"Mau minum apa, Jun?" sebagai tuan rumah yang baik, Dila menawarkan minuman. Meski tadinya hanya berbasa-basi dengan mengajak Juna mampir, Dila tetap memperlakukan Juna dengan baik ketika laki-laki yang satu itu menanggapi serius ajakan basa-basinya.
"Air putih aja, Mbak." Dila mengangguk.
Melepas blazer yang sedari tadi dipakainya, lalu menyampirkannya ke kursi yang ada di ruang tamu.
"Gue mau sekalian bikin mie instan. Lo mau nggak?" jarak tempuh yang diperkirakan Dila meleset. Mereka menghabiskan waktu lebih lama di perjalanan sehingga saat sampai rumah perutnya sudah kembali keroncongan.
Juna sempat berpikir sebentar, tetapi akhirnya mengangguk mengiyakan. "Mie kuah pake dua telur ya, Mbak."
Dia mendengkus, tetapi tetap mengiyakan dan berjalan menuju dapur. "Ya udah tunggu."
Sembari menunggu air mendidih, Dila meraih jepit rambutnya dan menjepitnya dengan bibir. Menggunakan kedua tangannya untuk mengumpulkan rambut, lalu melonggarkannya sedikit dan membentuk cepolan, sebelum akhirnya dia jepit menggunakan jepit rambut yang sedari tadi ada di bibirnya.
Entah efek belum mandi atau apa, tiba-tiba dia merasa risih dengan rambutnya yang terurai. Badannya berkeringat sehingga dia memilih untuk mencepol rambut untuk mengurangi rasa panas yang mendera tubuhnya. Untungnya juga jepit rambut sudah dia jepit di bajunya, sehingga dia tak perlu repot untuk kembali ke ruang tamu hanya untuk sekedar mengambil jepitan.
"Tadinya gue penasaran banget kenapa cowok-cowok suka ngeliatin cewek yang lagi ngucir rambut." Dila menengok ke arah samping, dan menemukan Juna yang kini sedang berdiri bersandar di samping kulkas dan menatap ke arahnya.
Tak menanggapi dengan perkataan, Dila hanya mengernyitkan dahi. "Selama ini gue mencari-cari alasan kenapa cowok suka dengan aktivitas ngucir rambut cewek."
"Gue tau ini nggak sopan. But to be honest, you look so sexy with that pose, Mbak."
Dila hampir tersedak mendengarnya. Bagaimana mungkin Juna berkomentar seperti itu dengan enteng, bahkan tanpa ada ekspresi sama sekali. "Sejak kapan lo di situ?" memilih untuk mengabaikan salah tingkahnya, Dila melontarkan pertanyaan. Menanyakan sudah berapa lama Juna berdiri di situ karena dia tidak menyadari keberadaannya.
"Belum lama sih, tapi untungnya masih keburu liat lo ngucir rambut."
"Gue jadi makin klepek-klepek sama lo, Mbak!"
Mati-matian Dila menahan diri. Tidak ada yang salah dengan perkataan Juna, tetapi anehnya dia merasa bahwa pipinya memanas.
"Lo nggak ada niatan putus dari Mas Rayhan?" pertanyaan terakhir Juna berhasil mengembalikan kesadaran. Otaknya kembali bisa berpikir waras, lalu mengirimkan signal pada tubuhnya untuk mengendalikan diri. Jangan sampai lo baper sama buaya macam Juna, Dil!
"Daripada lo cuma berdiri di situ, mending lo bantuin gue sini."
Bukannya menjawab, Juna malah mesam-mesem tidak jelas. "So sweet banget nggak sih Mbak kalo bikin mie instan aja berdua,"
Dila berdecih. Tidak habis pikir dengan pemikiran abnormal teman dekatnya Gavin ini. "Daripada lo mikir yang nggak-nggak, mendingan lo balik aja sana ke ruang tamu. Duduk anteng sampe gue dateng bawa mi pesenan lo."
Juna memasang wajah kecewa. Ekspresi yang biasanya membuat gebetan-gebetannya dulu tidak sanggup menolaknya — yang semoga juga berlaku sama pada seorang Dila. "Gue kan pengen bantu lo, Mbak. Bukannya cuma duduk diem nungguin makanannya jadi."
"Gue gak tau diri banget kalo kaya gitu," lanjutnya sembari berjalan dan mendekat ke arah Dila.
"Lo bisa bikin mie?" Juna mengangguk yakin.
"Jangankan mi instanMmbak, mie gak instan pun gue bisa." Jawabnya dengan sombong. Padahal membuat mie instan saja dia jarang, lebih sering Gavin yang membuatkannya ketika mereka sedang bermain bersama.
Dia tertawa, "Ya udah sini." Pintanya meminta Juna mendekat.
Juna mengikuti instruksi. Lalu sebelum dia sadar apa yang terjadi, Dila sudah menjebaknya. "Kalo lo udah jago masak, lo aja ya yang bikin. Gue mau naik dulu buat bersih-bersih," ujarnya sebelum akhirnya berlaku pergi. Meninggalkan Juna seorang diri di dapur, tanpa instruksi cara pembuatan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Berondong
Random"Tadinya gue penasaran banget kenapa cowok-cowok suka ngeliatin cewek yang lagi ngucir rambut." Dila menengok ke arah samping, dan menemukan Juna yang kini sedang berdiri bersandar di samping kulkas dan menatap ke arahnya. Tak menanggapi dengan perk...