Bab 14

27.7K 861 3
                                    

"Jihan, kamu mau makan apa?" Tanya Vino sambil memegang sebuah menu.

Sekarang mereka sedang berada disebuah restoran, pria itu sengaja mengajak Jihan untuk pergi makan karena Vino tahu bahwa Jihan belum sarapan, sebenarnya Jihan menolak untuk pergi makan bersamanya, tetapi karena paksaan dari Vino, akhirnya Jihan mau.

"Terserah Pak Vino aja." Balas Jihan dengan wajah kesal.

Bagaimana tidak kesal, niat ingin perbaikan nilai Pak Vino malah mengajaknya makan, padahal kan ia pengen cepat-cepat menyelesaikan semuanya, tapi Jihan juga tidak bisa bohong karena sesungguhnya perutnya sangat lapar, cacing cacing diperut Jihan memohon minta makan.

"Saya pesanin nasi doang baru tahu rasa kamu, masih untung saya ajak makan, kalau nggak anak orang bisa mati kelaparan, saya tahu kamu belum sarapan Jihan, kamu jangan kerasa kepala." Celutuk Vino.

Jihan menyerah, ia mengambil menu yang ada ditangan Vino, masih dengan tatapan tak suka, tapi Vino tidak memperdulikan tatapan itu, Jihan segera memilih makanan yang dirasa sesuai seleranya, ia melihat nasi goreng udang, nasi goreng adalah makanan kesukaannya apalagi kalau ditambah toping bermacam-macam lauk, ia paling menyukai itu.

"Nasi goreng udang aja Pak, minumnya jus mangga."

Vino tersenyum, akhirnya Jihan mau juga "Mbak saya mau pesan." Vino memanggil salah satu pelayan di restoran itu, ia mengatakan semua yang Vino dan Jihan pesan.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan mereka datang juga, Jihan melahap nasi goreng yang ada dihadapannya, senyum Vino merekah melihat Jihan yang lahap memakan nasi goreng yang Jihan pesan tadi.

"Katanya nggak laper, tapi kok kayak nggak makan berhari-hari, lahap banget" Sindir Vino.

Jihan yang merasa tersindir menghentikan acara makannya "Bapak nggak usah peduliin saya, makan aja punya Pak Vino"

Vino hanya mengangguk pria itu ikut memakan makanannya.

-

Hari sudah menunjukkan pukul 14.00 siang, akhirnya urusannya perbaikan nilai dengan Pak Vino selesai juga, sekarang Jihan sudah sampai dirumah, gadis itu melihat mobil Ayahnya yang terparkir dihalaman rumahnya, tidak biasanya Ayahnya sudah berada dirumah, Ayah Jihan selalu pulang malam, pulang sore pun kalau ada sesuatu yang penting dirumah. Tapi Jihan tidak mempedulikan itu semua, segera ia membuka pintu rumahnya, lalu masuk tak lupa mengucapkan salam.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam sayang, udah pulang."

Jihan melihat ada kedua orang tua nya yang tengah duduk diruang keluarga, gadis itu keheranan, tumben sekali.

"Iya Bunda, Jihan keatas dulu ya." Pamitnya.

Belum sempat melangkah Ayah Jihan menghentikannya "Tunggu Jihan, Ayah mau ngomong."

Jihan menatap Ayahnya "yaudah Ayah kalau mau ngomong sama Jihan, ngomong aja."

"Kamu nya duduk dulu dong, nggak sopan diajak ngomong sama orang tua sambil berdiri gitu." Nasehat Bunda, Jihan menuruti kata Bunda, ia duduk disebelah Bunda.

"Ayah mau ngomong apa sih, serius banget kayak nya."

"Ayah mau menjodohkan kamu." Tanpa basa-basi Yudha langsung terus terang kepada putrinya.

Jihan terkejut bukan main, gadis itu masih tidak percaya dengan apa yang Ayahnya katakan, jatungnya saat ini seperti berhenti berdetak.

Duda Keren Suami Idaman (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang