Yang baru nemu cerita ini boleh follow aku😀 terima kasih sudah meninggalkan jejak
Siapa yang dari karyakarsa? Yang nggak dari sana, nggak merubah cerita Cuma bertanya aja. Kok Okan satu kerjaan dengan Shanum?🤭😀
Maafkeun jika ada kesalahan dalam cerita ini baik setting atau apa pun itu😀 Sebenarnya tidak pernah terlintas membuat cerita ini. Ide-nya spontan aja. Ketika menyelesaikan part ending di Love Me Please. Ada pertanyaan Ochi, "Sepertinya Eldera Oliver Saguna menyukai Shanum Aulia Athar. Apakah Mimi Ancha merestui?" Ancha pun menjawab dengan menggeleng.
Ketika ide muncul langsung aja buat outline kemudian bekelana mencari karatek tokoh yang pas. Ketika dapat, saya mulai mempelajari secara detail, dari tahi lalat, tanda lahir di leher🤭 dan lain-lain. Dapatlah gambar cast di bawah ini.
Cerita ini cuma buat menghibur kalian yang butuh hiburan dan tidak mengharuskan keluar rumah.
Selamat membaca koreksi typo
Kasih vote yang banyak🤭😀Shanum memperhatikan Okan yang menjelaskan tentang rencana, budget dan waktu penyelesaian sebuah galeri yang akan mereka rekontruksi secara detail dengan pandangan takjup. Pria itu menjelaskan dengan sempurna. Dapat dimaklumi ini adalah proyek pertama Okan.
Setelah penjelasan Okan, lampu pun menyala Kemudian Rino bangkit dari kursi utama memperkenalkan El sebagai salah satu pemilik WiSa Karya. Dia Menceritakan sedikit bagaimana mereka memulai usaha ini. Berbeda dengan tatapan El, Rino terlihat lebih ramah, baik tutur, maupun tatapan. Namun, tidak mengurangi kewibawaannya.
Eldera berdiri dengan tatapan dingin layaknya boss di drama korea. Shanum akui, pria yang sedang berbicara di hadapannya banyak perubahan. Tubuhnya makin tinggi, senyum tengilnya tidak terlihat lagi dan berwibawa, meski usianya baru 22 tahun. Tutur katanya tegas menandakan dia mememiliki kekuasaan penuh.
Entahlah, apa yang El makan selama tujuh tahun di Australia sehingga menjadikannya seperti ini. Shanum pun merasa tidak percaya diri di hadapan El.
ketika pertemuan usai, semua bangkit dari kursi untuk bersiap meninggalkan ruangan. Okan berjalan melewati punggung Shanum yang masih duduk membereskan mejanya. Tangannya mengusap lembut pucuk kepala Shanum yang terbalut jilbab mocca saat melintasinya. Sekilas Shanum menangkap tatapan dingin El padanya saat melintas di hadapannya memperhatikan Okan mengelus puncak kepala Shanum.
Shanum kembali memasuki ruang kerja. Ruangan kerjanya berhadapan dengan ruang Rino dan El . Ruangan kedua boss-nya terpisah, tetapi shanum dapat melihat kegiatan mereka. Karena di antara mereka hanya di batasi dinding kaca yang besar.
Dalam ruangan itu bukan hanya Shanum dan Susan. Ada Elma, Risa dan Toni. Mereka satu tim yang akan bekerja sama dengan Shanum dan Susan.
Di ruang itu juga ada sofa yang digunakan untuk para tamu yang menunggu saat ingin bertemu Rino dan El.
"Untung aja, aku boss-nya Pak Rino. Nggak bisa bayangin kalo Pak El," ujar Susan yang sudah duduk di sebelahnya. Susan dan Shanum berada di satu meja panjang. Mereka berdua duduk di belakang meja yang sama dengan dua komputer.
Shanum melihat pemandangan di hadapannya. El tampak sibuk memeriksa laporan di balik meja kerjanya. Wajahnya terlihat dingin.
Shanum mengusap layar ponsel. Lalu, mengirim pesan pada Luna.
