Dua puluh dua

5.2K 629 44
                                    

Mata Sean terpejam. Ia sebisa mungkin menetralkan jantungnya. Tapi selagi bibir itu masih menempel di bibirnya, jantungnya terus saja berdetak kencang.

Tangan Sean saling menggenggam di pangkuannya. Ini pengalaman pertamanya. His first kiss. But he's happy. The man who stole his first kiss is his hero.

Lama bibir itu menempel. Bahkan ia bisa merasakan rasa asin di bibirnya. Entah itu air matanya atau air mata Sunghoon.

Setelah beberapa lama, Sunghoon sedikit menjauhkan tubuhnya tetapi dahi mereka saling menempel. Sean membuka mata, lalu sedikit menunduk ketika langsung bertemu tatap dengan Sunghoon.

Sean kembali menutup matanya saat Sunghoon mendekatkan bibirnya ke kening Sean, lalu mengecupnya lembut. Salam perpisahan yang Sean suka. Dan pasti akan selalu Sean ingat dimanapun ia berada nanti.

Sunghoon menjauhkan bibirnya, lalu menatap Sean lama. Sean tersenyum, mengapus air mata Sunghoon dengan kedua tangannya.

"Saya bakalan selalu ingat om sama Hana, dimanapun saya nanti."

Seketika Sunghoon langsung memeluk Sean. Ia ingin memeluk Sean sampai saat-saat terakhir nanti. Apakah ia benar-benar akan menyaksikan Sean pergi?

"Om, boleh bantu liat batrai saya udah berapa? 3%? 2%? Atau udah 1%?"

Sunghoon mengernyit, tubuh Sean tak sedingin tadi. Kenapa ia baru menyadarinya? Tremor di tubuh Sean juga sudah jauh berkurang.

Sunghoon menjauhkan dirinya dan mengambil tangan Sean lalu melihat lengan kanannya.

Seketika tubuh Sunghoon kaku, tegak, dan matanya membesar.

Ini..?

Batrai Sean...

Kenapa bisa?

Sunghoon ingat, terakhir kali ia melihat batrai Sean adalah 6%, tapi kenapa sekarang jadi...

Jadi 15%?

Apa yang terjadi?
-----------------------------------------

Masih dalam keadaan bingung kenapa batrai Sean tiba-tiba jadi 15%, mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di hotel dekat mereka berhenti tadi.

Kaki Sunghoon sakit setiap kali menginjak pedal gas dan rem, Sunghoon juga lelah. Jadi daripada mengambil resiko pulang dalam keadaan begitu, ia tiba-tiba ada ide untuk beristirahat sebentar di hotel sekaligus membiarkan Sean tidur. Urusan kenapa batrai Sean bisa bertambah bisa dicari nanti-nanti. Yang penting ini seperti keajaiban yang harus dimanfaatkan segera. Sebelum batrai Sean berkurang lagi.

Lagian kalau mereka pulang ke rumah, bisa jadi mereka terjebak macet dan pasti beresiko buat Sean.

Sunghoon menghentikan mobilnya di parkiran "Chaconne Hotel." Lalu membatu Sean berjalan karna tubuh Sean masih lemas. Mereka pesan satu kamar. Toh mereka cuma beberapa jam di sini sampai batrai Sean full lagi. Lagian meninggalkan Sean sendirian di kamar bukanlah ide yang baik.

Kamar mereka ada di lantai 2. Setelah lift terbuka, Sunghoon kembali memapah Sean sampai pintu kamar, membuka pintu dengan kartu, lalu masuk.

Sunghoon langsung mambantu Sean tidur di kasur, membuka sepatu Sean, juga bantu menyelimutinya.

"Om nggak tidur juga?"

"Saya bisa nanti, yang penting kamu tidur duluan."

"Kaki om masih sakit?"

"Sedikit, tapi nanti juga reda. Nggak usah khawatirin saya, sekarang tidur."

Sean mengangguk. Beberapa detik setelah matanya tertutup Sean langsung tertidur. Sunghoon tersenyum kecil, mendekat ke Sean lalu mengecup dahinya.

My Barbie Doll | Sunsun's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang