3 tahun kemudian.
"Permisi, kamar dilantai dua pintunya tidak mau terbuka, bisa kau periksa?" tanya salah satu pengunjung yang menginap.
Zhanghao mengangguk, "baik, aku akan segera mengirim orang untuk memeriksa pintu kamarmu, tunggu sebentar ya!"
"Baik," kata orang itu.
Zhanghao melangkah masuk ke sebuah ruangan, "Gyuvin, kau sedang apa? boleh aku minta bantuan?"
"Apa? katakan saja," balas Gyuvin yang saat ini sedang bermain game di handphone, gyuvin adalah orang yang bekerja di penginapan Zhanghao.
"Pintu kamar dilantai dua bermasalah lagi, bisa tolong kau periksa?" pinta Zhanghao.
"Tidak masalah!" gyuvin bangkit dari kursi, "bisa kau lanjutkan game ini? sebentar lagi sampai di garis finish"
"Oke!" Zhanghao langsung mengambil alih handphone gyuvin, kemudian memainkan game yang sedang berlangsung, sementara Gyuvin sudah pergi.
"ZHANGHAO??? ZHANGHAOO?" panggil seseorang yang suaranya terdengar lucu, "Zhanghao? kau sedang apa?" tanyanya sambil masuk ke dalam ruangan.
"Tidak lihat? aku sedang main game!" jawab Zhanghao sambil menatap fokus layar handphone.
"Zhanghao, ada yang mencarimu di depan!" kata Yujin, anak berusia 14 tahun yang sering bermain di sekitar penginapan.
"Itu pasti pengunjung yang tadi mengeluh soal kamarnya, tenang saja! gyuvin sudah pergi untuk mengatasi masalah itu," jawab Zhanghao.
"Bukan, itu adalah pria yang menelepon semalam!" bantah Yujin sambil memperlihatkan sebuah handphone.
Zhanghao melirik sebentar lalu terkejut, "dari mana kau bisa dapat handphone ini!?" tanyanya.
Itu adalah handphone pemberian Hanbin yang sudah 3 tahun tidak pernah ia gunakan, dan seingatnya handphone itu disimpan didalam laci yang terkunci di ruangannya.
"Hmmm" Yujin tampak berpikir, matanya melirik ke arah jendela dimana ada anak lain yang sedang bersembunyi.
Zhanghao langsung menoleh ke arah jendela, disana ada Junhyeon, anak berusia 14 tahun yang terkenal sangat nakal, dan dia adalah temannya Yujin.
"YA! KUM JUNHYEON! KAU MASUK KE RUANGANKU LAGI KAN SEMALAM!" protes Zhanghao sambil menatap kesal.
Junhyeon yang berada diluar jendela langsung berlari sambil tertawa, anak itu benar-benar nakal.
Zhanghao menghela nafasnya, "kembalikan, aku ingin melihat siapa yang semalam menelpon"
"Itu adalah paman yang mencarimu di depan!" jawab Yujin.
Zhanghao terkejut, "siapa?" tanyanya sambil buru-buru memeriksa Handphone.
Nomor tidak dikenal.
Zhanghao bangkit dari kursi, lalu berjalan keluar bersama Yujin yang mengikutinya dari belakang.
"Paman itu bilang kau punya janji kencan yang harus di tepati!" ucapan Yujin berhasil membuat Zhanghao menghentikan langkahnya.
Hanbin, apa itu kau?
Tidak, tidak mungkin.
Dengan gelisah tangan Zhanghao menekan nomor tidak dikenal itu, lalu berjalan keluar sambil mencari pria yang dimaksud oleh Yujin tadi.
Panggilan teleponnya terhubung tapi pria itu tidak mengangkat, sebenarnya siapa pria itu? Zhanghao sudah berjalan keluar dan mencarinya tapi tidak ada.
Ketika Zhanghao hendak berbalik untuk bertanya pada Yujin, tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
Deg!
Jantung Zhanghao berdegup kencang.
"Ketemu," ucap pria itu dengan suara lembut, "akhirnya aku menemukanmu," sambungnya.
Itu suara Hanbin.
Pelan-pelan Zhanghao menoleh ke samping, dan tangisnya pecah saat matanya menangkap sosok Hanbin, benar-benar Hanbin, Hanbin yang selama ini ia rindukan.
"Hanbinnnnn!!" rengeknya, "aku pasti bermimpi, aku sangat merindukanmu sampai bermimpi kau datang kesini," rengeknya seperti anak kecil.
Hanbin terkekeh, "ini bukan mimpi, aku sungguh ada di hadapanmu"
"Kalau begitu buktikannn!" tangis Zhanghao semakin menjadi, "buktikan kalau kau ini nyata!" lirihnya.
Detik berikutnya Hanbin mendaratkan sebuah ciuman di permukaan bibir Zhanghao, "bagaimana? sekarang kau percaya aku ini nyata?"
Zhanghao terdiam, bibir Hanbin begitu nyata.
"Aku akan menceritakannya nanti, yang terpenting sekarang aku berhasil menemukanmu," Hanbin menarik tubuh Zhanghao ke dalam pelukannya.
Zhanghao kembali menangis, "menyebalkan! kenapa kau tidak menghubungiku lebih awal!"
"Bagaimana aku bisa menghubungimu kalau handphonemu saja tidak aktif?" tanya Hanbin sambil mengelus lembut kepala Zhanghao.
"Yujin, kenapa paman itu mencium Zhanghao?" tanya Junhyeon yang saat ini sedang bersembunyi bersama Yujin di belakang pohon.
"Aku tidak tahu," jawab Yujin.
Disisi lain Matthew yang baru keluar dari penginapan langsung dikejutkan oleh kedatangan Jiwoong dan Ricky, pria manis bermarga Seok itu kembali masuk ke penginapan tanpa mengatakan apapun.
"Tidak mau mengejarnya?" tanya Ricky.
Jiwoong tersenyum, "kali ini dia tidak bisa kabur," ucapnya sambil berlari masuk mengejar Matthew.
-Sampai bertemu lagi di Season 2-
Btw, selain The Mafia season 2, aku bakal upload 1 lagi book Binhao tapi yang ini konfliknya ringan kok :)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA | BINHAO
Fanfiction21+ Seorang detektif menyamar menjadi pelayan di sebuah Mansion besar milik Mafia terkenal yang sangat kejam, ia berani mengambil resiko datang kesana karena ingin menyelidiki kasus pembunuhan Perdana menteri yang melibatkan Pemerintah dan keluarga...