DIA YANG BERSAMAKU DI MASALALU

1.5K 39 1
                                    

TIA POV :

" Mas,aku minta tambah uang belanja ku dong,mas.
500 ribuu ajah"

kataku sambil memelas dan berbicara selembut mungkin.

" Kalo kurang yah kamu cari sendiri..
Ngide dong,,!
Jangan bisanya cuma minta doang!
Jadi perempuan tuh yang pinter,kreatif.

Tuh liat nadia,tetangga depan.
Kerja bantuin suaminya.
Pinter cari uang.
Gak kaya kamu.
Bisanya mintaaa.. doang"

Jawab suamiku sambil masih fokus dengan gadget nya.

" Tapi Nadia kan ibu nya masih ada mas,,

Anaknya di urus sama ibu nya.
Sedangkan aku,ibuku udah meninggal.
Dan ibu kamu juga gak mau di titipin Gio.
Bilangnya, repot..."

ucapku sedikit kesal.

" Ko malah bawa-bawa ibu ku sih?!.
Yah kamu,,jadi prempuan kreatif lah!
Bisnis apa gitu,,!
Yang bisa ngasilin uang,
Tapi tetep bisa ngurusin Gio!"

Kini dia meletakan gadget nya d meja dan menatapku.

" Aku mau kasih kamu 500 ribu,,,
Tapi kamu pakai untuk modal usaha!
Biar kamu kreatif,
Gak cuma bisa mintaaa doang sama suami!"

Ucapnya menatapku, lalu pergi meningga kan ku di ruang tamu.

Perasaanku sedih dan juga marah, ada sedikit rasa kecewa juga di dalam hatiku.
Tapi aku juga sadar, keadaan ekonomi keluargaku pas-pasan.

Suamiku hanya seorang kariyawan biasa. Yang harus menghidupi keluarga kecil kami.
Dan hdup di kota yang serba mahal untuk kalangan menengah kebawah seperti keluarga ku,memang sulit.

Belum lagi cicilan KPR dan motor, sanggat membuat pusing mengatur keuangan rumah tangga kita.

Aku hanya seorang ibu rumah tangga biasa,tugasku mengurus pekerjaan rumah.
Anakku yang akan masuk TK sebentar lagi sudah membuat ku cukup sibuk.

Dulu aku juga pernah bekerja di sebuah prusahaan cukup bagus di kota ini,dan aku sudah jadi karyawan tetap.
Level yang banyak orang mau, karna pada zaman sekarang, yang sebagian besar prusahaan hanya menerapkan sistem kontrak untuk karyawan nya.

Setelah kehamilan ku, aku memutuskan untuk rigsen dari pkerjaan ku.

Kehamilan ku sangat membuatku senang.
anak yang selalu aku idam-idam kan selama ini.

Usiaku masih 20 tahun saat anak ku lahir. kebanyakan organg bilang, aku masih sangat muda untuk menikah dan menjadi ibu.
Tapi ini benar-benar impian ku, menikah muda.
Mempunyai keluarga kecil dan bahagia.

Ya, aku sangat menginginkan cerita bahagia di kisah hidup ku.
Impian yang selalu aku usahakan untuk mewujudkan nya.

" Kamu sih,udah bener kerja.
Udah enak jadi karyawan tetap.
Malah rigsen!

Sekarang!
Rasain sendiri kan?!
Kekurangan uang gimana rasanya?!

Aku kan udah ngingetin kamu,,,
Buat tetep bertahan!"

Ucap suamiku yang terbaring samping ku.

"Iyah tapi kan waktu itu aku hamil,Mas,,,

Aku juga muntah-muntah terus.
Sampe pingsan di tempat kerja.
Aku ngerasa kewalahan harus kerja dalam kondisi hamil..."

jawabku sambil berbaring menghadapnya dan dia berbaring membelakangiku.

"Yaudah,sekarang kerja lagi ajah..!
Kan udah gak hamil tuh,..
Gio bisa lah di titipin ke day care atau pengasuh,kalo ibuku kerepotan!"

ucapnya dengan nada acuh dan tetap memblakangiku.

Aku hanya diam,tak bisa menjawab perkataan nya.
Dadaku sesak.
rasanya ingin marah.
Tapi aku tahu,aku tidak bisa melakukan nya.

Aku sangat sayang pada Gio.
Aku tidak ingin meninggal kannya.
Setiap hari ku lalui dengan nya.
Setiap detik ku selalu di samping gio.

Gio pun bukan anak yang mudah akrab dengan orang asing, dia hanya akrab dengan ku.
Bahkan dengan ayah nya sendiri pun sedikit susah untuk di ajak Bermain.
Dia hanya ingin dengan ku,aku pun ingin selalu berada di sampingnya.

Pikiran ku melayang, pergumam dengan pertanyaan ku sendiri dan menjawab nya sendiri.
Menguatkan diri ku sendiri untuk tetap sabar dan bertahan dengan keadaan ini, aku harus mengalah.

Kami pun tertidur dalam keheningan.
Tak sepatah katapun yang terlontar dari mulut kami.
Tak bergerak sedikit pun atau menghasilkan suara apapun.

Masih dengan posisi yang sama.
..............

Keesokan pagi nya.

Seperti biasa aku menyiapkan bekal untuk mas ibran.

Nasi,lauk,sayur dan sesikit potongan buah naga ku masukan kedalam kotak bekal untuk ia bawa.

" Yang,,, kaos kaki ku di simpan di mana?"

Teriaknya dari dalam kamar.

"Iyah mas, sebentar..

Aku ambilin"

langkahku bergegas.
Menghampiri mas ibran dan memberikan kan sepasang kaos kaki putih.

"Kebiasaan!
Kalo pagi gak di siapin semua nya!
Bekal aku udah d siapin belum?"

Tanya nya sambil berjalan menuju ruang tamu.
Meninggal kan ku di kamar yg terduduk di atas kasur.

"Udah Mas,,
Ada di meja.
Tinggal d bawa."

Teriak ku masih terduduk di atas kasur.

Ku lihat di samping ku, handphone mas ibran tertinggal.
Kuraih handphon itu untuk ku berikan padanya.
Ku rasakan hendphone itu bergetar,

Ku lihat.
Ada notifikasi kecil muncul di atas layar handphone.

Sebuah pesan yang bertuliskan..

" mas,aku udah masakin nasi goreng buat kamu 😘❤️"

..............

Author/Note

Hallo semua.. 🥰

Ini cerita pertama ku.

Yang terinspirasi dari kisah nyata.

Semoga berkenan.

Dan semoga ada hal positif yang bisa kita ambil dari kisah ini.
Aamiin...

Dilarang keras copy past!
Hak cipta di lindungi undang-undang!

Maaf bila terdapat kekurangan 🙏

Dan trimakasih banyak kepada semua yang sudah memberikan vote nya ☺

I love you so much 😘

Semoga hari kalian menyenangkan bye 🥰

Mutia & BimasenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang