- I R I S -
;
Istana kembali heboh dikarenakan Jaehyun yang tak mendapati sang adik berada di dalam kamar. Semua penjaga dan pelayan telah di kerahkan untuk mencari keberadaan Renjun. Jaehyun pun turut andil dalam pencarian lantaran tak bisa hanya diam saja ketika mengetahui bahwa mungkin saja sang adik berada dalam bahaya.
Awalnya Jaehyun tak ingin mampir ke istana Renjun, akan tetapi mungkin karena rasa tak nyaman yang sejak beberapa waktu mengganggu membuat Jaehyun memutuskan untuk memeriksa keadaan Renjun. Namun, betapa Jaehyun terkejut tatkala melihat kamar Renjun kosong, dia sudah memeriksa seluruh kamar Renjun tapi sayangnya tak ada tanda-tanda keberadaan sang adik. Perasaan cemas dan khawatir seketika membasuh tubuh Jaehyun, berbagai pikiran buruk tak dapat ia halau masuk begitu saja dalam benak.
Namun perasaan yang berkecamuk dalam hati serta pikiran perlahan memudar saat mendapati Renjun yang kembali dengan di tuntun sosok tak asing. Jaehyun tak terlalu memperhatikan sebab dia terlalu senang melihat tidak terjadi hal buruk pada sang adik.
"Renjun!" Jaehyun segera membawa tubuh lemah Renjun dalam dekapan, berbagai ucapan syukur ia panjatkan.
"Kau baik-baik saja kan? Kakak sangat terkejut saat melihatmu tidak ada di kamar, kemana kau pergi selarut ini, hum?" Tanya Jaehyun seraya iris mata memindai tubuh Renjun, memastikan apakah ada yang terluka.
Betapa Jaehyun terkejut saat melihat ada bekas kemerahan di leher Renjun, sontak saja ia memegang kedua bahu Renjun dengan sedikit keras. "Siapa yang melakukan ini padamu?! Bajingan mana yang berani menyakitimu?!" Ujar Jaehyun dengan mata memerah menahan amarah.
Disaat Jaehyun menatap Renjun dengan tatapan tajam sekaligus khawatir. Renjun justru memberikan tatapan kekecewaan yang mendalam padanya, sorot mata itu tampak lelah dengan berbagai macam emosi yang menumpuk di sana.
"Kenapa Anda tidak memberitahu saya? Kenapa Anda berbohong kepada saya tentang keadaan Duke Jeno? Kenapa?!" Suara Renjun terdengar bergetar seolah menahan desakan air mata yang berusaha untuk keluar, pada akhir kalimatnya, Renjun sengaja meninggikan suaranya.
"Kau.. Bagaimana bisa kau tahu?" Ucap Jaehyun terkejut mendapati sang adik mengetahui fakta yang coba dia sembunyikan untuk kebaikan Renjun.
Namun Jaehyun langsung mendapat jawaban atas pertanyaan bagaimana sang adik bisa tahu tentang keadaan Duke Jeno saat dia melihat sosok pemuda yang sebelumnya menuntun Renjun kemari; Jaemin.
Jaehyun menghela napas pelan, "Kita obati lukamu lebih dulu, setelah itu kakak akan menjawab seluruh pertanyaan yang kau inginkan." Luka di leher Renjun tampak menyakitkan, meskipun dia tahu bahwa Renjun bisa mengobati lukanya sendiri, tetap saja dia tidak bisa melihat Renjun terluka seperti ini.
Renjun ingin menolak, akan tetapi melihat bagaimana Jaehyun menatapnya khawatir membuat Renjun akhirnya mengikuti saran dari sang kakak. Meskipun merasa marah, tapi Renjun mencoba untuk percaya bahwa Jaehyun pasti punya alasan kenapa menyembunyikan tentang keadaan Jeno padanya.
Jaehyun pikir, akan lebih baik bagi Renjun untuk tidak mengetahui perihal kondisi sebenarnya dari Jeno, karena sang Duke pun berpesan agar Renjun jangan sampai tahu sebelum kesadarannya menghilang. Siapa yang tahu jika Renjun akan mengetahui fakta tersebut dengan cara seperti ini.
Sesampainya di kamar Renjun, selang beberapa menit dokter datang setelah mendapat panggilan mendesak dari salah seorang pelayan. Langsung saja dokter tersebut memeriksa keadaan Renjun serta membalut leher Renjun yang terdapat bekas kemerahan di sana.
"Kenapa Anda tidak memberitahu saya tentang keadaan Duke Jeno?" Renjun sudah tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahu serta alasan yang membuat Jaehyun tutup mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I R I S
Romance[NOREN] Faith, Trust, Wisdom, Hope Terlahir dengan berkah yang diberikan oleh Dewa tidak selalu membuat orang itu beruntung dengan dikelilingi kebahagiaan lantaran diri begitu istimewa. Renjun, anak yang lahir dengan berkah Dewa namun memiliki nasi...