Bab 25

27.1K 772 10
                                    

Jihan sudah sampai di kampus, seperti biasa ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir, lalu ia turun dari mobil, dari kejauhan ia tampak melihat kedua sahabatnya yang sudah menunggunya, cewek itu menghampiri mereka lalu saling berpelukan.

"Cie yang baru married" ucap Dara.

"Kayaknya sumringah banget tuh wajah." Timpal Amel.

Jihan yang mendengar kedua sahabatnya sedikit malu, wajahnya terasa merah.

"Udah deh jangan mulai."

Amel dan Dara terkekeh, rasanya seperti baru kemarin mereka daftar kuliah, Jihan masih lajang dan belum menikah, tapi tidak dapat dipungkiri lagi kalau Jihan sekarang sudah menjadi istri orang.

"Nanti setelah kelas ayo mampir bentar ke cafe." Ucap Dara.

"Ayo sih, kebetulan ada hal yang pengen gue ceritain ke kalian berdua." Balas Jihan.

Membuat kedua sahabatnya itu kebingungan, hal apa yang perlu di ceritakan, sepertinya sangat penting.

Singkat cerita kelas pun berakhir, seperti yang sudah di bicarakan tadi, mereka bertiga berjalan menuju cafe yang tak jauh dari kampus, tak perlu menggunakan kendaraan jalan pun sudah sampai. Mereka memasuki cafe tersebut lalu mencari tempatnya yang kosong, tak lupa memesan minuman dan makanan ringan.

"Jadi apa yang mau lo ceritain Ji?" Dara langsung membuka suaranya.

"Ini masalah lo sama Pak Dewa ya?" Tanya Amel, mereka sedikit khawatir, barang kali ada sesuatu masalah antara Jihan dan Dewa.

Cewek itu menghela nafas sebelum akhirnya membalas pertanyaannya dari kedua sahabatnya itu.

"Bukan masalah antara gue sama Mas Dewa, tapi masalah Pak Vino sama Mas Dewa." Ucap Jihan, wajahnya berubah menjadi sedih.

"Masalah apa yang lo maksud Ji?" Tanya Amel.

"Gue penyebab Pak Vino resign dari kampus."

Dara dan Amel kaget, mereka benar-benar sangat terkejut mendengar fakta ini.

"Bentar dulu Ji, ceritain lebih jelasnya." Kata Dara.

"Gue awalnya juga nggak nyangka, gue nggak pernah berharap kalau Pak Vino suka sama gue."

Dara dan Amel saling menatap, mereka berdua benar-benar dibikin kaget untuk kedua kalinya oleh semua yang dikatakan Jihan.

"Pak Vino suka sama lo?" Kata mereka berdua serentak bersamaan.

"Iya Dar.Mel, Pak Vino emang nggak ngasih tahu gua soal itu, pas Mas Dewa ngasih tahu, gue juga kaget banget."

"Tapi yaudah lah Ji, semua udah berlalu, lo nggak perlu merasa bersalah." Kata Dara menenangkan Jihan.

"Tapi walaupun begitu gue merasa nggak enak, apalagi hubungan persahabatan Mas Dewa dan Pak Vino sekarang nggak kayak dulu lagi."

"Gimana Ji maksudnya?" Tanya Amel.

"Semenjak Pak Vino tahu kalau gue sama Mas Dewa dijodohkan, Pak Vino ngelabrak Mas Dewa ke kantor, mereka sempat adu mulut dan yaudah itu terakhir kalinya Mas Dewa melihat Pak Vino, setelah kejadian itu Mas Dewa benar-benar nggak pernah tahu kabar Pak Vino. Tahu Pak Vino keluar negeri aja dari orang, Mas Dewa udah coba telepon bahkan ngirim WhatsApp tapi nggak pernah ada satu pesan yang di balas, apalagi telepon." Jelas Jihan.

Dara mengelus lengan Jihan mencoba menenangkan sahabatnya "lo nggak salah Ji, seharusnya kalau Pak Vino suka sama lo, dia udah bilang langsung dari awal sebelum lo sama Pak Dewa dijodohin."

"Iya Ji, itu tandanya Pak Vino bukan cowok jantan, dia nyatain perasaan nya ke lo nggak berani, apalagi nikahin lo." Timpal Amel.

"Ya udahlah Ji, kita sekarang nggak usah mikirin masalah itu, mending kiya ngobrol yang lain." Ucap Amel

Duda Keren Suami Idaman (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang