🌼Tandain typoku yaa🌼Tanda ❤ ada di kiri ponsel jangan malas tekan yaaa🤗
Happy reading
"Trima kasih," ucap Shanum dengan tersenyum.
"Untuk?"
"Kamu sudah pernah hadir mengisi hariku. Meski diawalnya membuatku kesal. Terima kasih sudah membuatku menyukaimu dan melupakan Okan." Mata Shanum mengerjap. Eldera tersenyum mendengarnya.
Yang seharusnya berterima kasih adalah dirinya. Shanum sudah mau menerima cintanya.
"Kalau kita teruskan hubungan ini, itu akan membuat tidak nyaman buat orang tua kita. Aku mengatakan ini dengan berpikir lama meski berat." Shanum menatap lekat pria di hadapannya yang masih terlihat bingung karena tidak paham ucapan Shanum.
"Mulai Senin, aku tidak bekerja lagi di Wisa Karya. Surat pengunduran diriku sudah aku letakkan di meja kerjamu."
"Apa maksudmu?" Mata Eldera bergantian menatap bola mata Shanum.
"Aku tidak ingin meneruskan hubungan ini sampai ke jenjang pernikahan. Bukan karena insiden itu, tapi berkaitan dengan restu. Aku ingin mengikuti nasihat Ayah. Beliau mengatakan, restu orang tua itu penting agar rumah tangga yang dijalani penuh keberkahan. Kita menikah nanti bukan untuk sementara, kan? Untuk selamanya sampai kamu menggengam tangan ini menuju surga." Mata bulat itu mulai berkaca.
"Apa karena kejadian tadi? Atau karena insiden yang belum aku ceritakan sehingga kamu goyah?" Shanum menggeleng dengan tersenyum meski bola mata berkaca.
"Aku bersikap tadi pagi bukan untuk menghindarimu. Aku hanya ingin memastikan hatiku. Aku menyukaimu dan tidak itu bukan main-main!" tegas Eldera.
"El,"
"Insiden itu ...." Eldera menghentikan ucapannya saat telapak tangan Shanum menutup bibirnya. Telapak itu terasa dingin.
Eldera meraih telapak tangan itu. Ingin rasanya menciumnya, tetapi ia cukup tahu diri akan batasan. Yang dapat dilakukanya ada menggenggam erat dan membagi kehangatan dari telapak tangan miliknya.
"Jangan berharap kita berpisah. Aku tidak ingin."
"Aku tidak perlu izinmu."
"Shan ...."
Shanum menarik tangan dari genggaman Eldera yang hangat. Air mata yang ditahan tidak dapat dibendung. Dengan cepat Eldera membawa tubuh itu ke dalam pelukannya. Shanum berusaha melepaskan diri. Namun, pelukan itu mskin erat seakan Eldera tidak akan melepasnya.
"Kaca mobil ini gelap. Seandainya, Om Athar ada di luar, beliau tidak akan melihat," bisik Eldera. Shanum mencoba menahan isaknya.
Kini tangan Eldera mengusap lembut punggung Shanum. Dia sadar, pasti hampir seminggu wanita dipelukannya tidak dapat tidur dengan nyenyak dan makan dengan nikmat. Entah sudah berapa banyak air mata yang dikeluarkannya. Shanum yang mendapat perlakuan seperti itu langsung menangis.
Eldera tidak menahan pelukannya saat Shanum ingin melepaskannya. Punggung jemari pria itu menyeka sisa air mata yang teringgal di pipi Shanum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum Love Story
RomanceShanum sering berpikir, apakah kisah cintanya adalah karma dari sang Ayah? Dulu, Tante Nana cerita, ayahnya dekat dengan Tante Uwi tanpa status jelas. Berakhir menikahi Mimi Ancha. Shanum dapat merasakan apa yang dirasakan Tante Uwi kala itu. Rasan...