"Gue di sana waktu itu."
Hening. Bahkan tak terdengar satupun helaan napas. Sunoo mengambil gelasnya, lalu meneguk isinya.
"Noo..."
"Gue nanya ke diri gue sendiri. Apa yang udah gue lakuin ke kalian sampai gue diginiin? Apa ada kata-kata gue yang nyakitin kalian sampai kalian ninggalin gue sendiri? Gue mikir kemungkinan yang ada. Dari detik gue liat kalian sampai alarm pagi gue bunyi, gue terus mikir."
Sunoo mengambil napas sejenak.
"Kenapa?" Sunoo mengulang kembali pertanyaannya.
"Gue bakalan jawab duluan."
Zuha berdehem.
"Sebelumnya gue bener-bener minta maaf. Kemaren gue beneran kerja kelompok, Noo. Gue berani sumpah. Lo bisa tanya juga sama Taki. Gue sekelompok sama dia. Awalnya gue mikir emang nggak akan kelar cepat. Tapi ternyata lumayan cepat. Gue mau chat ke grup kalau gue udah kelar, tapi ternyata ada chat dari Jungwon bilang kalau pak Jay mau traktir kita. Tapi karna...karna kami takut lo bakalan sakit hati, makanya kami enggak ajak."
Tanpa sadar tangan Sunoo sudah saling bertaut. Saling menggenggam. Menguatkan si pemilik tangan.
Jadi...mereka tau kalau ia Suka sama pak Jay?
"Lagian gelang ini," Zuha memperlihatkan gelang di tangannya. "bukan gelang couple, Noo. Ini traktirannya pak Jay. Punya lo juga ada kok sama dia. Warna hitam kayak punya Jungwon. Lo bisa minta nanti sama pak Jay."
Sunoo diam. Tapi otaknya berpikir. Bukankah kalau janji tetaplah janji? Kalau memang kerja kelompoknya selesai cepat, tidak akan mempengaruhi janji mereka kan? Mereka bakalan tetap bisa pergi kan?
Tapi kenapa mereka menerima ajakan pak Jay?
Tapi semua itu tertahan di mulutnya. Ia sudah janji pada dirinya sendiri akan mendengarkan apapun alasan mereka hari ini.
"Noo,"
Sunoo mengangkat kepalanya. Menatap Yuna yang juga menatapnya bersalah.
"Gue minta maaf."
Yuna menghela napas dalam. Lalu mengeluarkan secara perlahan. Ia mencoba mengontrol dirinya.
"Gue emang bukan orang baik, Noo. Gue...gue iri sama lo. Dari awal pengenalan kampus, gue udah perhatiin lo. Dimana pun lo duduk, lo bisa cepet akrab sama orang di samping lo. Waktu makan siang, beberapa orang pun ngajak lo makan bareng. Keirian gue makin nambah waktu gue liat lo akrab banget sama dosen pembimbing lo. Lo bahkan sampai makan siang bareng.
Gue lumayan terkenal waktu SMA. Hampir semua orang kenal sama gue. Kehidupan gue nggak berantakan, keluarga gue cemara, keuangan gue juga lancar. Gue pikir, gue juga bisa terkenal di kampus. Gue bahkan rutin nyalon, ngubah gaya pakaian gue, dan juga...gue udah ramah ke semua orang. Tapi kenapa semuanya nggak sesuai sama ekspektasi gue?
Cuma sedikit yang mau ngobrol sama gue, gue nggak diajak makan siang bareng, dan gue dapet dosen pembimbing yang jarang banget di ruangan. Gue sampai ngemis-ngemis cuma supaya KRS gue di acc. Gue benci kehidupan kuliah gue."
Sunoo masih menatap Yuna yang sedang mengeluarkan semua perasaannya. Dan ini sama sekali baru bagi Sunoo.
Dan tampaknya juga baru bagi Jungwon dan Zuha. Karna dari ekspresi mereka, Sunoo tau mereka juga terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barbie Doll | Sunsun's story
Fiksi PenggemarTitle : My Barbie Doll Genre : romance, fantasy Rate : 18+ (contain mature scenes) Sinopsis: Karna request dari ponakan satu-satunya yang sedang berulang tahun untuk dibelikan kado boneka barbie laki-laki, Sunghoon pun membelikan sebuah boneka limit...