24. 🥀Pria Licik🥀

420 83 15
                                    

Hai ....
Koreksi typo
Blom sempat Edit

Gimana?? Ancha ,Sabtu ini taro di KK yaa? Tungguin ya. Seperti biasa aku akan kasih disc untuk 1 hari saja😬😊. Jadi, jangan ketinggalan Info😬

"Mau aku temani?" Shanum menawarkan diri. Donna menggeleng seraya menyeka air matanya.

"Aku teleponin Okan, ya?" Donna menggeleng lagi.

Shanum menggengam jemari Donna. "Aku nggak akan mengejar Okan meski kalian berpisah. Karena ada seseorang yang aku suka."

"Maafkan, aku."

"Aku telepon Okan, ya?"

"Nggak usah. Kamu pulang saja dan bawa mobilku. Besok, kalau aku sudah bisa pulang, aku akan telepon kamu dan menunggu kamu pulang dari kantor. Makasih banyak, ya." Suara Donna terdengar lemah.

"Oh ya, jangan cerita pada siapapun. Aku minta antar kamu karena aku percaya sama kamu," mohon Donna.

Shanum mengangguk. Lalu, pamit pulang.

****
Hari ini, Shanum ke kantor dengan mobil Donna. Semalam, sang ayah bertanya tentang mobil yang dinaiki Shanum. Wanita itu mengatakan, itu mobil temannya yang sedang sakit dan meminta Shanum membawanya.

Sesampainya di kantor, Shanum menuju ruang workshop. Okan yang dicarinya tidak ia temui. Sudah dua hari, Okan tidak ke kantor. Pria itu langsung menuju proyek.

Shanum pun melangkah ke ruang kerjanya. Matanya melirik ruang Eldera. Pria itu pun tidak ada. Biasanya jika tidak ada, langsung ke proyek.

Shanum mengambil ponsel dari dalam tasnya kemudian mengirim pesan pada Donna.

"Kamu gimana?"

"Aku masih di rawat. Belum bisa pulang. Kemungkinan besok."

"Oke. Nanti pulang kantor, aku mampir ke rumah sakit."

"Makasih."

Sepulang kantor, Shanum langsung ke rumah sakit. Donna masih terbaring dengan tangan terinfus. Wajahnya tidak sepucat kemarin.

"Kamu gimana?"

"Sudah lebih enakan dari kemarin."

Shanum duduk di kursi samping brankar. "Aku boleh tanya?"

"Oh ...." Donna menjeda ucapannya. Dia paham apa yang akan dilontarkan Shanunm. "aku hamil," akunya dengan tersenyum dipaksa.

"Itu anak Okan?" tanya Shanum hati-hati. Donna tidak menjawab.

"Aku harus hubungi Okan." Shanum bangkit dari duduk dan mengambil ponsel dari kantung blazer abu-abunya.

"Num," panggil Donna dengan menahan pergelangan Shanum.

"Please ...," mohon Donna.

"Dia harus tahu, Don."

"Aku nggak mau dia tahu."

"Don."

"Aku baik-baik saja."

Shanum tidak memedulikan keberatan Donna. Wanita itu langsung menghubungi Okan. Karena menurutnya, Okan harus tahu dan bertanggung jawab.

"Kamu di mana?" tanya Shanum datar saat Okan menjawab panggilan teleponnya."

"Masih di proyek. Ini mau jalan pulang. Ada Pak El dan Pak Rino juga. Ada apa Num?"

"Kamu pulang dari proyek bisa langsung ke mampang? Ke rumah sakit Asih. Donna sakit, dari kemarin dirawat."

Terdengar helaan napas malas dari Okan. "Aku nggak bisa, kalau kamu masih di rumah sakit. Tolong gantiin aku. Aku akan telepon orang tuanya di Cianjur."

Shanum  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang