"Tolong satu buket mawar putih," ucap Hanbin pada penjual bunga yang berada dipinggir jalan, "seperti biasa," sambungnya.
"Tuan muda!" penjual bunga itu tampak senang ketika melihat Hanbin, "tadi Tuan Lijeong datang lebih dulu dan dia cukup lama berada di atas"
Setiap tahun di bulan Januari, Hanbin-Lijeong-Jiwoong selalu menyempatkan diri datang kesini untuk menemui seseorang, sejujurnya tidak hanya mereka yang datang, tapi beberapa kerabat keluarga Bhaguelle juga terkadang datang, hanya saja dihari yang berbeda.
Hanbin langsung tersenyum, "sepertinya bukan hanya aku yang rindu tempat ini"
Penjual bunga itu terkekeh pelan sambil merangkai mawar putih yang akan dijadikan buket, lalu matanya melirik Zhanghao yang sedang melihat-lihat bunga di luar.
"Ku lihat Tuan muda tidak datang sendiri Tahun ini," katanya sambil tersenyum malu, "apa dia kekasihmu?"
"Kau mau tahu?"
Penjual bunga itu mengangguk cepat, "siapa?"
"Rahasia," jawab Hanbin sambil tersenyum puas.
"Tuan muda!!!" protesnya.
"Sudahlah kau bungkus saja buketnya untukku, kebetulan hari ini aku akan kencan jadi tidak bisa berlama-lama disini," jelas Hanbin.
"SUDAH KUDUGA!" ucapnya, lalu memberikan buket bunga mawar yang tadi dipesan oleh Hanbin, "ini Tuan, silahkan"
"Terimakasih!" Hanbin memberikan sejumlah uang, "kalau begitu aku duluan! jangan lupa jaga kesehatan!" lanjutannya sambil berjalan keluar.
"Terimakasih kembali Tuan muda! semoga kalian selalu bahagia!" penjual bunga itu sedikit berteriak.
Zhanghao menatap Hanbin yang baru saja keluar, "kau beli mawar putih?" tanyanya.
"Iya, untuk seseorang yang sangat ku sayangi," jawab Hanbin sambil berjalan melewati Zhanghao.
Mendengar hal itu Zhanghao langsung menatap heran, "seseorang yang kau sayangi? siapa??"
"Mau tahu?" Hanbin menoleh ke belakang.
"Iya!"
"Ayo, biar ku perkenalkan" ajak Hanbin.
Zhanghao menghela nafasnya panjang, "Baiklah"
Setelah berjalan sekitar 15 menit menaiki bukit yang dikelilingi padang rumput, akhirnya mereka sampai di depan pemakaman keluarga yang cukup luas.
"Beri salam pada Ibuku," ucap Hanbin ketika mereka sampai di depan sebuah makam yang berada dibawah pohon.
ROSETTA SAN BHAGUELLE
Zhanghao membaca nama yang terukir di permukaan batu nisan tersebut, rupanya seseorang yang dimaksud Hanbin adalah mendiang Ibunya.
"Hallo Nyonya!" sapa Zhanghao sambil tersenyum, "namaku Zhanghao, aku adalah kekasih dari putra bungsumu yang lumayan tampan"
Hanbin menatap tidak percaya, "lumayan tampan? jadi aku tidak tampan di matamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA | BINHAO
Fanfiction21+ Seorang detektif menyamar menjadi pelayan di sebuah Mansion besar milik Mafia terkenal yang sangat kejam, ia berani mengambil resiko datang kesana karena ingin menyelidiki kasus pembunuhan Perdana menteri yang melibatkan Pemerintah dan keluarga...