sebenarnya dalam hati, Tata ingin meledakkan tawanya melihat tampang Aji dengan mata kiri yang lebam keunguan, tampangnya sangat buruk.

"Muka jelek, mata kayak bajak laut." hina Tata yang tentunya dalam hati.

"Habis digeprek sama Ero gara-gara dia juga lo di bully tadi," bukan Ero yang menjawab, melainkan Vano seraya menatap Aji yang hanya diam sambil memainkan ponselnya.

Mendengar itu, Tata mengernyitkan dahinya. Vano yang peka pun kembali menjelaskan, "Dia yang ngasih lem ke Ken buat ngerjain lo."

Aji yang mendengar itu hanya memasang tampang tak bersalah. "Ajianjing emang!" batin Tata geram.

"Oh gitu, tapi Aji lucu juga matanya item gitu tapi sayang cuma sebelah," tutur Tata dengan wajah polos.

"Gimana kalo gue buat yang satunya item juga," lanjutnya, dan tak disangka ia mengambil telur rebus yang ada dimeja dan melemparnya sekuat tenaga tepat mengenai mata kanan Aji.

"TATA BANGSAT!" Aji menggeram kaget dan berteriak pilu memegang mata kanannya terasa sangat sakit, bahkan ngilu juga perih secara bersamaan.

Ero dan Vano tercengang, tak mereka sangka Tata kini sangat berani.

"Heh! Lo keterlaluan Tata!" seketika tersadar, Vano membentak Tata, tak terima melihat Aji sampai terduduk dilantai memegangi matanya. Bahkan dapat mereka lihat Aji sudah merintikkan air matanya sembari mengeluarkan banyak umpatan.

"Yes I am, and I don't give a fuck!" Tata berdiri dari duduknya, lalu menunjuk Aji yang meringkuk dilantai.

"Dan buat lo anaknya Supriadi, ini peringatan dari gue!" setelah mengucapkan itu, Tata beranjak dari sana, tak lupa mengedipkan sebelah matanya kepada Ero yang masih mencerna apa yang Tata lakukan.

Dimulai dari Tata yang berani melawan, umpatan gadis itu, dan apa yang ia lakukan kepada Aji. Gadis itu hari ini benar - benar sesuatu, pikir Ero.

"AWAS LO BITCH!" teriak Aji kepada Tata yang sudah agak jauh dari mereka, emosinya meletup - letup, ia tak terima direndahkan seperti ini.

Tanpa berbalik Tata mengangkat tangan kirinya ke atas dengan jari tengah yang mengancung tinggi, "MY MIDDLE FINGER IS LIKE YOU!"

Melihat itu, diam - diam Ero tersenyum miring, Tata-nya hari ini benar - benar memukau.

Vano geleng - geleng, "Kayak bukan Tata anjer!" ia meringis ngeri melihat punggung Tata yang kian menjauh  dan wajah kesakitan Aji dengan bergantian.

"Cih, gue ngga peduli mau dia berubah jadi liar kayak gitu, pokoknya dimata gue dia tetap si lemah," balas Aji menggebu-gebu dengan tangan kiri yang terkepal erat.

Ia semakin tak menyukai gadis itu, rasa bencinya kini meledak-ledak. Ero yang mendengar itu hanya menatap datar keduanya.

Sedangkan ditempat lain, kini Tata memasuki pintu yang menghubungkan taman belakang dengan jalan menuju warung bang Andi.

"Bodoh bodoh bodoh! Apa yang aku lakuin, ih! Sok berani banget aku," Tata terus meruntuki dirinya.

"Apa-apaan tadi itu? Jari tengah? Umpatin Aji? Arghhh! bakal digiling sama si Aji ntar," Tata terus merengek menghentak - hentakkan kakinya ditaman belakang.

Untung saja keadaan taman kali ini sepi, jadi tidak ada yang melihat tingkah Tata yang merancau tak jelas dengan mengacak rambutnya frustasi.

Setelah dirasa cukup tenang, Tata melangkahkan kakinya memasuki kawasan sekolah, ia mengerutkan keningnya melihat sekolah mulai sepi.

"Dipulangin lebih awal kali yah? Kan tadi guru rapat tuh," batinnya sembari terus menelusuri lorong - lorong kelas.

Tata memasuki kelasnya yang kosong dan hanya tersisa tasnya. "TATA!" gadis itu merotasikan matanya mendengar suara yang sangat familiar memanggilnya.

"Aku dari tadi nyariin kamu! Btw aku udah laporin apa yang kamu lakuin hari ini ke papa mama," Tata yang mendengar itu langsung berbalik menatap tajam gadis menye dihadapannya ini, siapa lagi kalau bukan Tyara.

"Maksud lo apa?" Tata berusaha merubah rautnya menjadi santai.

"Aku laporin kamu ke mama papa biar kamu dihukum ! Jadi cewek kok kasar banget, " balas Tyara tersenyum angkuh.

Mendengar itu Tata berdecih, " Iya deh yang semalam nginap di apart Ero, jadi cewek kok liar banget," Tata tersenyum miring melihat wajah Tyara yang memucat.

Tata mengambil tasnya yang berada dimeja, "Btw rasa wine enak ngga? Gue belom pernah nyoba soalnya," Tata menunjukkan foto saat Tyara meneguk botol wine, membuat wajahnya semakin memucat.

Foto yang sempat Tata ambil saat Tyara mengadakan pesta dirumahnya. "Sisa kirim ke bokap nyokap nih," Tata bersenandung ringan meninggalkan Tyara yang mengepalkan tangannya.

________________

[ Tata : My middle finger is like you! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Tata : My middle finger is like you! ]

𝓈𝓌𝒾𝓅𝑒 𝓊𝓅 𝓉𝑜 𝒸𝑜𝓃𝓉𝒾𝓃𝓊𝑒 𝓉𝒽𝑒 𝓃𝑒𝓍𝓉 𝓈𝓉𝑜𝓇𝓎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓈𝓌𝒾𝓅𝑒 𝓊𝓅 𝓉𝑜 𝒸𝑜𝓃𝓉𝒾𝓃𝓊𝑒 𝓉𝒽𝑒 𝓃𝑒𝓍𝓉 𝓈𝓉𝑜𝓇𝓎

______________________

Hai Dear !💋
What do you think about this chapter ? Sorry part ini sangat pendek hehe
Jangan lupa untuk vote dan koment ya !
Banyak ungkapan dan adegan kasar ⚠️ Tidak untuk ditiru !
Be wise in reading and commenting dear ❤️

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang