IRIS 14

3.1K 516 32
                                    

- I R I S -

;

Ruang kerja Chanyeol tampak hening selepas Myungsoo, sang tangan kanan baru saja memberi kabar perihal meninggalnya Baron Kim Sungkyu secara mendadak, belum lagi mayatnya ditemukan hanyut di sungai pinggiran hutan dengan luka yang tak wajar. Kejadian ini terlalu janggal untuk disebut sebagai kematian biasa, ataupun kecelakaan lantaran diterkam binatang buas saat berburu di hutan. Padahal, Baron Kim Sungkyu adalah satu-satunya orang yang pernah berhubungan dengan dalang dibalik penyekapan Renjun selama ini.

“Menurutmu, apa mungkin kejadian ini dilakukan untuk menghilangkan jejak si pelaku?” Chanyeol bertanya bukan karena dia tidak tahu, melainkan meminta pendapat dari Myungsoo yang terjun langsung ke lokasi untuk melakukan evakuasi bersama beberapa pasukan keamanan di Ibukota.

“Seperti yang Anda pikirkan, Yang mulia. Ini adalah pembunuhan yang sudah direncanakan, akan sulit untuk mencari siapa pelakunya sebab tidak ada jejak ataupun bukti yang tertinggal.” Jelas Myungsoo selepas memeriksa keseluruhan jasad Baron Kim, berharap menemukan setidaknya sesuatu yang bisa menjadi petunjuk. Sayangnya, musuh jauh lebih lihai hingga tak ada jejak sama sekali.

“Apa kau tahu siapa saja yang ditemui Baron Kim, sebelum dia meninggal?” Meski Chanyeol tidak menahan Baron Kim, akan tetapi sang Raja tidak sebodoh itu untuk melepaskannya begitu saja, Chanyeol diam-diam menempatkan beberapa mata-mata untuk mengawasi setiap gerak-gerik sang Baron.

Myungsoo coba mengingat, ada banyak sekali orang yang di temui oleh sang Baron, akan tetapi tak ada sesuatu yang mencurigakan. Karena usaha yang mulai dirintis langsung bangkrut dalam semalam, sang Baron mencoba mencari pinjaman uang dari bangsawan lain guna menutupi kerugian. Alih-alih untuk menutupi hutang, uang hasil pinjam dari bangsawan lain justru dijadikan sebagai modal judi di kasino setiap malam, walhasil tidak ada yang tersisa sehingga beberapa kali bangsawan datang ke rumah hanya untuk menagih hutang. Sang istri sudah lama meninggal, Baron Kim hanya tinggal sendirian, jadi tidak ada kerabat atau siapapun yang bisa dimintai tolong untuk mengorek informasi lebih lanjut.

“Maafkan saya, Yang mulia. Sayangnya tidak ada orang-orang yang mencurigakan, mereka hanya para bangsawan yang menagih hutang.”

Chanyeol memijit pelipis yang mendadak di serang nyeri luar biasa, memecahkan masalah siapa dalang dibalik penyekapan Renjun bak mencari jarum di dalam tumpukan jerami, belum lagi mereka tidak memiliki cukup informasi hingga rasanya seperti berjalan dengan mata tertutup.

Apakah kali ini pun tidak ada yang bisa Chanyeol lakukan untuk sang anak? Dia telah gagal menjadi figur ayah yang bisa melindungi dan membahagiakan Renjun. Sekarang pun, Chanyeol bahkan belum dapat menghukum orang-orang yang menyakiti Renjun.

“Lalu, bagaimana dengan prajurit yang masih hidup saat penyergapan? Apa mereka masih tidak membuka mulut?”

“Meski sudah disiksa sedemikian rupa, tampaknya mereka masih tidak mau mengaku, Yang mulia.”

Chanyeol menyeringai kecil, kesetiaan mereka pada sang tuan patut diacungi jempol, sayangnya mereka berpihak pada orang yang salah. “Terus siksa mereka, sampai mau membuka mulut.”

Myungsoo mengangguk mengerti, “Sesuai perintah Anda, Yang mulia.”

Mengingat ada urusan yang harus Chanyeol lakukan, sang Raja penguasa Altera tersebut memutuskan untuk menyudahi pembicaraannya dengan Myungsoo.

Siang ini ada acara pemberkatan di kuil, sebagai seorang Raja yang memimpin negeri ini, sudah menjadi tradisi untuk datang langsung menyaksikan seluruh rangkaian acara dari awal hingga selesai.

I R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang