IRIS 24

1.6K 289 51
                                    

- I R I S -

;

Orang bilang, asalkan kita mau berusaha pasti akan ada hasil yang akan di tuai. Chanyeol telah menyusuri setiap desa yang ada di perbatasan, setiap rumah telah ia periksa akan tetapi tak juga menemukan sosok yang ia cari, entah harus dengan cara apa lagi Chanyeol mencari keberadaan Baekhyun.

“Baekhyun, sebenarnya dimana kau sekarang?” Batin Chanyeol dengan sorot mata sendu, berpikir bahwa mungkin saja usahanya kali ini pun akan berakhir sia-sia. Namun, seketika wajah Renjun yang mengantar kepergiannya kala itu membuat Chanyeol tersadar bahwa ia tidak bisa menyerah begitu saja, sebab ia sudah berjanji akan membawa kembali Baekhyun.

Perjalanan Chanyeol dan para kesatria menuju desa terasa melelahkan. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir hutan yang rimbun. Namun, ketenangan mereka tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, mereka diserang oleh sekelompok musuh yang muncul secara tiba-tiba dari balik pepohonan.

Chanyeol dan para kesatria segera menghunus pedang mereka, bersiap untuk menghadapi serangan mendadak ini. Denting pedang terdengar bergema di setiap sudut hutan, menciptakan suasana yang mencekam dan tegang. Para kesatria bergerak lincah, melindungi Chanyeol dari serangan musuh yang tak kenal ampun.

“Lindungi Yang mulia!” teriak salah seorang kesatria yang menjadikan diri sebagai tameng guna melindungi Chanyeol.

“Dari mana munculnya orang-orang ini? Perjalanan ini sangatlah rahasia, siapa yang telah membocorkan informasi ini? Sialan!”  Batin Chanyeol geram.

Di tengah pertempuran sengit, Chanyeol mencoba untuk tetap tenang. Wajahnya tampak tegang, namun ia tak ingin menunjukkan rasa takut. Ia memerhatikan setiap gerakan musuh, mencari celah untuk melancarkan serangan balik. Ketika ia melihat kesempatan, Chanyeol segera mengayunkan pedang, ia berhasil melukai salah satu musuh yang mencoba menyerangnya.

Para kesatria yang menemani Chanyeol juga berjuang dengan gigih. Mereka melancarkan serangan demi serangan, berusaha menghabisi musuh yang berani menghadang perjalanan mereka. Luka-luka mulai menghiasi tubuh, namun semangat juang mereka tak padam.

Setelah pertarungan yang berlangsung cukup lama, akhirnya para musuh mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Chanyeol dan para kesatria berhasil mengalahkan sebagian besar musuh, sementara yang lainnya melarikan diri ketakutan.

Dalam keadaan terluka dan lelah, Chanyeol dan para kesatria kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju desa. Namun rupanya pertarungan belum benar-benar berakhir saat ribuan anak panah tiba-tiba menghujani Chanyeol serta kesatria yang telah kelehana akibat pertarungan sebelumnya. Satu persatu anak buah Chanyeol gugur, begitupun Chanyeol yang tak dapat menghindari sebuah anak panah yang berhasil menembus jantungnya.

Sebelum kesadarannya menghilang, Chanyeol kembali teringat akan wajah orang-orang yang ia kasihi. Padahal Chanyeol sudah berjanji akan kembali dengan selamat, tapi tampaknya ia tak dapat menepati janjinya pada sang anak, bahkan ia juga tidak berhasil menemukan Baekhyun. Betapa Chanyeol merasa bahwa ia sangatlah tidak berguna.

“Re-Renjun.. Maaf.. Ayah benar-benar sangat payah.” Gumam Chanyeol, kemudian ia melanjutkan dalam hati. “Baekhyun, aku percaya kau masih hidup. Jadi, dimanapun kau berada, semoga kau baik-baik saja.. Maafkan aku karena tidak bisa menepati janji untuk datang kepadamu, maaf karena tidak bisa melindungimu.”

Bahkan sampai hembusan napas terakhirnya, Chanyeol tak dapat menutupi rasa bersalah serta sesal dalam dirinya.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

I R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang