35.🥀Perpisahan🥀

506 91 26
                                    

Tandain typo yaa
❤ ada di sebelah kiri ponsel🤗 jangan males nekan. Aku aja nggak males ngetik😬
Seneng nggak, update tiap hari? Trus, nggak disuruh pindah ke Karyakarsa?😬

Kalau seneng, bilang apa? ( cama-cama)

Hari ini, Shanum membawa mobil sang ayah ke kantor karena mengangkut puluhan kotak bolu pisang yang akan dibagi kepada teman-temannya.

Setelah mengumpulkan teman-teman ke ruang meeting untuk menyampaikan beberapa kalimat perpisahan, Shanum pun keluar ruangan. Semua teman-teman kantor meledeknya kalau Shanum resign karena akan menikah dengan Eldera.

Mata Shanum melirik ke ruang kerja Eldera. Pria itu tidak ada di sana. Baguslah, pikir Shanum. Karena dia akan nyaman saat membereskan meja kerjanya tanpa tatapan Eldera.

Susan ikut membantu membereskan barang ke dalam dus. "Kamu rajin-rajin telepon aku, ya!"kata Susan.

"Kenapa, takut kangen?" Shanum terkekeh. Susan berdecak.

Setelah selesai membereskan barang-barang, Susan memeluk erat Shanum. Rino yang baru keluar dari ruangan menawarinya membantu membawa barang-barang Shanum. Namun, Shanum menolak dengan alasan barang yang dibawanya tidak berat.

Shanum mengayunkan langkah menunju lift. Ada rasa sesak yang ditahan dari dalam kantor. Sebenarnya, dia ingin menangis saat menyampaikan perpisahan. Namun, teman-teman kantor yang terkadang absurd sanggup membuatnya tersenyum sesaat.

Belum juga Shanum menempelkan jemarinya pada tombol di sisi kanan pintu lift. Pintu itu sudah terbuka. Shanum tidak langsung masuk, matanya menatap pria yang akan keluar dari box lift.

Pria itu sengaja berdiri menghalangi jalan Shanum sehingga dia tidak dapat langsung masuk lift. Sama seperti kemarin, pria itu tidak bicara, hanya menatap lekat.

"Sebenarnya sudah janji nggak boleh bicara saat bertemu, tapi aku cuma ingin bantuin bawa kotak yang kamu bawa." Shanum tidak menjawab dan malah makin mengeratkan pelukan pada kotak seperti kode jika dia tidak ingin Eldera membantunya.

Pria itu seperti paham, dia mundur dan membantu menekan tombol untuk membuka lift dan memberi jalan saat Shanum akan memasukinya. Mereka saling tatap tanpa bicara sampai terdengar bunyi denting dari pintu lift merapat.

Eldera memasuki ruang kerjanya. Saat melintasi meja Shanum, ada rasa yang tidak dapat diungkapkan. Betapa pria itu baru merasakan kehilangan. Sama rasanya saat dia memutuskan untuk mengikuti keiinginan sang ibu ke Australia.

Tangannya mengusap kotak berisi bolu pisang yang sudah ada di mejanya. Kenapa mata Eldera begitu perih. "Aku akan buktikan padamu, gimana aku akan mendapatkanmu kembali," batin Eldera.

Sepulang kantor, Eldera langsung membawa mobilnya ke Tebet. Hari ini, sang ibu ada di rumah. Sebenarnya, sejak malam memeluk Shanum yang menangis, dia ingin langsung menemui sang ibu dan bertanya, apakah wanita itu menemui Shanum? Akan tetapi Olive sedang keluar kota ada urusan pekerjaan.

Eldera langsung masuk ke rumah dengan langkah tergesa. Dilihatnya wanita yang masih terlihat cantik sedang membereskan bawaan dari luar kota.

"Mommy kemarin menemui Shanum?" tanya Eldera dengan tatapan mengintimidasi.

Wanita itu menoleh dan tersenyum sinis."Oh, dia cerita ke kamu atau mengadu?"

"Mommy lupa dengan perjanjian kita?"

Wanita itu tidak menggubris ucapan Eldera. Dia masih sibuk membereskan bawaannya.

"Tahu nggak, waktu Mommy ngajak El tinggal di Australia, hampir saja El kehilangan Shanum. Sekarang, Mommy berhasil membuat Shanum benar-benar pergi dari El."

Shanum  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang