"As you can hear. Gue bakal ngurus kepindahan gue."
Setelah mengatakan itu, Sunoo berdiri, membereskan barang-barangnya.
"Makasih udah mau jujur sama gue. Seenggaknya gue nggak jadi orang yang nggak tau apa-apa lagi. And thanks for everything. Gue pergi dulu."
Baru saja Sunoo melangkah, Jungwon sudah mencekal tangannya.
"Noo, gue minta maaf. Gue nggak maksud buat nyembunyiin ini dari lo. Gue bener-bener minta maaf."
Suara serak Jungwon menandakan bahwa ia tengah menangis. Sunoo menghapus air matanya yang jatuh.
"Kalau gitu kasih gue alasan yang logis, kenapa lo nggak kasih tau gue. 3 bulan, Won. Dan lo baru jujur sekarang."
Jungwon terus saja terisak. Hatinya sakit. Ia memang jahat. Ia menyakiti hati sahabat baiknya. Teman pertamanya. Orang yang selalu berkata "Nih tugas gue. Lo belum bikin kan?", selalu bertanya "Gue mau makan sama pak Jay, lo mau ikut?", saat ia menolak, Sunoo akan bertanya kembali "Lo nggak papa gue tinggal?"
Apa yang sudah ia lakukan? Ia dibutakan oleh perasaannya sendiri.
"G...gue takut lo sa...sakit hati, Noo."
"Sekarang gue lebih sakit, Won."
Cekalan pada tangan Sunoo makin mengencang. Sungguh Jungwon tak mau Sunoo pergi. Ia akan melakukan apapun yang Sunoo minta agar memaafkannya. Bahkan kalaupun ia harus putus dengan Jay. Maka akan ia lakukan.
"Won, gue udah nggak suka sama pak Jay. Sejak gue kecelakaan itu, gue bener-bener nggak ngerasain apa-apa lagi ke pak Jay."
Suara Sunoo melemah. Ia lelah. Ia hanya ingin pulang dan istirahat. Tidak mudah menerima kenyataan begitu saja. Ia butuh memprosesnya.
"Kalaupun gue masih suka pak Jay. Gue bakalan tetep seneng lo pacaran sama dia, Won. Lo orang baik, pak Jay pun orang baik. Gue bahkan berharap hubungan kalian awet."
Sunoo terdiam sebentar.
"Lo pasti berpikir gue bakalan nyuruh kalian putus kan, Won?"
Jungwon menggeleng pelan sambil menunduk. Tangannya masih menggenggam pergelangan tangan Sunoo.
"Ternyata serendah itu gue di mata lo."
Isakan Jungwon semakin terdengar. Benar. Ia memang berpikir begitu awalnya. Ia takut Sunoo tidak menerimanya. Tapi ternyata, ia sadar sekarang. Sunoo marah bukan karna ia pacaran dengan pak Jay, tapi karna ia tidak memberitahu Sunoo.
Tapi, ini semua tidak seratus persen salahnya. Ia memang belum punya waktu untuk memberitahu Sunoo.
"Gue emang belum nemu waktu yang pas, Noo."
Jungwon berkata pelan.
"Tiga bulan kurang pas juga ya, Won?"
Sunoo melepaskan cekalan tangan Jungwon.
"Seenggaknya gue tau, sehina apa gue di mata lo."
Sunoo melangkah dengan tegas. Ia tak ingin melihat ke belakang lagi. Ia harus mengakhiri hubungan yang tak sehat ini. Ia akan menatap...
"ITU KARNA LO HILANG, NOO!"
Langkah Sunoo terhenti.
"JUNGWON!!"
"SUNOO PERLU TAU KEBENARANNYA YUN, ZU."
"Tapi kata dokter..."
"Persetan sama kata dokter, toh ini hidup Sunoo. Ia perlu tau semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barbie Doll | Sunsun's story
FanfictionTitle : My Barbie Doll Genre : romance, fantasy Rate : 18+ (contain mature scenes) Sinopsis: Karna request dari ponakan satu-satunya yang sedang berulang tahun untuk dibelikan kado boneka barbie laki-laki, Sunghoon pun membelikan sebuah boneka limit...