Chapter 35

3.3K 136 91
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ero mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. "Gue udah pernah coba tawarin tinggal ditempat lain, bukan sekali dua kali tapi berkali-kali. Bang Jarka dan yang lain selalu nolak, mereka lebih suka disini, sederhana tapi nyaman kata mereka. Mulai saat itu gue ngga maksa lagi, dan emang benar disini nyaman, defenisi pulang gue yah disini Ta, bukan dirumah megah gue itu." Jawab Ero panjang lebar.

"Dari mereka gue paham, rumah itu bukan tentang bangunannya tapi siapa didalamnya. Mereka lebih milih untuk hidup sederhana tapi nyaman, dan gue juga sadar kemewahan ngga menjamin lo lebih bahagia, lo ngerasain itu juga kan?" Tata mengangguk setuju.

"Disini mereka bisa makan tiga kali sehari udah seneng banget, Ta. Dimana gue bahkan selalu buang-buang makanan tanpa pikir panjang, dari mereka gue belajar banyak. Gue selalu bertanya-tanya, rasanya punya keluarga itu gimana? Dapat kasih sayang, perhatian dari orang lain itu gimana rasanya? Dan disini gue dapat Ta, gue harap lo juga."

Tata tersenyum tipis, ia mengangguk.

"Ngangguk-ngangguk mulu, paham ngga?" tanya Ero.

Tata meringis, sebetulnya ia sedari tadi malah sibuk mengamati wajah serius Ero saat menjelaskan, moment langka melihat pria itu memasang wajah seriusnya, bukan wajah garang seperti biasanya.

"Pa—Paham kok," cicitnya.

Ero mengangkat satu alisnya, menatap Tata dengan intens, "Coba jelasin ulang, gue mau dengar."

Tata menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bola matanya tak berani menatap Ero, ia sibuk memikirkan jawaban yang tepat. "A—Anu, itu—"

"Anu anu apa?" desak Ero.

Ero menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, "Bener-bener lo, Ta. Makanya kalau gue ngomong yang lo perhatiin itu jangan muka gue, sayang."

Blushhh

Tak dapat dicegah, rasa panas menjalar diwajah Tata. Ia menundukkan kepalanya, "Sa—Sayang?" napasnya tercekat, ini serius adalah Ero-kan?! Tata seketika linglung, menunduk menyembunyikan wajah merah padamnya.

Melihat itu Ero terbahak, "Salting ngga lo?" Ia menarik kepala Tata untuk disembunyikan pada ketiaknya.

"Ishh, ngga. Apaan sih." Bantah Tata.

"Halah, ngelak mulu."

"Tata?"

Tata menatap lain, tak berani berhadapan dengan netra Ero. "Hm?"

"Tata?" panggil Ero lagi.

"Iya apa?"

"Sayang?"

Tata tak menjawab, ia menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Ero. "Keluarga lo kan hancur yah, gue juga. Kayaknya enaknya kita bangun keluarga sama-sama ngga sih?"

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang