Info Terbit Karyakarsa

70 11 0
                                    


Spoiler ....


"Kok, bau pisang sih!" Shanum merasakan kecupan hangat di tengkuknya.

"Maaf ya, aku nggak nyambut kamu di depan pintu. Padahal, aku dengar kamu menekan tombol password. Tanggung masih kocok telur," kata Shanum seraya menoleh tanpa melepaskan aktifitasnya memutar mixer.

"Nggak apa, jangan terlalu capek, ya. Aku lihat kamu beberapa hari ini sibuk bikin bolu pisang." Tangan kekar milik Eldera melingkar pada pinggang ramping Shanum, lalu meletakkan dagunya pada bahu kiri Shanum.

"Ini pesanan Tante Mutia, teman Mommy. Aku bangga loh, sekelas Tante Mutia memuji boluku, dan memesan hampir tiap hari. Setelah jadi, aku kirim pakai gojek."

Seperti biasa, pria itu selalu menyentuh tubuh Shanum jika berada di dekatnya. Entah itu mengusap kepala, punggung, dan menyentuh cuping telinga. Terkadang, saat Shanum melarang, pria itu malah menarik makin mendekatnya.

"El ...," Shanum menggerakan kepalanya saat sisi lehernya merasakan gigitan kecil Eldera.

Shanum menekan tombol mixer, menoleh pada wajah Eldera hingga hidung mereka saling bersentuhan. Pria itu malah menggerakan hidung mancungnya pada puncak hidung Shanum.

"Selain sering menyentuh, kamu juga sering menggigit leher orang seperti drakula?"

"Enggak!" Eldera memberi jarak pada wajah Shanum.

"Ini buktinya?"

"Kamu nggak suka?"

"Bukan nggak suka, kita masih di dapur, dan aku belum selesai. Tunggu sebentar lagi, palingan lima menit lagi. Setelah masuk loyang dan dimasukan oven. Kamu bebas."

"Memang kenapa dengan di dapur? Kita biasa di sofa, di kamar ma mandi. Di dapur belum pernah, kan?" Shanum berdecak mendengar ucapan Eldera.

Dengan satu gerakan, pria itu memutar tubuh sang istri hingga menghadapnya. Kemudian mengecup lembut bibir sang istri. Shanum langsung melebarkan matanya.

"Entahlah ... kenapa saat dekatmu, aku maunya selalu menyentuhmu. Rasanya kurang terus. Dan ... aku nggak sadar sebenarnya saat melakukannya. Padahal, aku tuh, nggak mau begitu, tapi kenapa semuanya berlawanan dengan niatku. Jadi, bersabarlah." Eldera melepas kekehan disambut bibir Shanum mencebik.

"El ...!" Shanum terkesiap saat tubuhnya diangkat Eldera, seakan-akan tubuhnya barang yang dapat diangkat dan dipindahkan semaunya.

Eldera mendudukkan Shanum pada meja bar setelah menggeser benda-benda yang mengganggu. Keduanya terkikik saat selai toples kecil berisi selai jatuh menggelinding.



hai .... di sana sudah part 48. sekitar 4 part lagi tamat. kalau butuh senyum dan bikin gereget mampir ke sana yaa.

Shanum  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang