Dua puluh sembilan

4.8K 568 29
                                    

Setelah selesai ngajar, Sunghoon menjemput Sean. Sedangkan Hana, dijemput oleh Mina. Sepanjang hari ini, ia selalu merapalkan kalimat 'semua akan baik-baik aja'. Setelah dipikir-pikir, Sunghoon juga tak tega Sean berada dibawah kontrol batrainya. Manusia mana yang mau pergerakannya dibatasi. Jadi, Sunghoon mencoba untuk mensugesti dirinya bahwa, semuanya akan baik-baik saja.

Sunghoon turun dari mobil, membuka pintu dan mendapati Sean sudah siap dan duduk di kursi ruang tamu.

Sean menggunakan baju yang dibelikan Sunghoon waktu di mall. Memakai topi dan juga masker.

Sunghoon mengernyit.

"Kenapa pakai masker? Kamu flu?"

Melihat Sunghoon datang, Sean berdiri sambil tersenyum. Senyum yang terlihat dari matanya.

Sunghoon mendekat lalu meraba leher kanan Sean. Membuat Sean kaget lalu mundur selangkah.

"Aku nggak flu. Cuman takut nanti ada yang kenalin aja."

Sunghoon mengangguk. Berada sedekat ini dengan Sean membuat hidungnya menyapa sesuatu yang wangi. Wangi khas Sean.

Kadang Sunghoon heran, kenapa Sean yang lagi berkeringat pun tetap wangi. Baru bangun juga wangi. Kalau dibilang apakah karna sabun Hana?

Hana emang pernah bilang Sean suka wangi sabun Hana. Tapi Hana nggak sewangi ini.

Lalu apakah karna parfum botol ungu punya Sean? Sunghoon pernah mencoba parfumnya tapi wanginya tak seperti wangi Sean sekarang.

"Kak ayo berangkat."

Sunghoon berjalan mendekat lalu memeluk Sean. Sean tersenyum, mengelus punggung Sunghoon.

"Ada masalah ya?"

Sunghoon menggeleng.

"Kakak sakit?"

Lagi, ia menggeleng.

Bolehkah ia memeluk Sean saja sampai pagi?

Sunghoon makin mengeratkan pelukannya. Ia meletakkan dagunya di bahu Sean. Dari sini Sunghoon bisa mencium dengan jelas wangi Sean.

Wangi khasnya.

Cupcake manis + jeruk mandarin fresh + wangi sabun Hana.

Sunghoon suka.

Sunghoon memerengkan kepalanya lalu mengecup leher Sean. Membuat Sean tersentak kaget.

"Kak."

Sunghoon kembali mencium area lain di lehernya. Lagi dan lagi.

Sean memejamkan matanya. Mengangkat sedikit kepalanya agar Sunghoon bisa leluasa bergerak di lehernya. Sensasi benda lembut menyentuh lehernya yang sensitif membuat Sean sedikit terbuai.

"Kak, nanti kak Lia nya pulang loh."

Sunghoon berhenti. Melepas pelukannya dan menatap wajah merah Sean.

"Berapa batrai kamu?"

Sean mengangkat tangan kanannya. 70%.

"We need to fill it"

Sean menatap sunghoon bertanya. Maksud Sunghoon, ia tidur gitu?

Tapi kemudian ia kaget saat Sunghoon membuka masker dan topinya. Lebih kaget lagi waktu Sunghoon mendekatkan kepalanya lalu melumat bibirnya.

And they kiss until the battery is full.
----------------------------------------————

"Kakak di sini aja, biar aku yang turun."

Sunghoon yang mau membuka seat belt nya menatap tak setuju pada Sean.

"Kakak turun, nanti kamu kenapa-napa di sana."

My Barbie Doll | Sunsun's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang