Terima kasih yang masih setia dan mampir ke sini.
❤Ada di kiri bawah pada ponsel yaa😊"Siapa wanita itu," suara pria yang memeluk Shanum terdengar khawatir.
Shanum tidak menjawab, dia mengurai pelukan seraya mengusap air mata dan bertanya, "Kamu ngapain di sini?"
"Ya beli minum. Memang ngapain?" Pria berlesung pipi itu tersenyum.
"Mau aku pesankan minum?" tanya Okan
"Makasih, aku mau pulang," ucap Shanum pelan.
"Nggak mau cerita?" Okan menahan pergelangan Shanum. Wanita itu menggeleng.
"Aku antar?" tawar Okan.
"Nggak usah!"
"Jangan keras kepala. Aku berniat baik," paksa Okan. Pria itu menarik pergelangan Shanum untuk mengikuti langkahnya.
Di dalam mobil, Okan fokus menyetir sesekali melirik Shanum. Ketika mata mereka bertemu Shanum menatap lebih lama meski Okan sudah membuang pandangan. Kalau saja Mommy El seperti mama Okan, pasti semua lancar saja, pikir Shanum.
"Udah liatnya? Mendadak aku grogi nih," canda Okan. Shanum langsung mengalihkan pandangan pada jalan di depannya tanpa tersenyum.
"Kamu tahu, nggak, Num. Andai, waktu bisa berputar. Aku ingin hanya kerja di pabrik pengolahan kertas. Dengan begitu, aku tidak akan pernah bertemu Donna. Mungkin saja, kita sekarang sedang menyiapkan pernikahan kita. Aku pernah bilang, kan, setelah Mbak Vira, aku akan menyusul." Okan berbicara tanpa melihat Shanum.
Shanum menoleh. "Kamu dengan Donna sudah merencanakan?"
"Ehm, pelan-pelan. Aku nggak mau buat mamah jantungan."
"Syukurlah."
Mobil yang mereka naiki masuk kompleks perumahan Shanum. Wanita itu pun bersiap turun.
"Num, kalau ada yang ingin kamu ceritakan. Cerita aja. Anggap aku teman seperti dulu meski aku menyebalkan. Oke!" Shanum mengangguk pelan. Lalu, mengucapkan terima kasih saat keluar dari mobil.
Setelah makan malam, Shanum masuk kamar dan duduk menghadap laptop. Mata bulat itu sesaat memejam pelan kemudian mengembuskan napas. Sekarang, tekadnya sudah bulat.
Jemarinya mulai bermain di keyword menekan tiap huruf hingga merangkai kalimat surat pengunduran diri. Shanum menyeka air mata setelah surat pengunduran diri selesai dibuat. Rasanya berat untuk meninggalkan pekerjaannya sekarang. Bukan karena Eldera, tetapi karena dia sudah mulai menyukai pekerjaannya dan suasana kantor.
****
Karena kesiangan, Shanum izin terlambat kepada Susan. Hampir semalaman dia menangis sampai lelah sehingga membawanya tertidur.Sebenarnya, Shanum ingin Eldera menghubunginya. Andai saja, pria itu menghubunginya, minimal dengan mengirim sebuah pesan. Mungkin akan menguatkan Shanum. Namun, pria yang diharapkan tidak kunjung mengubungi.
Shanum tidak butuh perhatian Eldera lewat makan siang yang dikirim gofood atau Rino. Dia butuh kejelasan tentang insiden itu. Kejujuran dari pristiwa itu dan keputusan yang akan mereka ambil. Tidakkah Eldera tahu, Shanum begitu penasaran cerita sesungguhnya karena Shanum tidak dapat memaksa sang ayah untuk bercerita tentang kejadian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum Love Story
RomantikShanum sering berpikir, apakah kisah cintanya adalah karma dari sang Ayah? Dulu, Tante Nana cerita, ayahnya dekat dengan Tante Uwi tanpa status jelas. Berakhir menikahi Mimi Ancha. Shanum dapat merasakan apa yang dirasakan Tante Uwi kala itu. Rasan...