IRIS 27

2.1K 291 54
                                    

- I R I S -

Yang nunggu IRIS update mana suaranya!! Absen dulu sini😘

;

Jaehyun berdiri di depan pintu ruang kerjanya, wajah pemuda itu tersenyum lebar saat melihat sosok adiknya, Renjun, yang baru saja kembali dari perjalanan bersama Duke Jeno. Senyuman itu semakin mengembang ketika Renjun mendekat lantas ia dengan hati-hati memberikan pelukan singkat pada Renjun. Meski rasanya canggung, tapi Renjun tidak menolaknya.

"Kakak sangat merindukanmu, Renjun," ucap Jaehyun sambil menepuk punggung adiknya. "Apa saja yang kau lakukan selama perjalanan ini?"

Renjun melepaskan pelukannya dan dengan antusias menceritakan segala petualangannya bersama Jeno. Tanpa sadar mata Renjun berbinar saat menyebutkan tentang perayaan lampion dan tentang penduduk wilayah Duke Jeno yang sangat ramah.

“Ishh. Apa sebegitu menyenangkan pergi dengan Duke Jeno?” ucap Mark yang sedikit cemburu karena Renjun tampak senang sekali.

“Eung, warga desanya juga ramah, mereka memberi saya kue dan buah-buahan.”

“Jika hanya itu, kakak mu yang tampan ini juga bisa memberikan kue dan buah yang lezat! Pokoknya lain kali kau harus pergi denganku, oke!?”

Jaehyun terkekeh pelan, Mark benar-benar tidak mau kalah dengan orang lain jika itu menyangkut Renjun, sang adik yang begitu ia inginkan kehadirannya. “Jika Ayah sudah kembali, bagaimana jika kita piknik? Sepertinya itu bukan ide yang buruk? Bagaimana?” usul Jaehyun.

Mark dengan mata berbinar senang berseru keras, “Iya! Aku setuju! Itu pasti akan sangat menyenangkan. Bukan begitu, Renjun?”

Renjun menggigit bibir bawah seraya menatap kedua kakaknya bergantian, “Pi-piknik?” ucap Renjun dengan nada bertanya sebab ia tidak tahu apa maksud dari ucapan kakak-kakaknya itu.

Oh, sial! Jaehyun tiba-tiba merasa tidak enak, harusnya ia menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk di pahami oleh Renjun, ia tidak memikirkan hal ini.

“Jadi, piknik itu... Seperti berlibur bersama keluarga, kita makan, bermain dan menghabiskan waktu bersama. Seperti itu.”

Renjun mengangguk paham, “Oh, eung! Sepertinya itu menyenangkan.” ucap Renjun yang diam-diam menantikan hal tersebut, sebab kedua kakaknya tampak bersemangat jadi ia yakin bahwa itu adalah hal yang menyenangkan.

Setelah beberapa saat, Jaehyun mengangguk puas, lalu meminta sang adik untuk kembali ke istananya guna istirahat.

"Kau pasti lelah, Renjun. Kembalilah ke istanamu dan beristirahat, kita bisa melanjutkan pembicaraan ini nanti," kata Jaehyun dengan lembut, mengusap kepala adiknya dengan penuh kasih sayang.

Sementara itu, Jeno yang selama ini berdiri di belakang Renjun, menunggu kesempatan untuk bicara dengan Jaehyun. Begitu Renjun pergi bersama dengan Mark, Jaehyun mengangkat tangannya, mengundang Jeno untuk mengikutinya ke dalam ruang kerjanya.

Di tengah ruangan yang dipenuhi rak buku dan tumpukan dokumen, Jaehyun duduk di belakang meja kerjanya yang besar, menatap Jeno dengan tatapan yang tajam namun penuh kekhawatiran. Matanya mengevaluasi ekspresi Jeno, mencari tahu apa yang terjadi selama perjalanan mereka.

"Bagaimana perjalanan kalian? Tidak ada hal buruk yang terjadi pada Renjun, kan?" tanyanya dengan nada yang khawatir, mencoba menyembunyikan kegelisahan di dalam hatinya.

Jeno mengangguk mantap, seraya menjawab, "Tidak ada, Yang Mulia. Sempat ada beberapa orang yang mencurigakan mengikuti kami dalam perjalanan, namun anak buah saya berhasil menghentikannya. Ren.. Ah, Tuan Renjun selalu aman dalam pengawasan saya."

I R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang