17.🥀Kegalauan Okan🥀

423 82 9
                                    


Jangan lupa vote dan komen.

Yang baru nemu cerita ini, follow aku, yaa😃

💕💕💕💕

Di kamarnya, Okan menatap langit-langit kamar. Pikirannya berkelana memikirkan ucapan Donna. Pria itu tidak dapat membohongi hatinya, jika perasaannya sedikit terganggu. Ada rasa istimewa dan tersanjung dalam benak kecilnya kala ada seorang wanita menyukainya diam-diam.

Okan juga tidak dapat membohongi diri, ada rasa lain yang tidak dapat dia tafsirkan. Rasanya terlalu berlebihan menyimpulkan kata cemburu saat melihat kedekatan sang bos dan Shanum.

"Apa hak lo untuk cemburu! Lo, sudah mengambil keputusan memilih Donna," protes batin Okan.

"Sekarang apa pantas lo dekatin Shanum setelah tahu perasaannya? Apa lo pantas buat Shanum? Cewek itu baik. Sementara lo? Keperjakaan lo, lepas bersama Donna. Apa lo baru sadar? Sebenarnya bukan cinta ketika lo bersama Donna, tetapi nafsu!" Hati itu terus menyudutkan dirinya.

'Arkhhh ...." Okan berteriak, lalu menutup wajah dengan bantal.

****

"Mengapa kamu tidak menerima cinta Pak El? Apa kekurangannya? Apa dia bukan tipemu? Lantas, seperti apa tipe pria idamanmu? Apakah Seperti Okan Dirgantara?"

Mereka saling menatap

"Harusnya Okan membelikan jaket ini untukmu, kayaknya kamu cocok memakai jaket ini," kata Donna seraya menggerakkan jaket yang dikenakannya.

Shanum masih diam tidak menjawab kalimat-kalimat Donna.

"Apa yang Okan bisikkan padamu? Apakah ungkapan kalau dia sangat menyukaimu?"

"Berhentilah membuat lelucon yang tidak lucu Don! Kamu tahu, itu sebuah kesalahpahaman. Tidak ada hubungan apa pun di antara aku dan Okan."

Donna mengangguk berkali-kali dengan bibir sinis.

"Apakah foto yang kamu gunting juga sebuah kesalahpahaman?" Donna sudah tidak tahan dan mengatakan sesuatu yang sudah lama ingin dikatakannya.

"Oke, aku minta maaf soal foto itu. Aku salah karena tidak berhati-hati menyimpannya. Aku juga minta maaf jika itu melukai perasaanmu," ucap Shanum dengan suara lemah.

"Apa kamu akan terus menyimpannya sampai Okan mengetahui dan melihat langsung. Kemudian jika Okan tahu, itu akan jadi kesempatanmu untuk berterus terang dan bilang padanya bahwa kamu menyukainya?" tuduh Donna.

"Tidak pernah terpikirkan olehku seperti itu."

"Atau ..., jangan-jangan kamu akan mengungkapkannya jika aku sudah putus?"

"Berhentilah bicara omong kosong, Don!"  Shanum menekan suaranya karena Donna sudah sangat keterlaluan.

"Tenang saja Shanum, aku sudah mewakilimu. Aku sudah bicara pada Okan kalau kamu sangat menyukainya," sinis Donna.

Kedua tangan Shanum mengepal. Dia menahan segala amarahnya merasa Donna sudah menginjak harga dirinya.

"Kamu tidak perlu repot mengatakan pada Okan tentang perasaanku padanya. Apakah kamu tidak berpikir,  apa yang sudah kamu lakukan bukan hanya merendahkan harga diriku, tapi kamu juga tidak mempertimbangkan posisiku! Selain itu akan membuat Okan tak nyaman padaku."

Shanum  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang