2. Bangun Di Zaman Berbeda

401 85 314
                                    

Terik matahari menyilaukan pandangan seorang perempuan yang telentang ditengah-tengah jalan raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik matahari menyilaukan pandangan seorang perempuan yang telentang ditengah-tengah jalan raya. Beberapa orang mengerumuninya sambil berbisik-bisik

"Kasian sekali dia."

"Apa dia korban tabrakan?"

"Apa dia terluka?"

"Sepertinya dia tak terluka."

"Bawa dia kerumah sakit!"

Karena suara berisik warga, Jihan tersadar. Dengan susah payah ia menegak tubuhnya yang sedikit limbung. Jihan memijit pangkal hidungnya yang terasa pusing. Ia kebingungan, mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi pada dirinya.

Ah, Jihan teringat sesuatu, sepertinya ia harus cepat pergi dari sini. Ada tes wawancara yang harus ia datangi. Jihan langsung bergegas pergi tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya bingung. Ia tidak boleh terlambat.

Langkahnya terhenti saat ia tersadar akan sesuatu. Jihan mengedarkan pandangannya. Semua ini, kenapa terlihat berbeda? Apa dia tersesat? Jihan mengambil ponselnya yang berada di kantong celana. Ia mengetik sesuatu dan beralih ke ikon telfon. Jihan hendak menelpon sahabatnya, Kirana.

Telepon tersambung.

📞 Kir, lo udah sampe? Gue agak terlambat nih, kayaknya gue tersesat deh!

📞  J-jihan? bukannya lo kecelakaan?

📞 Lo ngomong apa sih! Gajelas tau gak!

📞 I-ini beneran lo?

📞 Kirana ... Gue lagi gak minat untuk bercanda. Gue tersesat. Ckk! kalau gue terlambat, bisa habis gue."
     
Kirana kini sedang berada dirumah sakit, keringat dingin membasahi wajah cantiknya. Wajahnya kebingungan. Baru saja polisi menelponnya, memberi kabar bahwa sahabat baiknya, Jihan mengalami kecelakaan. Kini perempuan itu sedang berada dirumah sakit.

Suara bahkan tata bahasanya si penelpon sangat persis seperti Jihan. Kirana mengusap kepalanya frustasi, sudah jelas-jelas ia melihat sendiri sahabatnya terbaring terluka di ranjang rumah sakit. Bulu kuduk Kirana meremang, Apa jihan si penelpon ini adalah hantu?

📞 Lo bukan Jihan! Jihan yang asli kecelakaan, dia terbaring dirumah sakit!

📞 Hah? Kecelakaan? Bangun, Na! Bangun! Gue baik-baik aja, lo kenapa sih!?

Telepon beralih ke video call

📱 Lo bilang gue kecelakaan, hah! Nih gue buktikan!

📱Ji-jihan? Kok bisa! Apa kalian kembar?"

📱 Lo udah gak waras! Daripada lo kebingungan kayak orang bodoh, lebih baik lo tolongi gue. Gue tersesat, kok bisa ya gue tersesat?"

📱 Mana gue tau! Lo belum jawab pertanyaan gue, lo punya kembaran?"

Sadewa 1987 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang