Spoiler 49

148 15 0
                                    

Hai ... aku kasih dikit-dikit, yaaa .... biar ngga penasaran.


Cuaca malam itu sejuk, langit bertabur bintang dan bermandikan cahaya bulan keperakan. Shanum berjalan dengan memeluk lengan Eldera. Sesekali ia melirik pria di sampingnya.

"Ada apa? Capek?" tanya Eldera ketika ia merasa sang istri mencuri lihat. Shanum menggeleng.

"Kamu nggak dingin?" tanya Shanum.

"Entahlah, mungkin karena hatiku terasa hangat. Jadi, tidak sadar kalau malam ini dingin. Kamu kedinginan?" Shanum menjawab pertanyaan Eldera dengan gelengan.

"Kamu kenapa senyum-senyum, gitu?" tanya Eldera. Ia melihat Shanum sesekali menutup mulutnya dengan punggung telunjuk untuk menyembunyikan tawanya.

"Nggak apa-apa."

"Pasti ada apa-apa"

"Seleramu untuk wanita, tinggi ya?" Eldera menoleh Shanum. Ia tidak paham maksud ucapan Shanum.

"Karen. Menurutku yang perempuan saja, cantik. Tapi, kamu kenapa nggak tertarik dengannya. Aku penasaran, apa ada perempuan yang kamu anggap paling cantik melebihi Karen."

"Ada dong." Shanum menghentikan langkahnya. Mereka saling menatap. Kemudian melangkah lagi.

"Ada? Siapa? Aku kenal nggak dengan dia? Dia tinggal di Australi?" Shanum memberondong Eldera dengan pertanyaan. Eldera menahan tawa melihat raut Shanum. Raut penasaran bercampur cemburu.

"Pokoknya ada. Dia punya selera yang tinggi, kelihatannya malu-malu, tapi dia berani. Apalagi di ranjang." Shanum melotot mendengar kalimat terakhir Eldera. Pria itu ingin tertawa, tetapi menahannya.

"Dia juga nggak pinter masak, tapi pinter bikin kue. Nggak penting sih, buatku. Ohya, dia kelihatan tambah seksi saat melepas sweaternya."

"Seksi saat melepas sweater. Kelihatannya malu-malu, tapi dia berani apalagi di ranjang," omel Shanum dalam hati.

"Aku nggak tahu kalau kamu punya selera kayak gitu." Shanum melepas pelukan tangannya dari Eldera, berjalan cepat meninggalkan pria itu.

"Shany ...." Eldera melangkah lebar menyusul Shanum yang berjalan cepat. Wanita itu pun makin mempercepat jalannya.

"Pada saat seperti ini, harusnya bilang aku yang paling cantik. Jujur banget sih!" Shanum menggerutu kesal.

Eldera melangkah setengah berlari mengejar Shanum. Setelah dekat, ia memeluk Shanum dari belakang. "Bukan ke situ jalan menuju hotel, Nyonya."

"Ih ... lepasin!" Shanum melepas kasar tangan Eldera dari tubuhnya. Eldera pun tidak dapat menahan tawanya melihat sikap Shanum.

Shanum berjalan dengan tangan bersedekap agar Eldera tidak dapat menggandengnya. Rautnya makin kesal saat melihat suaminya yang tidak berhenti tertawa.

"Apanya yang lucu? Ketawa terus."

"Aku tertawa karena suasana hatiku yang sedang bagus."

"Kalau aku sedang tidak bagus suasana hatinya. Jadi, berhentilah tertawa!"

"Memang suasana hati Nyonya kenapa? Buruk?" Eldera menoleh ke arah Shanum.

"Pake nanya. Ya jelaslah. Suami yang mengaku tidak pernah punya pengalaman sama wanita lain, ternyata bicara wanita seksi, dan berani di ranjang. Bodohnya Shanum mudah percaya. Pria yang pernah tinggal di luar negeri pastilah punya pengalaman seperti itu. Pantas saja waktu malam pertama, kamu tidak canggung sama sekali, seperti seorang prof. Kenapa baru sadarnya sekarang"

"Seperti di tipu, ya?"

"Jangan tanya lagi. Ya ... iyalah. Kalau tahu sebelumnya pasti mundur. Sekarang sudah terlanjur, tidak bisa mundur lagi."

Shanum terkesiap saat Eldera menarik tangannya, ia merasakan jemari hangat dan lebar menyusup di sela jemarinya.

"Aku nggak bisa hidup tanpamu."

"Nggak percaya sama buaya."

"Wanita di sampingku ini membuatku gila. Bagaimana dia pergi begitu saja tanpa membawa ponsel dan dompet. Sudah tahu kalo lagi panic bikin pikirannya bleng," kata Eldera seraya meremas lembut jemari Shanum.

"Aku tadi muntah di kamar mandi karena bau pasta. Makanya aku keluar apartemen untuk mencari udara segar, tapi aku kejauhan jalannya."

"Kamu nggak enak bandan, iya?"

"Aku nggak tahu, bau pasta itu memuakkan."

"Jangan-jangan, kamu hamil?" Eldera menoleh Shanum. Mereka saling tatap.

"Entahlah."

"Nanti kita mampir beli testpack, ya?" Shanum mengangguk.

"Ayo cerita lagi cewek seksi dan berani di ranjang."

"Nanti marah lagi," ledek Eldera.

"Nggak, siapa tahu aku bisa belajar dari dia. Lagian, aku juga harus menerima masa lalu suamiku." Shanum melirik galak. "Kamu cuma seneng-seneng aja, kan.... Tapi nggak pacaran, kan?"

"Siapa bilang?"

"Kamu bilang, nggak pernah pacaran. Teman cewek yang ada di dekatmu cuma Karen. Dasar! Sampai kapan kamu terus menipuku? Nyebelin tahu!" Eldera tersenyum melihat raut Shanum. Wajah wanita itu makin menggemaskan saat cemburu.

"Aku penasaran sama cewek itu, apakah dia model?"

"Dia ada di sampingku sekarang," kata Eldera santai.

"Samping? Di man ...." Kepala Shanum celingukan. Kemudian ia tersadar ucapan Eldera.

"Jangan becanda, dehh!"

"Menurutmu, siapa perempuan yang nggak pintar masak, tapi jago buat kue bolu. Trus, kamu lupa? Kemarin malam membuka sweater di hadapanku dengan senyum seperti gadis nakal. Terus terang aku suku bra berendamu. Kamu keliatan seksi pakai model it .... Aww!" Eldera meringis saat Shanum menyikutnya.

"Lekukan tubuhmu membuatku candu," bisik Eldera. Shanum merasakan pipinya menghangat.

"Kayaknya kita harus melangkah lebih cepat agar sampai hotel. Karena aku bisa khilaf menelanjangimu di tengah jalan." Eldera tertawa saat Shanum melebarkan matanya.

****

Kalian nggak perlu dowload apknya. Bisa lewat Karyakarsa web, kok. yuuk cuma 3000/ 2 part. khusus part 49-50 ( 3500, yaa. ada 3k kata lebih.) kalian bakal puas dengan part ini.

Info saja, mungkin besok 3 part terakhir yaa. Doakan saya lancar menulisnya.

mana komennya. Anyep banget. Hehee

Shanum  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang