Di mansion Angkasa
Dea dan orang tuanya sudah sampai di mansion mereka segera masuk ke dalam rumah untuk membereskan barang-barang yang dibawa serta membersihkan diri.
"Nak kamu mandi dulu gih udah itu kebawah ya bi Laras udah bikinin makanan tadi," ucap umi Sinta.
"Iya umi," ucap Dea berlalu meninggalkan orang tuanya.
Dikamar Dea.
Dea melihat di sekeliling kamarnya dia sangat merindukan kamarnya ini.
"Masih tetap sama akh sebaiknya aku membersihkan diri dulu," ucap Dea berlalu ke kamar mandi.
20 menit berlalu Dea selesai dengan ritual mandinya dan mengganti pakaian setelah dirasa selesai dia pun turun kebawah.
Saat turun kebawah dia tidak melihat orang tuanya.
"Abi sama umi kemana?," Gumam Dea.
"Abi umi!" Panggil Dea.
Terlihat abi uminya yang sedang duduk di sofa sembari berbincang-bincang.
"Ada apa sayang?," Tanya umi Sinta.
"Ayo umi abi kita makan Dea udah laper," ucap Dea.
Sinta dan Angkasa saling melirik dan tersenyum.
"Ya udah ayo," ucap Sinta.
Mereka pun ke meja makan untuk menikmati makan siang.
"Oh iya nak nanti kalo udah makan jangan kemana-mana dulu ya umi sama abi mau nanyain sesuatu sama kamu," ucap Angkasa.
"Baik abi," ucap Dea tersenyum.
Mereka melanjutkan makannya setelah selesai bi Laras membereskan piring kotor yang habis dipakai.
Diruang keluarga
"Abi mau nanya apa sama Dea?," Tanya Dea.
"Abi mau nanya sama kamu nak kamu kenal dengan laki-laki yang mau melamar kamu itu?," Tanya Angkasa.
"Kenal bi dia temen satu kampus sama Dea dan dia juga satu pondok sama Dea bi," ucap Dea.
"Anaknya gimana nak?," Tanya Sinta.
"Anaknya baik kok umi kalem, ramah juga sih tapi gak ramah sama cewe cuma sama cowo aja bisa dibilang gak friendly sama cewe walaupun ramah," jelas Dea.
"Ma Syaa Allah umi sama abi setuju banget nak apalagi anaknya gak friendly sama cewe," ucap Sinta tersenyum.
"Apakah kamu mencintainya nak?," Tanya Angkasa.
Dea terdiam dia bingung harus menjawab apa jika dia menjawab akan merasa malu.
"Sayang!" Panggil Angkasa.
"Eh iya bi em Dea malu bi mau ngomongnya," ucap Dea.
"Malu kenapa nak?," Tanya Angkasa.
"Malu aja bi nanti abi ledekin Dea," ucap Dea.
"Haha kamu ini nak ada-ada aja jadi benerkan kamu menyukainya?," Tanya Angkasa lagi.
Dea pun mengangguk pelan sedangkan Sinta dan Angkasa tersenyum.
Di mansion Abrisam
Nei dan kedua orang tuanya sudah sampai di mansion mereka dengan segera Nei masuk ke kamar untuk membereskan barang-barangnya.
"Kamar Nei masih sama jadi kangen deh," ucap Nei.
Nei merebahkan tubuhnya sebentar dirasa waktu sudah sore dia pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA DI PESANTREN
JugendliteraturPutri Fatimah Az-Zahra, seorang gadis cantik diminta orang tuanya untuk masuk ke pesantren karena amanah dari almarhum kakeknya. dia dikirim ke pesantren Al-Furqon dimana dia banyak menemukan pengalaman yang tidak pernah dia dapatkan. Azlan Firdaus...