Shanum
Lun, kok, kamu, nggak bilang, El sudah pulang ke Indonesia?"Luna
Kak Shanum, nggak tanya?🤭Shanum
Dia jadi bosku😭😭Luna
Itu requestnya Kak El😂Shanm menghela napas. Ia baru sadar. Beberapa bulan lalu, Luna memberitahu lowongan pekerjaan di kantor daerah Thamrin. Shanum pun mengajak Okan. Ia mengajak pria itu, karena Okan merasa pekerjaannya di pabrik kertas tidak sesuai dengan ilmu yang ia dapat di tempat kuliah. Okan kuliah mengambil ilmu Tehnik sipil. Sementara lowongan pekerjaan ini, di bidang kontruksi. Sesuai dengan ilmunya.
Mata bulat Shanum melihat lagi kaca di hadapannya. Kali ini mata mereka bertemu. Tidak lama dari itu, Shanum melirik mesin pemanggil yang terletak dari sebelah kanan komputernya, bergetar.
Dia bangkit melangkah menuju ruangan boss-nya dengan membawa buku agenda. Sebelum masuk ia mengetuk terlebih dahulu.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Shanum canggung.
"Tolong catat point saya yang harus kamu ingat!"
"Baik, Pak!"
Shanum membuka buku agenda.
"Saya tidak suka mengulang pertanyaan dan perintah. Saya juga tidak suka menunggu panggilan telepon, pastikan tidak sampai nada panggilan kedua kamu harus angkat."
"Baik, Pak!" jawab Shanum dengan mencatat.
"Sediakan saya kopi saat saya masuk ruangan. Pastikan takaran kopi. Saya ingin dari biji kopi yang dihaluskan bukan kopi instan. Takarannya 100 gram kopi bubuk tanpa gula, beri air 120 militer dengan panas 90° c, diaduk selama dua puluh detik dan ditempatkan pada cangkir keramik."
Kali ini Shanum benar-bennar menajamkan telinga dan mengkonsentrasikan pikirannya. Menghindar pertanyaan dua kali. Dia mencatat uraian El dengan tergesa. Karena El mengucapkannya dengan kalimat terburu seakan sedang mengerjai Shanum.
"Ada lagi, Pak?"
El menatap Shanum, lalu menggeleng. Kemudian ....
"Buatkan saya kopi sekarang!"
Shanum mengangguk, lalu melangkah keluar.
"Menyebalkan sekali! Dipikir gue, Barista apa!" rutuk Shanum.
****
Shanum meletakkan cangkir kopi di meja Eldera. Ini adalah cangkir yang kedua. Cangkir pertama di tolak. Alasannya, air yang di pakai panasnya kurang dari 90°c, rasanya asam, tidak manis dan rasa cendrung cepat hilang. Itu bukan gayanya.
Shanum menggigit bibir bawahnya dengan perasaan cemas memberikan kopi yang kedua, ia menunggu komentar boss-nya. Jika pernah lihat master chef, mungkin seperti inilah perasaannya. Menunggu komentar dari chef Juna.
Eldera menggeleng lagi. Alasannya, rasa yang kedua cendrung pahit dan setelah meminumnya mulut jadi kering dan itu enggak baik, gimana kalau hatinya ikutan kering.
Eh, tunggu ....
"Pahit?! Dia bos-bego atau apa! Jelas aja pahit. Itu kan nggak pakai gula! Maki Shanum dalam hati.
Shanum melangkah dengan geram, mengambil cangkir kopi ,lalu menyiramnya ke tubuh Eldera membuat pria itu berjengkit mundur ke belakang dengan mata melotot. Tangannya mencubit kemeja putih bagian dada yang berubah warna hitam. Agar panasnya tidah menyentuh kulitnya.
wow ... Shanum lebih berani dari Ancha😀😀😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum Love Story
RomanceShanum sering berpikir, apakah kisah cintanya adalah karma dari sang Ayah? Dulu, Tante Nana cerita, ayahnya dekat dengan Tante Uwi tanpa status jelas. Berakhir menikahi Mimi Ancha. Shanum dapat merasakan apa yang dirasakan Tante Uwi kala itu. Rasan...