Ini Sadewa😋
____
Jika terlambat seperdetik saja, sudah dipastikan hal buruk akan terjadi kepada Sadewa. Usai kecelakaan itu, Sadewa dibawa kerumah sakit oleh beberapa orang. Kondisinya kritis, namun untungnya sekarang sudah lebih baik.
Kini, Sadewa terbaring tak berdaya di brangkar rumah sakit. Keadaannya miris dengan beberapa alat medis menempel ditubuhnya. Tidak ada yang datang kecuali seorang wanita paruh baya yang sukarela menjadi wali untuk Sadewa.
Sebenarnya, wanita itu mengenal Sadewa. Dia salah satu langganan koran Sadewa. Jika saja perekonomiannya baik, dengan sukarela dirinya mengangkat Sadewa menjadi anaknya. Sadewa memiliki pribadi yang baik jadi tidak rugi rasanya jika ia merawat remaja itu.
Tak berselang lama, Jihan datang dengan wajah sembab penuh kekhawatiran, keadaannya sedikit kacau. Mata indahnya memanas begitu membuka pintu kamar Sadewa, dan melihat sendiri bagaimana keadaan lelaki itu.
Wanita paruh baya yang sedari tadi memerhatikan Jihan, langsung beranjak menghampiri dan memeluknya. Airmata Jihan kian turun dengan deras karena pelukan itu. Cukup lama berpelukan, Jihan akhirnya melepas pelukan tersebut dan menatap wanita itu dengan penuh tanya.
"Sadewa ... dia gak papa kan bu? Dewa, Dewa pasti cepat sadar kan?" Isak pilu Jihan. Perempuan itu kini dituntun untuk duduk.
Ia menyesali keterlambatannya. Jihan baru mengetahui kecelakaan itu usai salah seorang tetangga Sadewa memberitahunya. Saat itu Jihan berniat mengunjungi Sadewa dan mengajaknya bermain karena ia pikir Sadewa sudah kembali dari gereja. Namun itu semua urung saat seorang datang dan menyuruh Jihan untuk segera kerumah sakit. Kebetulan orang itu salah satu dari warga yang membantu membawa Sadewa kerumah sakit.
Jangan tanya apakah Faisal sudah mengetahuinya, jawabannya adalah iya. Ayah keji itu sama sekali tidak peduli keadaan putranya. Ia diluar, kelayapan dan bersenang-senang dengan alkoholnya. Faisal tidak khawatir ataupun gelisah, bahkan dia berharap agar Sadewa meninggal detik itu juga.
"Nak, Ibu pamit pergi ya ... Anak-anak Ibu udah nunggu dirumah." Kata Wanita itu sembari mengelus pelan pundak Jihan. "Nak Dewa itu kuat, Ibu yakin. Tuhan pasti melindungi nak Dewa, sebab Tuhan sangat menyayanginya." Lanjut wanita itu.
Lantas bagaimana jika Tuhan mengambilnya karena terlalu menyayangi lelaki itu?
......
Sudah satu malam berlalu, dan satu malam itu pula Faisal tak menampakkan batang hidungnya. Hanya ada Jihan, Rony dan Pak Ahmad yang setia menunggu lelaki itu membuka matanya.
Jika bisa dibayangkan, wajah Sadewa disana terlihat tenang. Banyak luka goresan tak menutup wajahnya yang menawan. Siapapun akan tenang jika menatap pahatan karya Tuhan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa 1987
Teen FictionSUDAH END , PART LENGKAP Ibarat Bulan dan Matahari. Sampai dunia hancur pun, Tuhan tidak akan ngizinin mereka untuk bersatu. Karena pada dasarnya, mereka hanya berdiri sesuai masanya. Siang dan malam. Mereka berbeda, berbeda segalanya Sama seperti k...