Koreksi typoku, blom sempat editMatur tengkyu yang sudah ngasih ❤ dan komen.
Sudah tiga hari Shanum tidak ke kantor.
Flu itu akan cepat sembuh, hanya dengan istirahat. Itu ucapan sang ayah saat Shanum mengeluh hidungnya tidak dapat bernapas.
Eldera adalah bos yang punya hati nurani. Tidak ada satu pesan pun yang masuk untuk Shanun sekadar menanyakan tetek bengek masalah pekerjaan. Ponsel Shanum sunyi dari gangguan Eldera.
Justru ponselnya tiap tiga puluh menit, ada pesan masuk dari Okan, membuat Shanum tidak nyaman. Jika dulu dia menyukai perhatian kecil Okan. Namun kali ini, Shanum merasa tidak nyaman, apalagi jika nanti Donna tahu, Shanum takut malah akan memperuncing masalah.
Hari keempat, saat dirasa tubuhnya sudah mulai fit, Shanum berniat masuk kantor. Selagi memasukkan barang ke dalam tas yang akan dibawa ke kantor.
Wajah wanita yang masih cantik meski sudah kepala empat memberitahu, jika Okan sudah ada di depan rumah menjemputnya.
Akan tetapi, perasaannya berbeda dengan dulu. Sekarang ada rasa tidak nyaman jika Okan memperlakukannya dengan baik.
Entahlah, ada apa dengan hati Shanum?
Seperti biasa di dalam mobil, Okan akan bertanya, 'Mimi Ancha membawakan sarapan apa?'
Shanum membuka tas dari kain dan mengambil roti. Kali ini, Shanum hanya membuka bungkus roti isi srikaya, lalu menyodorkan tanpa mendekatkan ke mulut Okan.
Pria itu pun mengambil, dia merasa perlakuan Shanum tidak seperti biasa. Tidak dapat dipungkiri jika pria ini merindukan perhatian Shanum. Perhatian kecil yang tidak pernah didapat dari Donna.
Harusnya Okan sadar, Shanum sedang menjaga batas pertemanan mereka.
"Besok-besok jangan jemput aku lagi." Shanum mengatakannya dengan suara pelan dan hati-hati.
Okan menoleh dengan menghentikan kunyahannya. Shanum di sampingnya duduk menunduk dengan memainkan ujung kuku.
"Ya, Tuhan! Kenapa baru sadar, Shanum se-imut itu," batin Okan.
"Kenapa?" tanya Okan.
Shanum menoleh. "Nggak enak aja sama Donna. Takut salah paham. Waktu di vila saja sepertinya dia marah banget. Aku ngerti perasaannya. Aku sudah minta maaf atas kecerobohanku."
"Apakah ada ucapan Donna yang menyakiti hatimu?"
"Tidak ada. Murni semua kesalahanku."
Okan mengerti maksud dari ucapan Shanum. Ketika jalan mulai macet, pria itu meraba tumbler minum yang berada di kanan pintu mobil. Ketika hendak membuka tutup tumbler, Shanum langsung mengambil dari tangan Okan dan membantu membuka tutup tumbler. Dilakukannya semata hanya karena Okan harus menjalankan mobilnya saat keadaan mulai longgar. Bukan bentuk perhatian seperti dulu lagi.
Perhatian seperti inilah yang pria itu rindukan. Hal yang seperti ini tidak pernah dia dapat dari Donna.
Sampai kantor Shanum sengaja tidak berjalan beriringan dengan Okan. Dia sengaja mendahului Okan dan bergabung dengan Lesta dan Susan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum Love Story
RomanceShanum sering berpikir, apakah kisah cintanya adalah karma dari sang Ayah? Dulu, Tante Nana cerita, ayahnya dekat dengan Tante Uwi tanpa status jelas. Berakhir menikahi Mimi Ancha. Shanum dapat merasakan apa yang dirasakan Tante Uwi kala itu. Rasan...