Jihan berjalan menuju kelasnya, gadis itu menatap jalan dengan pikiran kosong, ia masih tidak bisa menerima perjodohannya dengan Pak Dewa.
"Jihan, tumben lo pagi-pagi udah dateng" Ucap Amel yang tiba-tiba datang bersama Dara.
"Kenapa muka lo kusut begitu?" Kata Dara sambil merangkul tubuh Jihan.
"Gue lagi banyak pikiran sekarang." Ucap Jihan menghentikan langkahnya.
Dara dan Amel saling bertatapan "lo kayak udah punya anak aja banyak pikiran" kekeh Amel berniat bercanda.
"Gue serius Dar.Mel"
"Yaudah dong cerita ke kita, kita nggak tahu masalah lo apa." Balas Dara
"Gue mau dijodohin." Ucap Jihan tanpa basa-basi.
Dara dan Amel terkejut mendengar ucapan Jihan "HAH DIJODOHINN?!!" ucap Dara dan Amel bersamaan.
Jihan panik karena kedua sahabatnya itu mengeraskan suaranya, ia langsung memukul lengan kedua sahabatnya itu "jangan keras-keras bego!"
"Upss, maaf Ji kita reflek" balas Amel tersenyum dengan wajah tanpa dosanya itu.
"Orang tua lo kenapa tiba-tiba jodohin lo Ji?" Tanya Dara serius.
"Gue nggak tahu, kalian pasti bakal kaget siapa cowok yang mau dijodohin sama gue."
"Siapa?"
"Pak Dewa"
"PAK DEWA?!!"
sekali lagi Dara dan Amel berteriak, mereka tidak bisa memelankan suaranya lagi, karena mereka benar-benar terkejut saat ini, rasanya seperti mimpi.
"kebiasaan ya kalian punya mulut nggak bisa direm!" Celutuk Jihan.
Jihan memutuskan untuk pergi meninggalkan sahabatnya, dari pada ia tambah malu karena ulah sahabatnya, lebih baik ia pergi.
-
Meja makan, malam hari.
"Jihan, itu makanannya jangan di mainin aja, di makan dong sayang" kata bunda.
"Ayah tau pasti kamu masih kaget dengan perjodohan tiba-tiba ini, tapi ini semua demi kebaikan kamu sayang, ayah nggak mungkin nyariin calon suami yang tidak bertanggung jawab, Dewa adalah laki-laki yang tepat buat kamu."
Jihan sungguh kecewa kepada Ayahnya, ia sudah sabar menghadapi Ayahnya yang terus terusan memintanya untuk mengurus perusahaan, tapi kali ini ia tidak terima dengan permintaan Ayahnya yang menyuruhnya menikah dengan Pak Dewa, ini bukan tentang apapun, ini tentang masa depannya nanti, Jihan masih ingin melanjutkan kuliah dan meraih impiannya, tidak mungkin ia membuang sia-sia apa yang telah ia capai sejauh ini, hatinya sangat terluka kala Ayahnya mengatakan bahwa dirinya akan dijodohkan dengan Pak Dewa, seorang duda anak satu yang baru saja ia kenal tidak lama ini, walaupun Jihan sangat menyayangi Naya bukan berarti Jihan harus menjadi bagian dari keluarganya, apa Jihan tidak boleh bahagia dengan caranya sendiri? Haruskah Jihan menuruti kemauan Ayahnya yang seolah-olah mengekang nya untuk melakukan hal-hal keinginan Ayahnya, ia ingin hidup mandiri tidak bergantung pada Ayahnya, tetapi Ayahnya tidak pernah mendukung apa yang Jihan inginkan.
"Ayah kenapa sih? Memangnya Ayah pikir nikah itu gampang? Jihan harus mengurus urusan rumah tangga dan lain-lain, apalagi Jihan nggak suka sama Pak Dewa, bukan berarti Jihan dekat sama Naya, Ayah seenaknya nyuruh Jihan menikah dengan Pak Dewa, Ayah nggak berhak ya ngatur masa depan Jihan."
Jiana dan Bunda yang berada di meja makan itu terdiam, Ayah menatap tajam kearah Jihan, pria itu menghela nafas.
