Hari sudah malam, untungnya Jihan sudah menemukan kos-kosan khusus cewek dengan harga yang relatif murah. Ibu kost Jihan sangat baik, ia menyambut kedatangan Jihan dengan tutur kata yang lembut dan senyuman hangat. Hal itu membuat ia jadi teringat sama sosok sang Ibu yang sudah lebih dulu berpulang ke pangkuan Ilahi.
Ibu kost tersebut sering disapa dengan nama Ibu Rina. Soal biaya, Jihan bisa bernafas lega pasalnya, Ibu Rina tidak mempermasalahkan uang kost. Jihan akan mulai mencari kerja demi membayar uang kostnya yang sudah ia janjikan. Jihan sedikit tenang sebab, mencari pekerjaan pada tahun ini tidak se-susah saat di tahun 2023.
Jihan duduk bersila ditempat tidur, ia beralih ke ponsel hendak menelpon Kirana. Sebenarnya sempat terpikirkan olehnya mengapa ponselnya masih bisa digunakan saat ini. Padahal mustahil sebuah ponsel bisa terhubung dengan masa depan, lagipun akses internet ditahun ini masih belum terjamah oleh benda canggih seperti ini.
Telepon tersambung.
📞 Omaigat Jihan! Akhirnya lo telpon gue juga!
Jihan mengumpat kesal, baru saja telfon tersambung, suara pekikan Kirana dari sebrang sudah berkoar-koar.
📞 Hmmm ...
📞 Gimana-gimana, lo beneran masuk ke zaman dulu? Lo pake mesin waktu modelan apa? Trus trus lo ada di tahun berapa?
Rentetan pertanyaan dilayangkan oleh Kirana. Gadis itu penasaran tingkat dewa, pasalnya ia belum pernah melihat kejadian yang biasanya terjadi di novel-novel, ada di dunia nyata.
📞 Gue gak pernah masuk lorong ataupun mesin-mesin yang lo bilang itu, gue gak tau kenapa gue disini, Na.
📞 Kok lo agak beda ya sama novel-novel yang gue baca?
📞 Ckkk. Berhenti membicarakan tentang novel-novel lo! Yang lebih penting sekarang adalah, kenapa gue bisa masuk ke zaman dulu, tahun 1987.
📞 Omo, lo masuk pada zaman periode bapak Soeharto!
📞 Iya.
Diseberang sana, terlihat Kirana sedang berpikir keras.
📞 Jihan, coba lo ingat-ingat, akhir-akhir ini lo ada ngelakuin sesuatu yang berhubungan dengan tahun 1987?
📞 Hmmm, gak kayaknya.
📞 Jangan kayaknya! Coba lo pikirin lagi deh, gak mungkin lo disitu jika bukan karena ada sesuatu.
Diam sejenak, Jihan mencoba berpikir lebih keras, berusaha mengingat-ingat rentetan kejadian sebelum kecelakaan. Netranya membulat saat ia teringat akan sesuatu.
Buku diary itu!
📞 Na ... Gue tahu apa penyebab gue ada disini!
📞 Serius! Apa? Cepat kasih tau gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa 1987
Teen FictionSUDAH END , PART LENGKAP Ibarat Bulan dan Matahari. Sampai dunia hancur pun, Tuhan tidak akan ngizinin mereka untuk bersatu. Karena pada dasarnya, mereka hanya berdiri sesuai masanya. Siang dan malam. Mereka berbeda, berbeda segalanya Sama seperti k...