Tiga belas

5.4K 653 14
                                    

Sunghoon terdiam. Ia masih berpikir. Meskipun ia seorang dosen, tapi otaknya tetap nggak bisa memproses cerita Sean.

"Pegawai toko itu, maksud saya Lia. Dia tau kamu begini?"

Sean menggeser duduknya agak menjauh dari Sunghoon. Ia merasa Sunghoon terlalu dekat.

Lalu ia mengangguk.

"Kak Lia tau orang tua Riki. Karna adeknya juga jadi boneka kayak saya."

Sunghoon sedikit menahan napasnya. Dia pikir korbannya cuma Sean. Tapi ada yang lain juga? Berapa banyak yang sudah jadi korban?

"Kamu tau ceritanya?"

Lagi, Sean mengangguk.

"Dulu waktu Riki SD kelas 3, dia ke sekolah biasa. Punya teman, main bareng. Sampai salah satu temannya ngebully Riki karna dia menang terus main kelereng. Riki di dorong, di pukul, di tendang. Salah satu pembully itu adeknya kak Lia.

Kak Lia nemuin boneka di deket gang sempit jalan ke rumah mereka. Dia nggak tau apa-apa. Sampai Riki sendiri yang diam-diam ngasih tau kak Lia. Tapi telat, adeknya kak Lia udah permanen jadi boneka. Nggak bisa berubah jadi manusia kayak saya."

Sunghoon mengenyit bingung. Ia nggak paham.

"Permanen maksudnya? Trus kenapa nggak bisa jadi manusia kayak kamu?"

Sean diam. ini part yang sebenarnya nggak mau Sean kasih tau. Sunghoon mungkin menganggapnya memanfaatkan Hana.

Meskipun hanya itu yang dapat Sean lakukan.

"Om Sunghoon tau nggak, kalau saya awalnya nggak mau om Sunghoon tau tentang saya. Tadinya saya nggak mau jujur sama om. Saya takut om bakalan jauhin saya dari Hana. Saya butuh Hana om. Tanpa Hana saya nggak mungkin bisa berubah jadi manusia kayak gini."

Sunghoon berdiri. Mengusap wajahnya kasar.

"Jadi kamu selama ini manfaatin Hana?"

Suara Sunghoon agak meninggi.

"Cuma itu yang bisa saya lakuin om. Kalau enggak, saya bakalan jadi boneka selamanya. Sama kayak adeknya kak Lia."

"Kamu belum jawab pertanyaan saya yang tadi. Apa maksudnya boneka permanen? Kenapa bisa dia jadi boneka permanen?"

"Mereka yang dikutuk jadi boneka punya batas waktu om. Mereka harus bisa nemuin orang yang bisa bantu mereka jadi manusia semantara. Kalau batas waktu itu berakhir dan mereka belum bisa berubah jadi manusia, mereka bakalan jadi boneka permanen alias mereka bakalan mati.

Dan berubah jadi manusia enggak segampang itu, om."

Sunghoon kembali duduk di tempat awal, di depan Sean.

Sean yang ngeliat Sunghoon cuma diam, tetap melanjutkan.

"Mereka yang dikutuk bisa berubah jadi manusia sementara kalau ada seseorang yang bener-bener butuh kehadiran boneka tersebut. Bener-bener ngerasa ditemani sama boneka itu. Kalau boneka itu cuma jadi pajangan aja, maka mereka nggak akan bisa jadi manusia sementara.

Dan itu yang terjadi sama saya sebulan ini. Mereka beli saya di toko tempat kak Lia kerja, setelah itu mereka jadiin saya mainan bayi yang cuma bisa ngerusak dan hancurin saya. Setelah itu mereka buang saya seolah-olah saya nggak berharga padahal hidup saya ada di tangan mereka."

"Dan Lia yang nyelamatin kamu?"

Sean mengangguk.

"Siklusnya selalu begitu. Kak Lia nyelamatin saya, ngerapiin saya, merekomendasikan saya ke orang-orang yang mau beli boneka berbi lalu setelah itu saya dibuang."

My Barbie Doll | Sunsun's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang