KISAH YANG BERBEDA

585 31 0
                                    

TIA POV :

Kisahku tak berjalan mulus.

Meninggalkan jauh impian-impian yang selama ini aku bayangkan, dan selalu berusaha untuk aku wujudkan.

Kisahku tak seindah film romatis atau novel-novel yang sering aku baca.

Yah..,begini lah akhir kisah cintaku.

Baiklah,,,hidup harus tetap berjalan!

Pernikahan ku berakhir,tapi tidak dengan hidupku.

..........

  ***Dua tahun yang lalu***

" Hiks..hiks...hikss,, ibu... Bu..."

Suara ku berat,rasanya tenggorokan ku seperti tercekik.

Sekarang aku berada di pemakanan, tepat di depan ku adalah makam ibu ku.

Aku tidak tahu lagi harus kemana,tak ada tempat yang bisa aku tuju.

Andai,dulu aku menuruti nasihat ibuku.
Agar tidak menikah muda.

Andai dulu aku mau mendengarkan nya.

Andai saja waktu bisa di putar.

Aku tidak akan menikah dengan mas ibran.

Ini bukan kali pertama mas ibran berselingkuh.

Dulu dia berselingkuh dengan seorang janda beranak satu.

Namun ia beralibi bahwa hanya menyukai anak perempuan nya yang lucu.

Mas ibran sangat menginginkan anak perempuan dibanding anak laki-laki.

Masih ku ingat jelas wanita itu, masih terasa sakit di dada ku ketika aku memikir kan nya.

Aku sangat membenci janda!

Iyah!
Aku sangat membenci janda!

Menurutku semua janda sama saja.

Mereka berekting menujukan belas kasihan,lemah lembut dan tutur kata yang manis.

Untuk menaklukan laki-laki seolah mereka adalah bidadari yang turun dari kayangan.

Dan kini,,

Hal yang sama terulang kembali.

Aku masih sangat tidak menyangka mas ibran tega melakukan ini kepada ku.

kepada gio.

Kali ini,mas ibran berpacaran dengan teman sekantor nya.

Bukan janda memang, tapi tetap rasa sakit nya sama saja.

"Ibu..,, maafin tia bu.., tia gak nurut sama ibu, tia nyesel. Maafin tia.."

Air mataku mengalir deras jatuh di atas pusara ibu.

Aku tau,aku anak yang tidak tahudiri.

Saat ibu ku hidup aku membangkang,tak menurutinya.

Dan ketika ibu ku sudah tiada,aku masih mengganggu ketenangan nya.
Dengan menangis terisak seperti ini di makan nya.

Tapi sungguh,aku tidak tahu lagi harus kemana.

Aku terus memeluk pusara itu,dan memejamkan mataku.

Rasanya tenang sekali.

Rasa sesak dan penuh di dadaku seakan mulai hilang keluar dan lebur bersama air mataku yang jatuh.

Sepoi angin yang menyejukan dan langit yang teduh sangat membuat ku nyaman.

Nyaman... Sekali, dan akupun menutup mataku perlahan yang kurasa sangat berat ini.

Aku tertidur,
Di makam ibuku.

Mutia & BimasenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang