- I R I S -
;
Pagi-pagi sekali, Mark sudah berkunjung ke istana Renjun. Pemuda dengan alis camar itu tampak bersemangat ingin mengajak sang adik pergi ke taman untuk memperlihatkan kejutan yang telah ia siapkan. Renjun tidak tahu apa yang membuat sang kakak begitu bersemangat, namun ia tetap mengikuti kemana sang kakak ingin membawanya.
Sesampainya di taman, pada salah satu gazebo dekat danau Renjun melihat ada berbagai macam kertas persegi warna-warni yang memenuhi meja. “Apa semua ini?” renjun beratnya.
Mark tersenyum lebar, matanya berbinar penuh antusias saat melihat ekspresi bingung di wajah Renjun. Dengan semangat, ia mulai mengeluarkan satu persatu kertas persegi berwarna-warni dan menyusunnya di atas meja gazebo.
"Ini kertas origami. Lihat, ada berbagai macam warna, ini kuning, merah, biru... semua akan kita lipat menjadi bentuk-bentuk yang indah," ujar Mark sambil menunjukkan beberapa contoh origami yang sudah jadi, seperti burung, bunga, dan kapal.
Terus terang ini pertama kalinya Renjun melihat kertas dengan berbagai macam warna seperti ini.
“Lihat, kau bisa melipatnya seperti ini.”
Renjun, yang semula hanya mengikuti tanpa tahu tujuan, kini mulai tertarik. Tangannya perlahan meraih selembar kertas merah muda dan mencoba mengikuti cara melipat yang diajarkan Mark. Kerutan di dahinya menandakan ia sedang berkonsentrasi penuh.
"Begini, kan?" Renjun bertanya, sedikit ragu saat melipat sudut kertasnya.
"Betul, tapi lipatannya lebih kecil sedikit lagi," Mark mengoreksi dengan lembut sambil menunjukkan dengan tangannya sendiri. Suasana di gazebo itu menjadi hangat dengan tawa dan obrolan antara dua saudara yang perlahan semakin akrab melalui seni melipat kertas.
Tentu saja bukan tanpa alasan kenapa Mark melakukan hal ini. Renjun pasti bosan bila hanya berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan apapun, lewat seni melipat kertas ini, Mark harap Renjun jadi lebih terbuka dalam mengekspresikan diri. Pun, alasan yang lain adalah untuk membatasi pertemuan antara sang adik dengan Duke Jeno.
Meski sempat frustasi, akhirnya Renjun berhasil menyelesaikan origami bentuk burung bangau. Matanya berbinar melihat hasil karyanya sendiri. "Aku berhasil, Kak!" serunya dengan penuh semangat.
Mark tertawa dan mengusap rambut adiknya, "Bagus sekali! Lihat, kau pasti bisa jika terus mencoba."
Matahari semakin tinggi, dan semilir angin danau menambah kesejukan di pagi hari, membuat waktu yang mereka habiskan bersama semakin berkesan. Renjun, yang mulanya hanya diam dan mengikuti, kini terlihat lebih bersemangat dan terlibat dalam menciptakan berbagai bentuk origami bersama kakaknya.
Yunjin sempat datang untuk mengantarkan teh dan kudapan untuk di santap oleh sang tuan.
“Renjun, kau tahu?” ucap Mark tiba-tiba yang berhasil menarik atensi sang adik. Renjun menatap Mark dengan sorot mata bertanya, “Katanya, jika kau berhasil membuat seribu origami burung bangau dan menyimpannya dalam toples kaca, harapanmu akan terwujud.”
Renjun mengerjap, sedikit tak percaya dengan ucapan sang kakak sebab ia tahu betul bahwa harapan tidak akan semudah itu terwujud. Namun karena tak ingin mengecewakan sang kakak yang sudah bersusah-payah menyiapkan semua kesenangan ini, Renjun akan mencoba untuk mengikuti alurnya.
“Benarkah?”
Mark mengangguk, “Iya, cobalah dan kau akan tahu bahwa apa yang aku katakan itu benar.”
“Baiklah, aku akan coba membuatnya.”
Acara membuat origami bersama harus di sudahi lantaran Mark kedatangan seorang tamu dari menara. Mark tampak kesal sebelum pergi sebab kegiatannya bersama sang adik jadi terganggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/338183194-288-k296504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I R I S
Romance[NOREN] Faith, Trust, Wisdom, Hope Terlahir dengan berkah yang diberikan oleh Dewa tidak selalu membuat orang itu beruntung dengan dikelilingi kebahagiaan lantaran diri begitu istimewa. Renjun, anak yang lahir dengan berkah Dewa namun memiliki nasi...