Ya ampun, sudah hari senin ternyata ....
Buat kamu yang nungguin ini dan nggak kemana-mana saat long week end ....
Happy reading, cek typo aku, biar kuedit🤗😍
"Memang sebenarnya ada hubungan apa sih, antara kamu dan Shanum. Nggak mamamu, nggak kamu, belum lagi adik dan kakakmu. Semuanya mengutamakan Shanum. Aku tuh, capek, Kan." Donna meradang.
Mungkin ini bukan pertengkaran yang pertama bagi Donna dan Okan. Entah sudah kesekian kalinya. Seorang bernama Shanum selalu jadi pemicunya.
Mungkin Donna tidak akan sekesal ini jika Okan tidak terlalu peduli dan perhatian pada Shanum. Setiap pulang kantor, pria itu selalu bertanya pada Shanum dengan wajah khawatir meski Shanum meresponsnya biasa. Seharusnya, Donna bersikap biasa saja karena Shanum bukan perempuan yang selalu menempel pada Okan. Meskipun satu kantor mereka sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
"Kamu tuh, terlalu berlebihan Don. Ngga pantes kamu cemburu pada Shanum. Aku berteman dengan dia sejak SMA." Okan berdalih.
"Teman? Yakin cuma teman? Oh, ya, teman tapi mesra." Donna mencibir.
"Donna!" Okan menekan suaranya pelan.
"Nggak ada yang murni pertemanan antara pria dan wanita. Kalau nggak yang satunya naksir, satunya ngarep. Aku ngga tahu, kamu masuk kategori mana!" Donna pun tidak mau kalah.
"Memang kamu lihat aku dan Shanum seperti apa di matamu? Hah!" Okan menaikan alis.
"Kamu nggak sadar ya? Perhatian kamu itu nggak seperti teman. Trus, kamu juga nggak sadar? Kalau secara tidak langsung, kamu sering membawa-bawa nama Shanum untuk membandingkan diriku dengan dia." Donna semakin marah.
Okan pun terdiam, sepertinya dia tersadar dengan ucapan Donna.
"Aku nggak bisa kalau begini terus, lebih baik kita putus saja." Donna berkata tegas dengan mata berkaca.
"Donna, kenapa sih, gampang bener bicara putus." Okan mendekati Donna, lalu meraih tangan perempuan itu.
"Aku lihat mamamu sangat perhatian pada Shanum, aku iri, Kan. Memang mamamu menerima aku, tapi aku merasa tidak sepenuhnya menerima kehadiranku." Kini air mata itu sudah lolos dan mengalir di pipi yang halus.
"Denger, ya! Aku akan selalu berada dipihakmu. Sekarang aku tanya, apa aku pernah mengecewakanmu saat kamu berada di keluargaku? Oke, aku minta maaf, jika aku terlalu perhatian pada Shanum. Nggak akan kuulangi. I'm sorry." Okan langsung memeluk Donna.
"Kayaknya, kita harus break dulu. Untuk meyakinkan perasaan kita," ucap Dona pelan.
"Don ...."
"Kita nggak putus. Aku ingin meyakinkan hati ini."
"Oke, tapi nggak lebih dari seminggu. Aku nggak bisa pisah dengan kamu." Okan memberi penawaran. Dibalas Donna anggukan.
****
"Kak Shanum, parcel cokelat sudah aku titip Kak El. Nanti kalau sudah terima konfirm, ya. Tadinya, aku mau pakai kurir. Karena alamatnya ke kantor, aku kirim langsung aja. Kak El juga nggak keberatan dimintai tolong." Shanum mendengar suara Luna di antara riuh bunyi kereta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum Love Story
RomansaShanum sering berpikir, apakah kisah cintanya adalah karma dari sang Ayah? Dulu, Tante Nana cerita, ayahnya dekat dengan Tante Uwi tanpa status jelas. Berakhir menikahi Mimi Ancha. Shanum dapat merasakan apa yang dirasakan Tante Uwi kala itu. Rasan...