29. 🥀Mie Goreng🥀

515 103 33
                                    

Koreksi Typo, yaa

Yang baru nemu cerita ini, silahkan follow aku.

Jangan lupa tinggalkan jejak❤

"Kalau kamu marah kayak tadi, aku beneran takut. Jangan, kek, gitu lagi, ya?" ungkap Shanum.

Mereka sedang berada dalam mobil menuju rumah Shanum.

"Aku nggak marah sama kamu, aku juga nggak kesal nunggu lima jam. Aku hanya cemburu, Okan punya kesempatan mandangin kamu hampir seharian." Eldera berkata dengan tatapan fokus menyetir.

"Maaf. Aku nggak akan kayak gitu lagi." Eldera tersenyum tanpa melihat Shanum.

"Kok, aku ada ide mau nikahnya barengan Rino."

"Jangan ngaco! Mau bikin Naya bertanduk?" Terdengar kekehan Eldera.

Eldera memarkir mobilnya di sisi jalan. Shanum pun mengucapkan terima kasih telah diantar pulang. Ketika hendak turun, Eldera menahan pergelangan Shanum.

"Maaf ya,sudah buat kamu menangis hari ini. Aku janji, nggak akan gitu lagi." Mata Shanum mengerjap pelan mendengar ucapan Eldera.

"Sampai ketemu di kantor besok," kata Eldera.

****

Susan  mencebik yang memperhatikan Shanum beraura ceria kemudian melirik Eldera yang berpenampilan sudah seperti biasa.

"Sudah baikan, nih?" Shanum hanya tersenyum menjawab pertanyaan.

"Alhamdulilah, nggak berat tugasku. Melayani dua pria ganteng," Susan terkekeh.

"Omonganmu bikin aku ambigu." Susan tertawa, lalu beranjak dari kursi kerjanya.

"Mau kopi atau teh? Aku mau ke pantry." Susan menawari.

"Makasih, aku belum pengin." Susan pun berlalu.

Shanum memandang dinding kaca. Pria itu tampak fokus pada tablet. Entahlah, wajah Eldera yang terkadang serius atau terkadang lelah makin tampan di mata Shanum.

Shanum terkesiap merasa terciduk sedang memperhatikan ketika Eldera menoleh. Pria mengedipkan sebelah mata membuat Shanum tersenyum dengan pipi terasa menghangat. Kemudian mata pria itu memberi kode agar Shanum masuk ruangannya. Namun, Shanum menggeleng. Eldera seperti tidak pantang menyerah, dia memberi kode lagi meminta Shanum masuk.

Shanum melangkah memasuki ruangan Eldera, sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kok, ditutup?" tanya Shanum heran ketika Eldera menutup dinding kaca dengan tirai.

"Mau mandangin kamu, nggak enak, kan, kalo diliat karyawan lain dari luar."

Shanum berdecak. Eldera benar. Mereka berdiri berhadapan. Mata pria itu menatap Shanum membuat wanita itu salah tingkah.

"Udah mandangnya? Aku pegal nih, berdiri terus."

"Besok nikah, yuk. Aku beneran nggak tahan liat kamu. Bawaanya mau meluk terus."

Shanum  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang