Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 WIB. Fatimah terbangun dari tidurnya dia pun membangunkan teman-temannya.
"Dea bangun tahajud yuk" ajak Fatimah.
Dea pun bangun dan Fatimah pun membangunkan Nei.
"Nei bangun yuk kita tahajud dulu,"
"Hoamm,masih ngantuk Fat lima menit lagi yah," pinta Nei.
"Bangun dulu Nei bentar lagi pengurus kesini loh," ucap Fatimah.
"Iya-iya," ucap Nei.
Mereka pun ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah selesai mereka ke masjid untuk melaksanakan sholat tahajud bersama.
Dipesantren Al-Furqon diwajibkan seluruh santrinya untuk melakukan tahajud berjamaah.
Setelah selesai mereka tadarus Al Qur'an sambil menunggu azan shubuh berkumandang.
******
Setelah selesai melaksanakan sholat shubuh mereka bersiap-siap untuk melaksanakan tahfidz pagi dan para Ustadz dan Ustadzah pun masuk ke kelas untuk memulai kelas tahfidz pagi.
Waktu telah menunjukkan pukul 06.00 WIB, semua santri sudah menyetorkan hafalannya mereka kembali ke asramanya masing-masing untuk persiapan kegiatan sekolah.
Mereka pun sarapan setelah sarapan mereka mempersiapkan untuk dibawa ke sekolah.
Fatimah dan Dea pun sudah selesai kini tinggal Nei yang masih berhias.
"Kamu lama banget sih Nei dandan aja kek mau nikahan," ucap Dea.
"Haruslah Dea apalagi Gus Azlan hari ini mau ngajar di kelas kita wajar dong aku harus tampil cantik biar Gus Azlan kecantol sama aku," ucap Nei dengan percaya diri.
"Astaghfirullah Nei Nei emang sifat kamu yang bar bar ini ga bisa tertolong lagi," ucap Dea geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang bar bar.
"Biarin deh kamu mau ngomong apa, kalo mau duluan ya duluan aja" ucap Nei dengan wajah kesal.
"Udah-udah kalian ini dimana-mana berantem mulu kita ini sahabat jadi harus akur dong," ucap Fatimah menasehati.
"Iya Fat maafin kita ya," ucap Nei meminta maaf.
"Udah nggak apa-apa," kata Fatimah.
"Ya udah kalo kalian mau duluan duluan aja nanti aku nyusul," ucap Nei.
Dea dan Fatimah pun berlalu meninggalkan Nei yang masih sibuk dengan berhias.
Setelah selesai Nei pun keluar dari asrama menuju sekolah karena sekolah mereka di dalam lingkungan pesantren jadi terasa dekat.
Ketika sedang asyik berjalan tiba-tiba Nei tersandung batu dan akhirnya bukunya terjatuh.
"Perlu saya bantu ukhty?" Tanya pemuda itu.
Nei masih terdiam dan tidak menjawab pertanyaan pemuda itu.
Pemuda itu pun segera membantu Nei, setelah selesai tak sengaja pandangan mata mereka bertemu.
"Astaghfirullah," ucap keduanya langsung menunduk.
"Te-terima kasih akhy ya sudah sa-saya permisi assalamualaikum," ucap Nei gugup.
"Gadis yang cantik," gumam Rey.
"Ma Syaa Allah calon imam Nei tampan banget tapi masih tampan Gus Azlan sih" gumam Nei sambil tersenyum.
Ketika sudah masuk ke dalam kelas Nei masih senyum-senyum sendiri sehingga Fatimah dan Dea pun keheranan.
"Nei!" Panggil Fatimah.
Karena tidak ada jawaban dia pun menepuk pipi Nei pelan sehingga Nei tersadar.
"Astaghfirullah kenapa Fatimah?" Tanya Nei.
"Seharusnya saya nanya sama kamu Nei kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri kayak orang gila," ucap Fatimah.
"Tadi aku ketemu pangeran tampan hehe," ucap Nei cengengesan.
"Astaghfirullah, udah aku duga pasti ketemu cowo" timpal Dea.
"Hm udah-udah jangan berantem terus masih pagi ini," ucap Fatimah melerai sahabatnya agar tidak berdebat lagi.
Akhirnya bel masuk pun berbunyi terlihat Gus Azlan memasuki kelas Fatimah.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat pagi anak-anak" sapa Gus Azlan.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh pagi pak" ucap seluruh murid.
"Baiklah sebelum kita memulai pelajaran dengar-dengar kelas kita kedatangan murid baru silahkan maju ke depan untuk memperkenalkan diri," ucap Gus Azlan.
Fatimah pun maju ke depan untuk memperkenalkan dirinya banyak dari bisik-bisik dari murid laki-laki yang membicarakan Fatimah.
"Silahkan kamu perkenalkan diri kamu," ucap Gus Azlan.
"Baik pak, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" sapa Fatimah.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap semua murid.
"Perkenalkan nama saya Putri Fatimah Az-Zahra kalian bisa memanggil saya Fatimah umur saya 15 tahun saya pindahan dari MA boarding school Surakarta sekian wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Fatimah mengakhiri perkenalan dirinya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
"Silahkan kamu dududk ke tempat kamu kembali" ucap Gus Azlan mempersilahkan.
"Bukankah dia gadis yg ku temui kemarin ternyata dia masuk dikelas ini dia cantik apalagi tertutup cadar Ma Syaa Allah astaghfirullah apa yang kamu fikirkan Azlan jaga pandanganmu" batin Gus Azlan.
Pelajaran pun di mulai mereka mulai mendengarkan apa yang di jelaskan Gus Azlan setelah selesai akhirnya bel istirahat pun berbunyi dan membuat lega para murid karena pelajaran matematika membuat otak mereka harus bergelut dalam hitungan.
"Akhirnya istirahat juga huh pusing kepala aku belajar matematika untung gurunya Gus Azlan jadi semangat deh ngedengerin penjelasan dia" ucap Nei.
"Huh kamu ini Nei gak habis mikirin Gus Azlan aku aja mikirin penjelasan pelajaran tadi pusing eh kamu kesenengan," ucap Dea.
Fatimah hanya diam memperhatikan kedua sahabatnya berdebat akhirnya dia pun meninggalkan kedua sahabatnya.
Setelah selesai mereka berdebat tak menyadari kehadiran Fatimah sudah tidak ada disamping mereka.
"Tuh kan Fatimah udh pergi duluan gara-gara kamu sih Nei" ucap Dea menyalahkan.
"Enak aja kamu tadi ngajakin berdebat sekarang ditinggalin huh" ucap Nei tak mau kalah.
Akhirnya mereka ke kantin menyusul Fatimah.
Setelah sampai di kantin mereka menghampiri Fatimah yang sedang makan.
"Kamu kenapa ninggalin kami Fat?" Tanya Nei.
"Saya males nungguin kalian lama berdebat ya udah saya tinggalin aja perut saya juga udah laper nungguin kalian yang ada keburu bel masuk lagi" ucap Fatimah dengan kesal.
"Maafin kita ya Fat salah Nei tadi ngajakin berdebat," ucap Dea.
"Enak aja kamu duluan kok yang ngajakin" ucap Nei.
"Kamu Nei!"
"Kamu Dea!"
"Bisa ga sih jangan berantem mulu pesan makanan sana atau saya tinggal lagi kalian berdua" ucap Fatimah yang sudah kesal dengan kedua sahabatnya.
Akhirnya mereka pun memesan makanan setelah habis mereka pun kembali ke kelas.
Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi, pelajaran pun siap di mulai.
*****
Pelajaran pun selesai akhirnya bel pulang pun berbunyi semua murid pun keluar dari kelas.
Segini dulu yaa semoga suka jangan lupa like dan komen biar lebih semangat lagi🙏😊
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA DI PESANTREN
JugendliteraturPutri Fatimah Az-Zahra, seorang gadis cantik diminta orang tuanya untuk masuk ke pesantren karena amanah dari almarhum kakeknya. dia dikirim ke pesantren Al-Furqon dimana dia banyak menemukan pengalaman yang tidak pernah dia dapatkan. Azlan Firdaus...