IRIS 11

3.2K 580 25
                                    

- I R I S -

;

Pagi ini saat Renjun membuka kedua mata, Yunjin sang pelayan pribadi sudah berada di dalam kamar dengan membawa air cuci wajah untuknya, jelas sekali jika sang pelayan khawatir akan keadaannya mengingat semalam Renjun nyaris saja mati tenggelam bila tidak ada yang menemukan.

Selepas membersihkan diri dan menikmati sarapan yang sudah di siapkan, Renjun harus menjalani beberapa pemeriksaan kesehatan. Sebenarnya Renjun tidak perlu semua itu, toh tidak ada luka serius dan tubuhnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri, akan tetapi agaknya Chanyeol tidak bisa tenang sebelum dokter yang melakukan pemeriksaan.

Tidak, Chanyeol cukup tahu diri jika Renjun tidak menyukai keberadaannya, maka dari itu sang penguasa Kerajaan Altair itu memilih menunggu di luar sambil sesekali mengintip ke dalam untuk melihat apa yang terjadi.

“Kalau Anda sangat penasaran, kenapa tidak masuk ke dalam saja?” Celetuk Mark yang tidak habis pikir dengan apa yang sedang Ayahnya lakukan.

Bukan Mark tidak tahu bahwa hubungan antara sang Ayah dan adik bungsunya belum membaik hingga saat ini, akan tetapi dengan sikap sang Ayah yang seperti ini juga bukan pilihan yang tepat, justru Renjun mungkin akan berpikir bahwa sang Ayah telah menyerah akan dirinya dan Renjun tidaklah seberharga itu untuk di perjuangkan.

“Ayahanda sendiri yang bilang jika hal wajar bagi Renjun untuk membenci Anda, tapi bukan berarti tidak ada jalan lain, jika Ayahanda menunjukkan ketulusan pada Renjun, mungkin saja dia akan luluh suatu saat nanti.” Mark mencoba untuk menasehati sang Ayah yang tampaknya masih kesulitan untuk mengekspresikan perasaan sayang pada anak-anaknya. Apalagi dalam kasus Renjun, dia butuh banyak sekali dukungan dan rasa percaya agar bisa bergantung pada orang lain serta tidak menyerah dengan kehidupannya.

Dalam hidup pasti ada namannya pasang surut, anggap saja saat ini hubungan Chanyeol dan Renjun sedang mengalami kekeringan yang parah sampai tidak ada sedikitpun kepercayaan atau rasa aman yang Renjun rasakan. Namun, apa yang di katakan Mark benar, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika mau berusaha keras untuk mencapainya.

Seperti mendapatkan sebuah dorongan, Chanyeol mengetuk pintu kamar Renjun yang mana hal itu langsung menarik perhatian semua orang yang ada di dalam sana, tak terkecuali Renjun yang masih dalam proses pemeriksaan.

Iris mata keduanya sempat bertemu namun hanya dalam sepersekian detik lantaran Renjun yang memutuskan atensi serta membuang muka pada tempat lain.

“Bagaimana keadaannya? Semua baik-baik saja, bukan?” Tanya Chanyeol yang telah berada di samping tempat tidur Renjun dengan Mark yang mengekor di belakangnya.

Sang dokter memberikan gestur seperti salam penghormatan sebelum menjawab pertanyaan dari sang Raja, “Keadaan beliau baik-baik saja, Yang mulia. Tidak ada luka serius yang harus di khawatirkan.” Jelas sang dokter setelah memeriksa Renjun dengan sangat mendetail.

Renjun memutar bola mata jengah, sejak awal semua pemeriksaan ini sangat tidak berguna, orang-orang di istana ini saja yang terlalu berlebihan.

“Syukurlah jika begitu,” Chanyeol lega mendengar bahwa anaknya baik-baik saja. Meski Renjun masih enggan mempercayainya, tapi Chanyeol benar-benar menyayangi Renjun sama seperti dia menyayangi Jaehyun dan Mark.

“Halo adik manis, aku kembali lagi seperti janjiku.” Sapa Mark dengan senyum manis dan lambaian tangan pada Renjun, untung saja dokter sudah keluar bersama dengan pelayan sehingga mereka tidak melihat tingkah bodoh Mark yang konyol ini.

“Renjun, Ayah tahu, apapun yang akan Ayah katakan sekarang hanya akan terdengar seperti omong kosong bagimu, tapi Ayah sungguh khawatir, tolong jangan lakukan hal-hal menakutkan seperti kemarin, Ayah sangat takut Nak..” Ujar Chanyeol dengan suara lembut dan sorot mata teduh menatap Renjun.

I R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang