Jihan duduk di meja makan dapurnya dengan pikiran yang masih mencerna apa yang ia lihat tadi, Jihan masih terkejut dengan kehadiran Pak Vino kerumahnya, bagaimana Jihan tidak terkejut melihat kehadiran Pak Vino, secara Pak Vino adalah dosen tampan tapi memiliki aura killer di kampusnya, bahkan Jihan tidak tahu menahu tentang perusahaan Pak Vino yang bekerjasama dengan perusahaan Ayah, ayahnya sendiripun juga tidak pernah bercerita tentang bisnis keluarga Pak Vino, Jihan tersadar dari lamunannya kala ia dikejutkan dengan tepukan di pundaknya.
"Jihan?"
"E-eh Amel" beonya.
Amel memang selalu hadir saat keluarganya mengadakan acara, ini semua karena Jihan tidak ingin merasa bosan, tetapi hari ini Dara tidak bisa hadir karena sibuk, jadilah Amel yang hadir di acara syukuran ini.
Amel menarik kursi di hadapan Jihan, ia melihat gerak-gerik Jihan yang mencurigakan "lo kenapa Ji? Lagi mikirin apa, tadi gue perhatiin lo kayak lagi mikirin sesuatu."
"Lo nggak lihat, didepan ada Pak Vino?" Jihan menatap Amel kesal, Amel ini sebenarnya dari tadi kemana saja, kok tidak tahu soal Pak Vino, Amel kan yang selalu aktif kalau soal Pak Vino.
"Hah? Pak Vino? Dari tadi gue disini Ji, lo yakin itu Pak Vino?"
"Astaga Amel, itu dia di depan sama Pak Dewa"
Amel buru-buru berdiri lalu melangkah untuk mengintip kejendela yang menuju kearah depan ruang tamu, tak jauh dari jangkauannya terlihat disana Pak Vino dan Pak Dewa sedang berbincang sembari tertawa, Amel mengriyitkan alisnya, ia terkejut melihat Pak Vino, buru-buru Amel kembali menghampiri Jihan lalu duduk didepannya.
"Serius itu beneran Pak Vino kerumah lo? dia ngapain kesini anjir" Heboh Amel.
"Gue denger tadi kalau Papanya Pak Vino adalah klien Ayah gue, gimana gue nggak kaget, kayak plot twist banget anjir, gue sama sekali nggak tahu soal ini."
Belum sempat Amel membalas perkataan Jihan, Bunda Nita tiba-tiba datang lalu berkata "Ehh kalian kok malah ngobrol disini, acara syukurannya udah mau mulai nih, ayo kedepan."
"Iya Bunda, kita bentar lagi nyusul."
"Ayo Ji kesana sekarang aja yuk" ajak Amel.
Mereka berdua pun mengekor di belakang Bunda Nita menuju depan, Jihan juga membawakan cemilan untuk Naya.
"Mama lama bangett sihh" ucap Naya yang sudah bergelayutan di tangan Jihan.
Semua orang terkekeh karena melihat interaksi keduanya sangat menggemaskan, Pak Vino juga ikutan tersenyum, pikirnya jiwa keibuan Jihan sangat kuat.
"Ayo sekarang kita mulai acaranya."
-
Singkat cerita acaranya pun selesai dengan lancar, Jihan membantu mengumpulkan gelas plastik bertuliskan AQUA kedalam kantong keresek besar, di bantu dengan Jiana yang juga memunguti semuanya.
"Biar saya bantu Ji." Ucap Vino yang juga memungut gelas plastik itu.
Jihan tersadar lalu menolak bantuan Vino "eh nggak usah Pak, Pak Vino duduk manis aja."
"Gapapa Jihan, saya cuma pengen bantuin kamu aja."
tumben banget ni dosen baik, kesambet apa ya?
"Emang bener kata anak-anak kalau Pak Vino itu susah di bilangin, keras kepala banget, batu." Kata Jihan berbisik tapi masih bisa di dengar oleh Pak Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren Suami Idaman (Selesai)
RomanceDewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia masih merasa kehilangan semenjak kepergian istrinya, saat melahirkan Naya, bahkan kedua orang tuanya...