Sean berjalan lesu keluar dari toko baju anak-anak. Ia tidak menemukan Sunghoon dan Hana. Tadi ia juga sudah tanya sama mbak karyawan, dan katanya dua orang itu sudah keluar dari beberapa belas menit yang lalu.
Sean juga nggak bisa sembarangan kesana-kasini mencari Sunghoon dan Hana, karna masih ada kemungkinan ia akan bertemu lagi dengan Jungwon.
Sean duduk sebentar di tempat yang agak sepi. Banyak yang ia pikirkan sekarang. Pertama, kemana ia harus mencari Sunghoon dan Hana? Kedua, apa hubungan Jungwon dengan orang itu, kenapa bisa ke mall berdua?
Sean mengingat-ngingat lagi apakah ada momen yang ia lewatkan selama di kampus? Atau justru selama 2 bulan ia menghilang ini Jungwon dekat dengan orang itu?
Orang itu, dosen pembimbingnya di kampus. Pak Jay.
Apa mereka pacaran?
Pemikiran itu kayaknya nggak masuk akal. Kenapa? Pertama, pak Jay bukan dospemnya Jungwon, tapi dospemnya itu pak Jake. Kedua, Jungwon belum pernah ambil kelas pak Jay. Dan yang ketiga, bukannya Jungwon pernah bilang dia udah punya gebetan? Apa gebetannya itu pak Jay?
Sean kembali menghela napas.
Lalu ia ingat. Hal yang sangat krusial baginya. Batrai.
Dengan cepat Sean mengangkat lengan baju kanannya lalu melihat batrainya.
Napasnya tercekat. 23%.
Apakah sehabis itu energinya karna berlari tadi?
Sean ingat kata Lia, kalau batrai cepat habis nggak hanya karna kecapean. Tapi juga rasa cemas, deg-degan, ditambah ia juga berlari selama lebih dari setengah jam dalam keadaan tremor.
Sean mengangkat kepalanya ke atas. Air matanya ingin keluar. Ia lelah. Kakinya sakit. Badannya lemas. Tremornya juga belum hilang sepenuhnya. Ia ingin tidur. Ingin mengisi kembali batrainya.
Ia ingin bertemu Hana dan Sunghoon.
Apa mereka udah pulang?
Sean ingin pergi dari sini, tapi ia nggak megang uang sepersen pun. Nggak mungkin ia pulang dengan jalan kaki kan?
Tik...
Air matanya sukses keluar. Sean terisak pelan.
Om Sunghoon, please find me.
---------------------------------------------Sudah lebih dari setengah jam Sunghoon dan Hana memutari mall berlantai 6 ini. Semua lantai sudah diputari, semua sudut sudah dikunjungi. Tapi Sean nggak juga ketemu. Sekarang Sunghoon sedang membujuk Hana supaya menghentikan tangisannya. Pas tau Sean nggak ada di samping mereka setelah membayar rok Hana tadi, mereka langsung keluar dan berkeliling mencari Sean.
Dua puluh menit awal Hana semangat mencari Sean, bahkan ia yang menarik tangan Sunghoon. Tapi disepuluh menit terakhir Hana udah nggak kuat jalan dan minta gendong Sunghoon. Hal yang sangat jarang dilakukan Hana.
Artinya, Hana emang beneran capek.
Sunghoon juga udah tanya sama beberapa karyawan toko sekitar sana dan juga udah tanya sama satpam. Tapi nggak ada yang lihat Sean.
"Hana, mau tunggu di sini? Biar om yang cari Sean."
Hana menggeleng. Ia masih sesegukan. Meskipun tangisannya udah berhenti, tapi air mata masih meleleh sesekali.
"Hana nanti capek. Jadi biar om aja ya yang cari Seannya?"
Lagi Hana menggeleng. Tangan kecilnya mengusap air mata yang turun.
"Aku i..ikut."
Bukan hanya karna Hana capek Sunghoon menyuruh Hana di sini, ia pun juga capek harus mencari Sean sambil menggendong Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barbie Doll | Sunsun's story
FanfictionTitle : My Barbie Doll Genre : romance, fantasy Rate : 18+ (contain mature scenes) Sinopsis: Karna request dari ponakan satu-satunya yang sedang berulang tahun untuk dibelikan kado boneka barbie laki-laki, Sunghoon pun membelikan sebuah boneka limit...