Tiga puluh dua‼️

7.5K 580 44
                                    

Sunghoon benar-benar memasakkan telur orak-arik untuk Sean. Dan rasanya jauh lebih enak yang sekarang dibanding terakhir kali Sunghoon buat. Tampilannya juga dibuat seindah mungkin oleh Sunghoon. Ada suiran ayam dan sawi. Pedasnya juga pas. Dan yang terpenting, saus sambal yang membentuk love dibagian tepi piring. Sean rasanya sayang untuk merusak plating indah itu.

"Enak?"

Sean mengangguk, "Makasih ya kak."

Sunghoon tersenyum manis.

Sean makan dalam diam. Meskipun Hana berceloteh tentang makanan kesukaannya.

Sean diam karna, hatinya tak tenang. Perasaannya tak nyaman. Ia seperti sudah melakukan sebuah kejahatan tersembunyi.

Ia melihat Sunghoon yang antusias mendengarkan Hana. Ia merasa bersalah. Tapi bukan kah itu sepadan?

Sunghoon merahasiakan sesuatu darinya, dan ia pun juga merahasiakan sesuatu dari Sunghoon.

Seharusnya ini impas. Tapi Sean nggak tenang.

"Kenapa?"

Sean terkejut saat tangan Sunghoon menggenggam tangannya yang sedang mengaduk makanan.Tatapan teduh Sunghoon semakin membuatnya tak nyaman.

"Nggak papa kak."

Sunghoon mengangguk. Lalu lanjut makan.

Meskipun Sunghoon sadar Sean sedang memikirkan sesuatu, tapi ia diam. Ia yakin Sean percaya padanya. Ya, Sean pasti akan memberitahunya.
——————————————————————

Sean menyelimuti Hana yang sudah tertidur. Mungkin karna capek jadi Hana tidur cepat. Sean duduk dengan pelan, takut Hana terganggu dengan pergerakannya. Ia duduk termenung. Mungkin besok atau lusa ia sudah tidak tidur di kamar ini lagi. Karna Hana akan kembali ke rumahnya.

Diedarkannya pandangan ke seluruh sudut kamar. Mina menitipkan Hana ke Sunghoon dan berjanji hanya seminggu saja di sini. Tapi setelah Sean melihat kalendar, ini sudah hampir 3 minggu. Sean sudah sangat akrab dengan kamar ini. Jadi, ada perasaan berat untuk meninggalkan kamar beserta rumah ini. Tapi Sean tau, ia akan segera pergi. Bukan hanya pergi dari sini, tapi juga pergi dari hidup Hana dan Sunghoon.

Seandainya ia masih bisa jadi manusia, apakah ia bisa bertemu dengan mereka berdua lagi? Kalau bertemu saja mungkin, tapi untuk sedekat sekarang sudah dipastikan tidak bisa.

Kenapa?

Hana sudah pasti akan menjalani kehidupannya yang biasa. Bermain ditemani Mina dan Jimin. Lalu Sunghoon akan hidup seperti saat sebelum dirinya ada. Semua akan kembali normal. Termasuk dirinya sendiri yang mungkin akan sibuk mengejar ketertinggalannya di kampus.

Sean melihat jam yang digantung di dinding kamar. 11.15. Dirinya juga ngantuk. Tapi perasannya dari tadi tak nyaman.

Apakah karna ia menyembunyikan sesuatu dari Sunghoon?

Sean menggeleng. Lalu berdiri, membuka pintu kamar dengan pelan.

Ia berjalan ke ruang kerja Sunghoon. Baru aja mau mengetuk pintu, pintu tiba-tiba terbuka. Sean kaget, begitupun Sunghoon.

"Belum tidur?"

Sean menggeleng pelan lalu menatap Sunghoon. Ia tidak pernah merasakan aura dosen pada diri Sunghoon, mungkin karna di rumah Sunghoon cuma pakai kaus atau sweater.

Tapi malam ini Sunghoon memakai piyamanya, tetapi Sean malah merasakan aura dosen pada diri Sunghoon. Mungkin karna kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

"Kenapa, hm?"

Sean tersentak dari lamunannya.

"Aku nggak bisa tidur."
"Mau kakak dongengin?"

My Barbie Doll | Sunsun's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang