Proses persalinan yang berjalan sangat lama itu sekarang sudah selesai, tenaga yang telah ia buang untuk melahirkan itu tidak membuat Jihan lelah, karena setelah melihat bayi kecilnya hatinya begitu senang, Jihan yang dulu masih suka bersenang-senang bersama teman-temannya sekarang sudah menjadi seorang ibu dengan dua anak, ia tidak menyangka bahwa secepat itu ia memiliki keturunan, hari-hari yang telah ia lewatkan selama menikah dengan Mas Dewa berlalu dengan cepat, dulu ia sempat menolak perjodohannya tetapi ia akhirnya menerima perjodohan itu demi membuat kedua orang tuanya bahagia, dan ternyata menjadi istri duda anak satu itu adalah suatu hal yang berharga, ia menjadi banyak belajar tentang mengurus keluarga, ia menjadi mandiri setelah menikah, hidupnya seperti berubah 90% setelah menikah, ada baik dan buruknya didalam pernikahan, tetapi itu tidak membuat Jihan menyerah dan akhirnya Jihan benar-benar jatuh cinta kepada Duda yang sekarang sudah menjadi suaminya.
"Terimakasih sayang, kamu udah menjaga anak kita dengan sangat baik" ucap Dewa yang masih setia manjaga Jihan.
"Aku juga berterimakasih karena kamu udah setia menunggu aku di sini" balas Jihan lirih.
Dewa mencium kening Jihan lalu berkata "Itu udah jadi tugasku sayang."
Jihan sudah dipindahkan kedalam kamar VIP, kedua orangtuanya dan mertuanya masuk kedalam kamar tempat Jihan di rawat, ia tidak melihat sahabatnya dan Pak Vino, mungkin saja mereka sudah pulang. Jihan melihat wajah keempat paruh baya itu sangat bahagia, Jihan ikut bahagia karena melihat orang-orang disekitarnya bahagia, Mas Dewa berdiri membiarkan Bunda duduk disamping ranjang untuk menemani Jihan.
"Sayang gimana keadaan kamu sekarang?" Tanya Bunda khawatir.
"Jihan baik-baik aja Bunda"
Bunda mengelus rambut Jihan dengan lembut "selamat atas kelahiran bayi kamu sayang"
"Ayah juga turut senang karena bayi kamu sehat" timpal Ayah Yuda.
"Setelah melahirkan gimana perasaan kamu Jihan?" Tanya Mama Risa.
"Rasanya lega Ma, walaupun capek tapi saat Jihan melihat wajah anak Jihan rasa capek itu menghilang begitu aja" ucap Jihan.
"Wajar aja, semua ibu yang melahirkan anaknya itu pasti merasakan hal yang sama" balas Papa Adi.
Jihan celingak-celinguk mencari Naya yang tidak ada disini, Dewa yang paham lalu berkata "Naya masih dirumah sayang, nanti aku jemput Naya."
"Aku kira Naya belum di jemput dari sekolah" ucap Jihan khawatir, karena sebelum ia hamil Jihan lah yang selalu menjemput Naya, takutnya Naya lupa dijemput gara-gara sibuk mengurusinya.
"Kamu habis melahirkan aja masih mikirin Naya, tenang sayang Naya udah dijemput tadi sama nak Vino" balas Mama.
"Iya Jihan, kamu jangan mikir hal lain dulu, jangan sampai stres karena kamu baru aja melahirkan" Ucap Papa Adi.
"Jihan cuma khawatir aja, syukurlah kalau udah dijemput."
Lalu tak lama setelahnya suster kembali membawa bayi Jihan didalam kotak besar, bayi kecilnya tengah tertidur pulas, semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum bahagia.
"Gemas sekali cucu kita ya" ucap Yuda.
"Kalau sudah besar pasti akan gagah berani seperti Papanya" kekeh Bunda.
"Eh dia senyum" ucap Mama.
"Manis sekali senyumannya" timpal Papa.
Jihan dan Dewa tersenyum melihat orang tua mereka sangat bahagia, lalu Dewa berbisik kepada Jihan "nanti bikin lagi gk?"
Jihan reflek memukul lengan Dewa "kamu pikir melahirkan itu semudah yang kamu bayangkan?"
"Ya masa cuma dua, gk cukup dong" ucap Dewa semakin membuat Jihan melotot.
"Yaudah kamu aja sana yang hamil"
"Loh kok gitu sayang"
-
Beberapa hari sudah berlalu akhirnya Jihan sudah diperbolehkan untuk pulang, tapi sebelum itu kedua sahabatnya datang untuk menjenguk, ia tidak marah karena mereka datang saat Jihan sudah mulai sembuh, Jihan tahu bahwa kedua sahabatnya itu sangat sibuk dengan kuliahnya, mereka juga sudah menelpon waktu itu dan mengucapkan selamat kepadanya, walau hanya dilayar telepon, Jihan juga tidak masalah kalau kedua sahabatnya itu tidak datang, yang terpenting nanti mereka menyempatkan diri untuk datang, entah kapan tapi Jihan akan selalu setia menunggu sahabatnya datang menemuinya dan melihat bayinya.
"Jihan maafin kita ya" ucap Amel.
"Iya Ji, tugas kuliah kita numpuk banget" timpal Dara.
"Gk masalah Mel.Dar. gue tahu kalian sibuk, yang terpenting kalian udah jenggukin gue kayak gini gue udah senang" balas Jihan.
"Ohiya Jihan, selamat ya atas kelahiran bayi lo, maaf waktu itu kita langsung pulang" ucap Amel.
"Iya Ji, kita akan selalu datang kerumah lo buat bantu lo nanti" timpal Dara.
"Makasih ya, tapi gue gk mau merepotkan kalian."
"Ya kalau ada waktu luang gk masalah Ji" balas Dara.
"Okey deh, itu anak gue lagi digendong Mas Dewa tuh" ucap Jihan.
"Gue penasaran gimana anak lo" balas Amel.
"Yang pasti ganteng sih" ucap Jihan.
Dewa yang terpanggil pun menghampiri Jihan, lalu memberikan bayinya kedalam gendongan Jihan, Naya yang sedaritadi juga mengikuti Papanya menggendong bayinya ia juga ikut melihat bayinya di gendongan Jihan.
"Lucu banget Ji anak lo" ucap Amel.
"Ini kayaknya mirip Pak Dewa semua ya" timpal Dara.
"Iya gue juga sedikit kesal, kan gue yang hamil 9 bulan tapi anak gue wajahnya gk mirip gue walau sedikit" ucap Jihan.
"Kata Papa, bisa bikin dedek bayi lagi, biar nanti mirip Mama" perkataan itu dari Naya.
Jihan, Dara dan Amel melotot tetapan mereka menuju kearah Dewa yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.
"Mas Dewa!! Kamu ajarin anak ku gk bener ya!" Ucap Jihan.
"Bukan aku"
"Naya sayang, jangan dengerin kata-kata Papa kamu itu, gk baik sayang" ucap Jihan.
"Tapi Naya bener kan Ma?" Ucapnya tak mau kalah, memang anak sama Bapak sama aja.
"Ya gk ada salahnya juga si" gumam Amel.
Dara langsung menginjak kaki Amel
"Sakit bego!"
"Ya makanya lo jangan asal ngomong" kata Dara sambil berbisik.
"Udah lah ayo pulang aja" ucap Jihan.
"Ayo sayang aku bantu" kata Dewa.
"Udah kamu bawa koper aja sana, jangan dekat-dekat aku" usir Jihan.
"Loh aku suami kamu loh"
"Suami yang ngajarin anaknya gk bener" setelah mengatakan itu Jihan pergi disusul oleh kedua sahabatnya dan Naya.
Dewa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu ia berkata, "salah saya apa ya?"
***
20 Februari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren Suami Idaman (Selesai)
Roman d'amourDewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia masih merasa kehilangan semenjak kepergian istrinya, saat melahirkan Naya, bahkan kedua orang tuanya...