"Ayah cuma ingin yang terbaik buat kamu Jihan!"
"Yang terbaik buat Jihan kata Ayah? Ayah selalu aja nyuruh Jihan buat ngurus perusahaan Ayah, selalu aja menekan Jihan buat megang perusahaan Ayah, yang jelas-jelas Jihan nggak ahli dalam hal itu, Jihan tertekan Yah, apa Ayah tau itu? Jihan masih terima ya Ayah selalu bahas soal itu tanpa mikirin keinginan Jihan, sekarang ayah tiba-tiba jodohin Jihan sama Pak Dewa, Jihan juga harus nurut gitu soal ini?" Tanpa sadar air mata Jihan lolos begitu saja, ia begitu tertekan dengan semua ini.
"Oke Ayah ngaku salah karena maksa kamu buat nyuruh kamu megang perusahaan Ayah, tapi kali ini Ayah benar-benar pengen kamu sama Dewa menikah"
"Kenapa Jihan harus menuruti kemauan Ayah? Apa alasannya Ayah mau jodohin aku sama Pak Dewa?"
Bunda Nita yang sedari tadi melihat perdebatan antara suami dan anaknya itu buka suara.
"Dulu perusahaan Ayah kamu di ambang kebangkrutan, hutang dimana-mana, Ayah sampai hampir aja putus asa, tapi Tuhan memberi jalan dengan mendatangkan om Adi, Papanya Dewa. om Adi membantu Ayah untuk membangun bisnis Ayah dan sampai bisa melunasi hutang Ayah." Bunda bercerita tentang masalalu yang di alami Ayah.Jujur Jihan sedikit terkejut mendapatkan fakta bahwa om Adi adalah penolong bagi keluarganya, tetapi tetap saja bahwa ia tidak ingin menikah dengan cara dijodohkan.
"Kalau waktu itu om Adi nggak datang bantu Ayah, mungkin aja kita nggak bisa punya rumah, mobil, dan bahkan kamu nggak akan bisa kuliah." Lanjut Bunda.
"Terus Ayah sama Bunda jodohin Jihan karena dimasa lalu om Adi bantuin keluarga kita? Walaupun begitu sama aja kalian menjual Jihan."
"Pernah nggak Ayah sama Bunda meminta kamu menuruti kemauan kita? Kamu bahkan nggak pengen kan kerja di perusahaan Ayah, sebelumnya Ayah selalu biarin kamu buat melakukan apa yang kamu mau, sekarang apa kamu nggak mau menuruti permintaan kita? Ayah juga bukanya nekan kamu sayang, Ayah hanya pengen masa depan kamu lebih baik."
Jihan menatap kedua orangtuanya secara bergantian , sambil terus mendengarkan apa yang mereka katakan.
"Benar kata Ayah nak, Bunda sangat yakin dengan keputusan Ayah kamu, bukan tanpa alasan, tapi Dewa adalah laki-laki yang tepat buat kamu, Bunda juga nggak tau kita bisa nemenin kamu sama adek kamu berapa lama lagi, umur nggak ada yang tau Ji." Ucap bunda dengan penuh penekanan.
"Iya Jihan, kamu masih bisa meraih semua impian kamu, kamu masih bisa kuliah, kamu masih bisa buka butik, nggak ada yang melarang kamu buat melakukan itu semua."
"Makanya Kak, kalau Ayah sama Bunda belum selesai ngomong jangan main pergi aja." Sindir Jiana tanpa menatap sang Kakak.
Jihan menghela nafas panjang "Jihan butuh waktu buat mencerna semuanya Ayah Bunda, biarin Jihan memikirkan semua ini, Jihan pamit ke kamar dulu." Ucapnya lalu melenggang pergi.
***
Happy weekend readers🤍🤍
Jika ada typo mohon di maklumi ya 😊😊 jangan lupa vote dan komen ya, semoga suka sama part 15 ini. Kedepannya aku bakal lebih baik dalam menulis.
see u next time 👋👋
30 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren Suami Idaman (Selesai)
RomansaDewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia masih merasa kehilangan semenjak kepergian istrinya, saat melahirkan Naya, bahkan kedua orang tuanya...