BIMA POV :
"Bim, kenalin ini Indri temen SMA gua.
Dia Manager baru di departemen Cuting "ucap Dito kepadaku.
Kulihat wanita itu tersenyum tipis dan menyodorkan tangan nya padaku untuk bersalaman.
Aku membalas senyumannya dan bersalaman.Aku,Dito dan beberapa Manager sedang berkumpul di sebuah cafe yang tak jauh dari pabrik,untuk menghilangkan rasa penat setelah seharian bekerja.
Kami sudah kembali pindah ke pabrik lama kami yang ada di kota, dan beberapa lagi tetap di jawa.
Termasuk Karisa.Syukur aku bisa membuat nya di mutasi tetap di situ.
Kami membahas beberapa progres kerja dan lain nya,hal-hal yang tidak penting.
"Gua balik dulu yah"
Ucapku kepada rekan-rekan yang sedang berkumpul satu meja dengan ku.
"Wih,,buru-buru amat sih?!
Kaya di rumah ada yang nungguin ajah"Ucap Dito yang di sambut tawa mengejek dari rekan-rekan yang lain.
Aku tak menghiraukan nya.
Aku masih sibuk memasukan barang-barang ku satu persatu kedalam ranselku.
"Cape!
Pengen istirahat.
Gua duluan."Ucapku kemudian pergi meninggalkan mereka semua.
Ku dengar mereka masih sibuk mengolok-olok ku dengan tawa yang mengejek,sepanjang langkah ku meninggalkan tempat ini.
Aku berjalan menuju parkiran dan masuk kedalam mobil ku.
Meletakan barang bawaan di bangku samping kemudi, setelah itu diem sejenak.
Tatapan ku kosong, prasaan ku juga sama kosong nya.
Tidak ada semangat dalam diriku untuk pulang.Tapi tidak juga untuk menghabiskan waktuku dengan manusia-manusia itu.
aku mengumpulkan tenaga untuk melajukan mobil ini untuk pulang dengan memaksakan diri.
.
Aku sampai di Rumah ku.
Rumah yang terlihat hening tanpa aktivitas apapun di dalam nya.
Semua lampu dalam keadaan padam, menjadikan rumah itu terlihat semakin menyeramkan di banding rumah-rumah lain yang menyala di tengah malam.
Ku buka pintu itu lebar-lebar yang seharian terkunci rapat.
Gelap,
hening.Itu yang kulihat di dalam sana.
Ku langkahkan kaki untuk masuk, dan menyalakan semua lampu di rumah ini.
Sedikit lebih hidup.
Ku rebahkan badan ini di kasur yang empuk, setelah sebelumnya aku membersihkan diri ku terlebih dahulu.
Setidaknya ini adalah tempat yang paling nyaman yang aku miliki saat ini.
Suara krekekan dari tulang ku berbunyi bersautan saat aku menggeliat.
Ahh,, nyaman sekali rasanya setelah seharian bekerja.
Ku raih ponsel ku dan mengetik sebuah pesan.
" bagaimana keadaan mu? Dan bagaimana dia di dalam sana?
Apa kalian baik-baik saja?"Pesan itu ku kirim lewat WattsApp.
Terbaca.
Namun aku tahu,dia tidak akan membalas nya.Ini bukan lah pesan pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutia & Bimasena
RomanceMutia (Tia) adalah seorang ibu muda berusia 25 tahun yang memiliki satu orang anak. ia selalu di anggap tidak bisa apa-apa dan hanya bergantung pada suaminya. Pada suatu hari Tia harus bercerai dengan suaminya, karena suami nya berselingkuh dengan s...