JANDA

359 14 0
                                    

TIA POV :

Janda bukan-lah sebuah cita-cita.

Tidak ada wanita manapun yang menginginkan memiliki gelar itu,aku yakin!

Pasti semua orang ingin memiliki cerita yang indah, keluarga yang bahagia,harmonis dan utuh.

Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan berakhir menjadi janda,karna pernikahan ku dengan mas ibran yang berakhir.

Sungguh,pernikahan itu aku selau berusaha mempertahankan nya sekuat yang ku bisa.

Perselingkuhan Mas Ibran bukan kali pertama.

Dulu dia pernah berselingkuh dengan janda anak satu namun aku memafkannya.

Diapun memberi alasan itu hanya karna ia menyukai anak perempuannya yang lucu.

Ah,alasan yang membuat aku tetap kesal mendengarnya.

Dari situ aku membenci janda!

Ahh,,, sudahlah!

Tidak ada yang tahu masa depan seperti apa.
Mungkin aku memdapat karma atau semacam nya.

Kini aku yang menjadi janda.

Pandangan negatif sebagian masyarakat tentang janda membuat ku kadang merasa diriku menjadi wanita yang menyedihkan skaligus menjijikan.

Ketika aku harus pulang lebih larut dari biasanya karna lembur atau suatu hal lain seperti sekarang ini.

Masyarakat yang tinggal di sekelilingku beranggapan yang bukan-bukan.
Sedangkan jika seorang gadis yang melakukan nya, akan di anggap biasa.

Kadang ketika aku berinteraksi dengan lawan jenis, hanya berusaha untuk ramah,ada saja yang melilainya dengan negatif.

Padahal aku tidak ada maksud lain hanya mencoba mencoba untuk ramah, berbaur dan berinteraksi seperti manusia pada umumnya.

Aku buka tipe orang yang suka bergaul.
Mempunyai sahabat dekat dan sebagainya.

Pertemanan ku hanya sebatas keperluan tertentu. Jika tidak perlu,aku memilih untuk tidak memiliki keterikatan dengan siapapun,termasuk sahabat dekat.

Aku hanya memiliki teman,bukan sahabat yang selalu ada.

Dari kecil aku tidak memiliki tema dekat. Semuanya hanya sebatas teman bermain dan berinteraksi.
Aku tidak suka melakukan nya.

Oleh karena itu impian ku adalah memiliki sebuah keluarga kecil yang hangat. Agar aku tidak merasa kesepian lagi di dunia ini.

Tapi apa boleh buat,takdir hidup bukan kita sendiri yang menentukan.

Kini aku kembali sendiri, menjalani hidupku dengan sepi.
Tanpa sahabat atau teman dekat,keluarga dan anak-ku...

Sebenarnya aku masih memiliki keluarga.

Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang aku panggil 'Aa' dan seorang ayah yang ku panggil 'Bapak'.

Namun keduanya berada di Batam.
Sedangkan aku berada di sebuah kota kecil yang terletak di jawa barat.

A Hamdan (kakak laki-laki ku).
Menikah dengan perempuan asal batam dan memutuskan untuk tinggal di sana.
Bapak mengikuti A hamdan karna di kampung tempat kami tinggal bapak merasa kesepian,setelah kepergian ibu.

Sesekali bapak menjenguk anak prempuan satu-satunya ini.

Namun tidak tinggal lama karna paham dengan kondisi ku yang pas-pasan, bapak tidak ingin menambah bebanku katanya.

Bapak dan aa sering menelfon ku, menanyakan kabar ku dan gio.

Perceraian ku dengan mas ibran sempat membuat bapak dan aa membenci nya.

Mutia & BimasenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang