Halo pembaca, mohon maaf banget karena aku udah gk update lama banget, soalnya aku lagi sibuk di real life jadi gk sempat nulis, terimakasih untuk kalian yang udah mau menunggu aku, sekali lagi aku minta maaf ya 🙏🏻🙏🏻 HAPPY READING GUYS ❤️❤️
-
Sore telah tiba, Jihan juga sudah menyelesaikan kelasnya sore ini, rencananya ia akan datang ke kantor Dewa, kalau di pikir-pikir Jihan belum pernah ke kantor Dewa setelah menikah, ini kali pertamanya datang ke kantor Dewa, semoga saja Dewa masih ada di kantor dan tidak sibuk kerja bersama kliennya, setelah sampai di parkiran Jihan berjalan masuk kedalam kantornya, ia ingat bahwa ruangan Dewa berada di lantai dua, Jihan langsung saja menuju lift yang kosong.
Beberapa menit kemudian ia menelusuri kantor itu, lalu melihat sebuah ruangan yang tak jauh dari pandangannya, ia juga melihat Vania yang memang memiliki tempatnya di depan ruangan itu, karena Vania adalah sekertaris Dewa, tanpa ragu cewek itu berjalan mendekati Vania yang tengah sibuk mengotak-atik berkas.
"Assalamualaikum mbak Vania" Sapa Jihan, yang membuat Vania mendongak.
"Waalaikumsalam Jihan, kamu kok bisa disini?"
"Iya mbak, aku kesini karena pengen ketemu Mas Dewa."
Vania yang sebenarnya tidak suka dengan Jihan pun berbaik hati, tadi pagi Dewa memberitahunya bahwa Jihan saat ini sedang hamil, harapannya ingin terus mendekati Dewa sekarang sudah sirna, tidak ada harapan lagi untuk bisa mendekati Dewa lagi, mungkin memang sudah takdirnya bahwa Dewa bukan jodohnya, toh ia juga sudah lelah mengejar pria yang bukan miliknya, ia juga ingin bahagia seperti wanita lain pada umumnya.
Vania berdiri dari duduknya lalu ia membukakan pintu itu tanpa berkata sedikitpun, hal itu membuat Jihan merasa aneh, tapi Jihan tidak terlalu menganggapnya, Jihan langsung masuk kedalam, dan di sambut dengan Dewa dan Vino yang sedang mengobrol santai di sofa ruangan Dewa.
Kedua pria itu menatapnya kaget, lalu Dewa menyuruh Jihan duduk di sebelahnya "kamu kenapa kesini sendirian" Tanya Dewa.
"Loh, kamu gk suka aku kesini?" Tanya Jihan dengan wajah cemberut.
"Bukan gitu, aku cuma takut kamu kenapa-napa"
"Aku gapapa kok, aku biasanya juga pergi sendiri."
"Masih ada orang lain loh disini" Ucap Vino sambil tersenyum.
"Maaf Vin."
"Oh iya, selamat ya Jihan, aku berdoa semoga calon anak kamu sehat"
Jihan tersenyum lalu membalas "Iya Pak, terimakasih."
"Ohiya aku dengar-dengar kamu lagi deket sama Amel ya?" Tanya Dewa, membuat Jihan juga ikut penasaran, ia tidak lagi khawatir untuk menanyakan ini kepada orangnya langsung, karena suaminya sudah bertanya duluan.
Vino tersenyum bingung harus menjawab apa, lalu dengan percaya diri ia berkata "aku sama Amel cuma dekat biasa, seperti dosen dan siswi pada umumnya."
Jihan yang mendengar itu sedikit kecewa, karena ia dari awal sudah yakin bahwa Pak Vino menyukai Amel sahabatnya, tapi dugaannya salah, walau Pak Vino berkata seperti itu Jihan yakin bahwa didalam hati nya yang paling dalam, Pak Vino menyukai Amel, Pak Vino hanya tidak tahu isi hatinya saat ini seperti apa dan belum bisa mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, mungkin saja kedekatan Wilona dan Pak Vino itu hanya sekedar formalitas belaka, agar Wilona bisa memanfaatkan Pak Vino untuk mendekati Mas Dewa.
Jihan yang juga ingin tahu soal kedekatannya dengan Wilona pun memberanikan diri, ia tidak ingin sahabatnya baper karena perhatian kecil yang diberikan Pak Vino "lalu kedekatan Pak Vino dengan Mbak Wilona?"
Vino sedikit terkejut dengan pertanyaan Jihan, tapi ia tetap harus membalasnya "Tidak ada hubungan spesial antara Saya dan Wilona, kami hanya sekedar teman saja."
"Yakin Vin? Kamu harus milih wanita yang tepat buat diri kamu sendiri Vin, jangan sampai salah pilih" Ucap Dewa mengingatkan.
"Iya Wa, lagian aku belum mau menjalin hubungan spesial dengan perempuan."
"Kamu emang gk mau menikah dan memiliki keluarga kecil?" Tanya Dewa.
"Aku mau, tapi memilih calon istri yang tepat itu sulit Wa, jaman sekarang perempuan diluar sana suka sama hartanya doang."
Jihan merasa kesal dengan ucapan Vino yang seolah-olah menganggap semua perempuan diluar sana suka memeras harta saja, berarti Vino juga menganggap Amel sama dengan perempuan matre dong.
"Jangan salah Pak, jaman sekarang laki-laki juga mandang fisik, jadi wajar aja kalau perempuan itu matre, mereka juga butuh peralatan untuk mempercantik diri, baju-baju bagus untuk menata penampilan, kalau perempuan berpenampilan jelek pasti laki-laki juga gk akan ada yang mau ngelirik"
"Bukannya saya milih-milih, tapi gk segampang itu melupakan perempuan yang kita cintai dan gk segampang itu mencari penggantinya seperti memilih pakaian" balas Vino tak mau kalah.
"Makanya Pak, guna nya belajar melupakan ya ini, mau sekeras apapun Bapak mencintai seseorang yang bukan milik Bapak, pasti gk akan ada habisnya Pak, rela mencintai seseorang juga harus rela juga tersakiti"
Mendengar perkataan Jihan, Vino pun terdiam seperti tertampar dengan perkataan Jihan tadi.
Lalu Jihan melanjutkan kalimatnya sebelum pergi ke kamar mandi "ohiya Pak, jangan sesekali menyia-nyiakan perempuan yang udah jelas ada didepan mata ya, Bapak akan menyesal." Setelah itu Jihan pergi menuju kamar mandi, ia sudah tidak ingin beradu argumen dengan Vino.
Dewa dan Vino terdiam saling menatap bingung, lalu Vino bertanya "istri kamu kenapa Wa?"
"Mungkin aja karena faktor kehamilan, ibu hamil suka tersinggung dan marah-marah."
"Mungkin aja, tapi kenapa Jihan jadi marah-marah pas aku bahas soal perempuan dan calon istri?"
"Ya lagian kamu, kenapa bilang perempuan suka ngincar hartanya aja"
"Aku asal ngomong aja, soalnya memang benar gitu."
"Kamu emang ada masalah apa sama Amel? Kayaknya Jihan marah gara-gara ini" Tanya Dewa memastikan ulang.
"Aku gk ada masalah sama Amel, kita baik-baik aja Wa"
"Oh begitu, yaudah nanti aku tanyain ke Jihan nya langsung."
"Iya deh Wa, aku pamit pulang aja, gk enak juga sama Jihan."
"Yaudah kalau begitu, maaf ya atas sikap Jihan tadi."
"Gk masalah Wa, aku pulang dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam"
Setelah beberapa saat Vino pergi, Jihan pun datang kembali dan duduk di samping suaminya.
"Kamu kenapa tadi? Vino melakukan kesalahan apa?" Tanpa banyak omong, Dewa langsung menanyakan hal tersebut kepada Jihan.
"Pak Vino itu gk peka Mas."
"Gk peka gimana?"
"Amel udah dikasih perhatian selama dibandung, tapi Pak Vino gk merasakan apapun."
"Mungkin aja Amel yang salah menanggapi perhatian yang dikasih Vino, apa yang dilakukan Vino mungkin hanya sekedar Dosen dan Siswi aja."
Jihan yang mendengar itu bertambah kesal, bagaimana bisa Suaminya sendiri mengatakan hal seperti itu tentang sahabatnya.
"Kok kamu jahat banget ngomong gitu, secara gk langsung kamu ngatain Amel baperan dong?"
"Gk gitu sayang astaga."
"Kamu pikir aku polos? Enak banget kamu ngomongnya, kamu asal ngomong dan gk mikir perkataan kamu itu bikin orang sakit hati, kalau Amel dengar itu, dia pasti juga bakal marah, udah lah aku pulang duluan."
"Loh sayang aku gk bermaksud apa-apa, ayo pulang sama aku."
Jihan pergi dari sana meninggalkan Dewa yang kebingungan.
***
29 Januari 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/331957926-288-k813742.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren Suami Idaman (Selesai)
RomanceDewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia masih merasa kehilangan semenjak kepergian istrinya, saat melahirkan Naya, bahkan kedua orang tuanya...