Sunoo duduk tegang di kursinya sambil tangannya saling meremas. Peluh di keningnya meluncur turun membasahi hampir seluruh rambutnya. Untuk kesekian kali, Sunoo membasahi bibirnya. Telpon tadi dari mama. Orang yang paling tidak disangka akan menghubunginya.
Kenapa tiba-tiba ibunya itu meneleponnya? Kenapa tiba-tiba ibunya itu ingin menemuinya? Apakah ibunya ingin berhenti memberikan uang bulanan untuknya? Kalau memang iya maka dirinya harus segera mencari kerja part time.
Pintu kafe terbuka, dengan refleks, kepala Sunoo langsung memutar dan mendapati seorang perempuan berambut sebahu, dengan anting panjang dress sebetis sambil memegang sebuah tas tangan berwarna hitam. Mata Sunoo terpaku. Orang itu, mirip dengan ibunya. Sunoo terdiam sampai perempuan itu berdiri di depannya. Lalu tersenyum elegan.
"Sunoo."
Suara itu, terakhir kali ia dengar suara itu adalah sekitar 3 tahun lalu dan suara itu masih sama.
Sunoo tertegun. Penampilan ibunya begitu berbeda dengan dulu. Kehidupan ibunya seperti sudah benar-benar berubah. Apakah ibunya bahagia? Sunoo lega, setidaknya, ibunya mengambil keputusan yang benar dengan meninggalkan beban seperti dirinya.
"Mama boleh peluk?"
Sunoo berdiri dengan canggung, ketika ibunya memeluknya dengan erat.
Ibunya lalu duduk lalu memanggil pelayan. Mereka memesan minum, lebih tepatnya, ibunya yang memesankan minuman karna Sunoo hanya diam dari tadi.
"Gimana kabar kamu?"
"Baik."
"Kuliah kamu?"
"Baik juga."
"Mama lega dengernya."Kembali hening.
Terdengar helaan napas dari ibunya."Kemaren mama nyampe terus langsung ke rumah kita. Ternyata di sana kamu nggak ada. Mama ketemu sama yang ngontrak rumah. Katanya kamu kuliah di kota."
Tanpa basa-basi lagi, ibunya mulai ke topik inti.
"Mama minta no hp kamu sama dia. Mama bersyukur kamu angkat telpon mama, mama kangen banget sama kamu."
"Gimana kabar mama?"
Sunoo sadar, ia harus berbicara, tapi ia tidak tau sama sekali harus bilang apa.
Ibunya tersenyum.
"Mama baik. Kehidupan mama jauh lebih baik setelah nikah."Sunoo mengangguk.
"Kamu udah punya adek lo, Sun. Namanya Minju. Tahun ini umurnya 2 tahun."
Lagi, Sunoo hanya mengangguk.
Adik?
Ia hanyalah seorang anak yatim piatu, jadi, kata adik tak pernah ada di kamusnya.
"Mama mau cerita sedikit boleh? Mama bersyukur banget, baru beberapa minggu mama kerja jadi tkw, mama dilamar sama adiknya bos mama. Orangnya baik, lumayan berduit juga. Makanya mama bisa kirim uang ke kamu tiap bulan. Dan kehidupan mama juga udah baik-baik aja."
"Bagus deh."
"Mama juga udah punya rumah pribadi, mobil, sama bisnis kecil. Mama juga nabung untuk masa depan kamu."
Sunoo mengernyit.
Masa depannya?
Apa hubungannya sama ibunya?"Sunoo, mama bener-bener minta maaf. Tiga tahun lalu, mama ninggalin kamu karna kita kekurangan. Papa kamu lebih milih perempuan itu, mama nggak ada pegangan untuk kedepannya. Makanya, satu-satunya jalan, mama
Harus nekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barbie Doll | Sunsun's story
FanfictionTitle : My Barbie Doll Genre : romance, fantasy Rate : 18+ (contain mature scenes) Sinopsis: Karna request dari ponakan satu-satunya yang sedang berulang tahun untuk dibelikan kado boneka barbie laki-laki, Sunghoon pun membelikan sebuah boneka limit...