TENDA BIRU

662 36 0
                                    

TIA POV

Aku sedang menatap tajam, kearah dua manusia yang tengah berdiri di pelaminan itu.

Mereka mengumbar senyum kesemua orang yang hadir.

Aku tidak bisa mendeskripsikan pasti seperti apa prasaan ku saat ini.

Mengapa aku bisa berada di sini?, Apa yg sedang aku lakukan!

Dengan tangan kanan menggenggam buket uang senilai 500.000 Rupiah,yang dihiasi sedikit bunga-bungan cantik berwarna biru dan merah jambu.

Dan tangan kiriku menggenggam totebage kecil berisi jam tangan cople.

"Dasar kaki bodoh!berani-berani nya melangkah ke tempat ini" kata ku dalam hati.,memaki diriku sendiri.

Hingga aku dikagetkan oleh tepukan di pundak ku dari arah belakang.

" Tia,,,, datang juga akhirnya,ditungguin dari tadi." Ucap seorang ibu-ibu berbadan sedikit gemuk yg sangat aku kenal.

" Iyah budhe,baru sampe. Jalanan macet." Jawabku sambil tersenyum kikuk, aku meraih tangan nya dan mencium nya.

" Ayo,,udah kasih selamat belum sama ibran dan istri nya?" Ucap nya sambil mengarahkan tangan ke arah pengantin baru di pelaminan yang sangat berbahagia itu.

" Iyah budhe,ini tia mau kesana. Tapi gio kemana yah budhe? Dari tadi tia cari gak ada" tanyaku sambil melihat-lihat sekeliling

"Gio ada,,sama ibu mertua mu.
Eh, maksudnya...
Mantan ibu mertua mu,di dalam. " ucap bude buru-buru menutup mulut dengan tangan nya.

" Tia tetap mengganggap ibu seperti dulu ko budhe..,
Gak ada yang berubah. selain setatus tia dengan mas ibran"jawabku sambil sesikit menunduk.

Sepertinya budhe paham dengan kecanggungan ku.

" Kamu,,kesana dulu ajah,nanti gio biar budhe yang panggilin" ucap budhe

"... Cepet-cepet nyusul ibran..!
Biar kamu ndak kelamaan sendiri nya.." tambah budhe, sebelum beranjak.

Kata-kata nya tidak membuat ku senang.

Kenapa dia harusWait a minute, I'll be right back. mengluarkan kata-kata itu?

Membuatku semakin muak saja dengan keluarga ini.

Aku berjalan menuju pelaminan.

Dari jauh keduanya telah menatapku dengan senyuman.

Entah senyuman apa yang mereka tunjukan.

Tapi, aku sangat kesal melihatnya.
Seakan mereka sedang menertawakan ku, seolah berkata..

"lihat kita sedang bahagia dan kamu sangat menyedihkan!".

Aku berusaha menunjukan senyum terbaikku.

Dengan menggunakan hils 5 cm tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek.

Kebaya berwarna merah jambu ber lengan pendek, yang pas dengan tubuhku. Namun,masih sangat nyaman di gunakan.

Diselaraskan dengan rok batik bercorak merah jambu, sebawah lutut.

Dan rambut terurai yang aku curlie, hanya sampai bagian tengah kebawah.

Tak lupa tas kecil namun elegan,serta riasan yg menawan.

Sudah cukup membuat ku percaya diri hadir di pesta pernikahan mantan suamiku ini.

...............


Mutia & BimasenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang